LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN


LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN

Terdapat banyak alasan untuk mempelajari filsafat pendidikan, khususnya apabila ada pertanyaan rasional yang seyogyanya tidak dapat dijawab oleh ilmu atau cabang ilmu-ilmu pendidikan. Pakar dan praktisi pendidikan memandang filsafat yang membahas konsep dan praktik pendidikan secara komprehensif sebagai bagian yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Terlebih lagi, di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang melaju sangat pesat, pendidikan harus diberi inovasi agar tidak ketinggalan perkembangan serta memiliki arah tujuan yang jelas. Di sinilah perlunya konstruksi filosofis yang mampu melandasi teori dan praktek pendidikan untuk mencapai keberhasilan substantif.
Teori dan praktek pendidikan memiliki spektrum yang sangat luas mencakup seluruh pemikiran dan pengalaman tentang tujuan, proses, serta hasil pendidikan. Pendidikan dapat dipelajari secara empirik berdasarkan pengalaman maupun melalui perenungan dengan melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas. Praktek pendidikan memerlukan teori pendidikan, karena teori pendi­dikan akan memberikan manfaat antara lain: (1) Sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai; (2) Mengurangi kesalahan-­kesalahan dalam praktek pendidikan karena dengan memahami teori dapat dipilih mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan; (3) Sebagai tolok ukur untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan pendidikan.
Teori pendidikan yang berisikan konsep-konsep dapat dipelajari dengan menggunakan berbagai pendekatan, antara lain pendekatan filosofi yang akan melahirkan pemahaman tentang filsafat pendidikan. Pendekatan filosofis terhadap pendidikan merupakan suatu pende­katan untuk menelaah dan memecahkan masalah pendidikan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat, karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang terbatas pada pengalaman.
Dalam kegiatan pendidikan akan muncul masalah yang lebih luas, kompleks, dan mendalam serta tidak terbatas oleh pengalaman indrawi maupun fakta-fakta sehingga tidak dapat dijangkau oleh ilmu pendidikan (science of education). Masalah-masalah tersebut antara lain adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup manusia. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan suatu fakta, namun pembahasannya tidak dapat dikaji hanya dengan menggunakan pendekatan sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam melalui filsafat.

MORAL DAN AGAMA REMAJA


MORAL DAN AGAMA REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang
diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar
sesuai dengan harapam social tanpa terus dibimbing,diawasi didororng dan diancam hukuman
seperti yang dialami waktu anak-anak.
Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali
dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu berproduksi. Salzman
mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung
(dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual,
perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah "Perkembangan Moral dan Keagamaan
Remaja" dapat dirumuskan sebagai berikut:
1). Bagaimana perkembangan moral remaja?
2). Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan moral remaja?
3). Bagaimana pula perkembangan keagamaan remaja?
C. Prosedur Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yaitu langkah-langkah yang ditempuh dengan pendekatan Metode
Library Research (kepustakaan) yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
D. Sistematika pembahasan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu pertama pendahuluan meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, proses pemecahan masalah dan sistematika pembahasan itu sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Moral Remaja
Istilah moral berasal dari kata Latin "mos" (Moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
peraturan/niali-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan
untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Nilai-nilai
moral itu, seperti:
1. Seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan,
memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain, dan
2. Larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum-minumanan keras dan berjudi.
Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-
nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya. Sehingga tugas penting yang
harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok daripadanya
dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus
dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak.
Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang berlaku umum dan
merumuskannya ke dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi
perilakunya.
Tidak kalah pentingnya, sekarang remaja harus mengendalikan perilakunya sendiri, yang
sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru. Mitchell telah meringkaskan lima
perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja yaitu:
1). Pandangan moral individu semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang
konkret.
2). Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah.
Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominant.
3). Penilaian moral menjadi semakin kognitif. Ia mendorong remaja lebih berani menganalisis
kode social dan kode pribadi dari pada masa anak-anak dan berani mengambil keputusan
terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya.
4). Penilaian moral menjadi kurang egosentris.
5). Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral
merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis.
Pada masa remaja, laki-laki dan perempuan telah mencapai apa yang oleh Piaget disebut
tahap pelaksanaan formal dalam kemampuan kognitif. Sekarang remaja mampu
mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah dan
mempertanggungjawabkannya berdasarkan suatu hipotesis atau proporsi. Jadi ia dapat
memandang masalahnya dari berbagai sisi dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak
faktor sebagai dasar pertimbangan.

Upaya Sekolah Dalam Mengembangkan Nilai Agama Pada Masa Remaja


Upaya Sekolah Dalam Mengembangkan Nilai Agama Pada Masa Remaja

Pendidikan dimanapun dan kapanpun masih dipercaya orang sebagai media ampuh untuk membentuk kepribadian anak ke arah kedewasaan. Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pendidikan moral dan pembinaan mental. Karenanya keyakinan itu harus dipupuk dan ditanamkan sedari kecil sehingga menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepribadian anak sampai ia dewasa. Melihat dari sini, pendidikan agama di sekolah mendapat beban dan tanggung jawab moral yang tidak sedikit apalagi jika dikaitkan dengan upaya pembinaan mental remaja. Usia remaja ditandai dengan gejolak kejiwaan yang berimbas pada perkembangan mental dan pemikiran, emosi, kesadaran sosial, pertumbuhan moral, sikap dan kecenderungan serta pada akhirnya turut mewarnai sikap keberagamaan yang dianut (pola ibadah).

HUBUNGAN ANTARA MORAL , NILAI, DAN SIKAP


HUBUNGAN ANTARA MORAL , NILAI, DAN SIKAP
                Nilai merupakan tatanan tertentu atau kriteria didalam diri individu yang dijadikan dasar untuk mengevaluasi suatu sistem. Pertimbangan nilai adalah penilaian individu terhadap suatu objek atau sekumpulan objek yang lebih berdasarkan pada sistem nilai tertentu daripada hanya sekedar karakteristik objek tersebut.
Moral merupakan tatanan prilaku yang memuat nilai-nilai tertentu untuk dilakukan individu dalam hubungannya dengan individu, kelompok, atau masyarakat. Moralitas merupakan pencerminan dari nilai-nilai idealitas seseorang (Rogers, 1985). Dalam moralitas terkandung aspek-aspek kognitif, afektif, dan prilaku ( Saffer, 1979).
Adapun sikap merupakan predisposisi tingkah laku atau kecendrungan untuk bertingkah laku yang sebenarnya juga merupakan ekspresi atau manifestasi dari pandangan individu terhadap suatu objek atau sekumpulan objek. Sikap merupakan sistem yang bersifat menetap dari komponen kognisi, afeksi, dan konasi (Krech,1973). Perubahan pengetahuan individu tentang suatu objek atau sekumpulan objek akan menimbulkan perubahan perasaan individu yang bersangkutan mengenai objek atau sekumpulan objek tersebut dan selanjutnya akan memengaruhi kecendrungannya untuk bertindak terhadap objek atau sekumpulan objek tersebut.
  Dengan demkian, dapat ditarik benang merah bahwa nilai merupakan dasar petimbangan bagi individu  untuk melakukan sesuatu, moral merupakan perilaku yang seharusnya dilakukan atau dihindari, sedangkan sikap merupakan predisposisi atau kecendrungan individu untuk merespons terhadap suatu objek atau sekumpulan objek sebagai perwujudan dari sitem nilai dan moral yang ada didalam dirinya. Sistem nilai mengarahkan pada pembentukan nilai-nilai moral tertentu yang selanjutnya akan menentukan sikap individu sehubungan dengan objek nilai dan moral tersebut. Dengan sistem nilai yang dimiliki, individu akan menentukan perilaku mana yang harus dilakukan dan yang harus dihindarkan, ini akan tampak dalam sikap dan perilaku nyata sebagai perwujudan dari sitem nilai dan moral yang mendasarinya.
Bagi Sigmund Freud (Corey, 1989), yang telah menjelaskan melalui teori Psikoanalisinya, antara nilai, moral, dan sikap adalah satu kesatuan dan tidak dibeda-bedakan. Nilai dan moral itu menyatu dalam salah satu struktur kepribadiannya, yang dikenal dengan super ego atau das uber ich yang merupakan sumber moral. Dalam konsep Sigmand Freud, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari tiga, yaitu :

RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM


RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM

            Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya berupa taksonomi tujuan pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hirarki. Tujuan penyajian ke dalam bentuk system klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut Taksonomi Bloom. Bloom dan Krathwohl menggunakan 4 prinsip-prinsip dasar dalam merumuskan taksonomi, antara lain:
  1. Prinsip metodologi
Perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar
  1. Prinsip psikologis
Taksonomi hendaknya konsisten fenomena kejiwaan yang ada sekarang
  1. Prinsip Logis
Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten
  1. Prinsip tujuan
Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai.
Taksonomi Bloom merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri dari B.S Bloom Editor M.D Engelhart, E Frust, W.H. Hill dan D.R Krathwohl, yang kemudian di dukung oleh Ralp W. Tyler. Bloom merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 tingkatan :
  1. Kategori tingkah laku yang masih verbal
  2. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan
  3. Tingkah laku konkrit yang terdiri dari tugas-tugas dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai ujian dan butir-butir soal.
Pada awalnya Bloom mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam level, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (apply), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) dalam satu dimensi, maka Anderson dan Kratwohl merevisinya menjadi dua dimensi, yaitu proses dan isi/jenis.
Pada dimensi proses, terdiri atas mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan berkreasi (create). Sedangkan pada dimensi isinya terdiri atas pengetahuan faktual (factual knowlwdge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge).


Mengenal Lebih Dekat Sosok
Sri Mulyani Indrawati…..
“Saya menang… Selama saya tidak mengkhianati kebenaran; selama saya tidak mengingkari nurani saya; dan selama saya masih bisa menjaga martabat dan harga diri saya, maka di situ saya menang.”
Kita bisa bayangkan seperti apa orang yang memiliki definisi “menang” semacam ini. Kemenangan yang mengandalkan kekuatan dan keutamaan karakter adalah kemenangan dalam menghadapi godaan dan cobaan di dalam dan di luar diri. Orang yang berpegang pada definisi ini bisa diramalkan memiliki karakter yang kuat dan dapat diandalkan untuk mengedepankan etika publik dan etika personal. Dan orang itu adalah Sri Mulyani Indrawati.
Lahir di Bandar Lampung, Lampung, 26 Agustus 1962, Sri Mulyani tumbuh dalam keluarga nasionalis dan berpendidikan tinggi. Sri Mulyani merupakan anak ketujuh di antara 10 bersaudara dari pasangan Prof Satmoko (alm) dan Prof .Dr. Retno Sriningsih Satmoko (almh).
Latar belakang keluarganya punya jejak kuat pada dirinya. Doktor ekonomi lulusan University of lllinois Urbana-Champaign ini menunjukkan kepedulian yang besar terhadap negaranya dan dikenal sebagai orang yang sangat menguasai bidang keahlian yang ditekuninya. Ia punya integritas, cerdas, dan tangkas dalam bekerja.
Sejak paruh kedua dekade 1990-an, Sri Mulyani Indrawati atau akrab dipanggil Mbak Ani disejajarkan dengan para selebriti dunia hiburan, akibat seringnya tampil di panggung-panggung seminar atau dikutip di berbagai media massa.
Setelah Megawati menjadi presiden, dia disebut-sebut cukup dekat dengan Megawati dan sempat menyertai Megawati dalam sejumlah acara. Bahkan sempat diisukan akan ditunjuk menduduki salah satu posisi penting di kabinet. Namun, mendadak sejak Agustus 2001, namanya menghilang dari peredaran di dalam negeri.
Anak binaan kesayangan Prof. Widjojo Nitisastro yang lama memimpin Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi UI ini, sejak tanggal 10 Agustus 2001, sudah hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS). Rencana pindah ke AS sudah lama, dalam rangka kerja sama dengan lembaga bantuan milik Pemerintah AS, USAid dengan program otonomi daerah untuk perkuatan institusi di daerah. Yaitu, memberikan beasiswa S-2 untuk pengajar di universitas di daerah dari Aceh, Kaltim, Sulut, Papua dan Jawa. Programnya di Amerika memang tadinya hanya untuk satu tahun, tetapi diperpanjang dua tahun karena tenaganya masih diperlukan untuk konsultasi pengelolaan program USAid dalam bidang desentralisasi.
Di sana, ibu Dewinta Illinia (13), Adwin Haryo Indrawan (10), dan Luqman Indra Pambudi (6) dari perkawinan dengan Tonny Sumartono ini, banyak memberikan saran dan nasihat mengenai bagaimana mendesain program S-2 untuk perkuatan universitas di daerah maupun program USAid lainnya di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Di samping itu, ia juga mengajar tentang perekonomian Indonesia dan ekonomi makro di Georgia University serta banyak melakukan riset dan menulis buku. Bukunya belum selesai. Topiknya tentang Krisis Ekonomi dan Implikasi pada Pengelolaan Utang Publik.
Seperti halnya di Indonesia, di Amerika ia juga sering mengikuti seminar, tetapi lebih banyak masalah internasional daripada di Indonesia. Sangat banyak yang mengundangnya untuk seminar, seperti dari USINDO, USAid, University of California San Diego, IMF, World Bank Asia Pacific Department, University of Columbia, Negara Belanda, Minister of Planning, dan sebagainya. Topiknya pun bervariasi, dari economic up date, desentralisasi dan otonomi, institutional reform, program IMF, governance dan antikorupsi, masalah konflik di Indonesia dan dunia, dan lain-lain.
Kepribadiannya yang lugas dan cerdas, telah mengantarkannya kepada pergaulan yang sangat luas. Ia disenangi banyak orang di dalam dan luar negeri. Tak heran bila pada awal Oktober 2002 lalu ia terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group), menggantikan Dono Iskandar Djojosubroto. Dia menjadi perempuan pertama dari Indonesia menduduki posisi itu.
Posisi itu mungkin tak asing baginya karena sebagai ekonom selama ini ia banyak berurusan dengan IMF, kebijakan IMF, dan dekat dengan orang-orang IMF. Namun, kesan yang mungkin akan sulit dihindari adalah dengan jabatannya yang baru ini pula tampaknya ia menjadi tak leluasa lagi mengkritik keras kebijakan, baik pemerintah maupun IMF.
Sehubungan dengan jabatannya yang baru, penggemar warna hitam, putih, dan pastel, yang juga menjabat komisaris independen di Unilever Indonesia dan Astra Internasional, ini harus pindah dari kawasan Dunwoody, Atlanta bagian utara, yang menjadi tempat tinggalnya setahun terakhir (2001-2002), ke Washington DC -sekitar 1,5 jam dengan pesawat dari Atlanta. Sebab sejak 1 November 2002, ia berkantor di lantai 13 gedung markas pusat IMF di 19th Street, NW, Washington DC, Maryland, dengan jabatan Executive Director IMF. Baginya, jabatan baru ini adalah tanggung jawab yang harus diemban untuk memenuhi harapan para pemilih dan pendukung, terutama publik.
Ia merupakan perempuan kedua pada posisi itu, setelah seorang perempuan dari Thailand pernah menjabat sebelum Dono Iskandar Djojosubroto. Namun yang jelas, jabatan itu sangat jarang dipegang oleh perempuan. Dari segi usia, ia tergolong paling muda menjabat Executive Director IMF itu. Ia menjabat untuk masa dua tahun.
Ia mengemban tugas mewakili 12 negara anggota SEA Group di IMF. Tugasnya sebagai executive director terkait dengan pengambilan keputusan (to execute). Untuk menentukan berbagai program dan keputusan (action) yang harus diambil IMF. Jadi ia tidak hanya mewakili kepentingan Indonesia. Namun mewakili kepentingan negara-negara anggota di lembaga IMF maupun forum internasional yang relevan. Posisi executive director memberinya kekuasaan penuh untuk bicara dan menyuarakan pemikiran, pertimbangan, maupun keprihatinan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang kebanyakan masih dalam kondisi berkembang dan miskin.
Kompetensinya membawa ia berkiprah dalam posisi-posisi penting di pemerintahan Indonesia dan lembaga internasional. Sebelum menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia, ia menjabat Menteri Keuangan RI ini sejak 1 Juni 2010. Ia juga pernah menjabat Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu dan sebelumnya lagi ia menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Di luar sepak-terjangnya dalam birokrasi, Sri Mulyani bekerja sebagai dosen di Fakultas Ekonomi UI dan dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi yang handal di Indonesia. Ia menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI). Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Jabatan-jabatan itu mengindikasi kompetensinya baik sebagai ekonom maupun sebagai orang dengan kepemimpinan yang kuat.
Ia primadona, cerdas, jelita dan populer. Analisisnya kritis, lugas dan jernih. Kiprahnya sudah teruji di birokrasi dan lembaga internasional. Kurang dari empat tahun, tiga jabatan menteri disandangnya. Dia perempuan dan pemimpin muda berpotensi jadi presiden.
Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura memilih Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006. Ia juga masuk juga dalam daftar wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.
16uKvX2eVG.jpgKekuatan dan keutamaan karakter tampaknya menjadi andalan Sri Mulyani. Dalam psikologi positif, kajian yang memusatkan pada ikhtiar manusia mencapai kebahagiaan, kekuatan dan keutamaan karakter merupakan daya yang menggerakkan orang untuk berbahagia sekaligus memberi kontribusi yang baik kepada masyarakatnya. Sepak-terjang Sri Mulyani membuktikan itu. Dengan kekuatan dan keutamaan karakter, kemenangan seperti yang didefinisikannya adalah buah yang niscaya.
Dalam rangka menikmati hidup berguna dan bahagia ini pula, ia getol pula mempelajari psikologi. Ia mengaku sudah sangat lama tertarik pada psikologi. Bahkan dulu ingin masuk fakultas psikologi daripada fakultas ekonomi, karena senang mempelajari tingkah laku dan sifat manusia. Ia senang psikologi karena bisa memahami secara lebih baik sifat dan karakternya sendiri maupun anak-anaknya. Menurutnya, sangat menyenangkan mempelajari bagaimana mereka berkembang dan berubah seiring dengan usia. Sangat menakjubkan. Sementara, menurutnya, ekonomi banyak bicara tentang tingkah laku pelaku ekonomi, seperti konsumen dan produsen, bahkan juga pemerintah.
p4ae94a7622cb5_demo-menkeu02.jpgSri Mulyani semakin hangat dibicarakan dan bahkan sempat menjadi tranding topics di jejaring social Twitter lantaran pengunduran dirinya yang juga telah disetujui oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan alasan akan menjabat sebagai managing director di World Bank alias Bank Dunia di Washington DC Amerika Serikat sementara pada saat yang bersamaan kasus hukum yang membelit beliau belum selesai terkait dengan kasus Bank Century.
Pengunduran diri Sri Mulyani ini juga banyak disesalkan oleh para pengusaha karena beliau adalah orang yang pro industri dan berjasa melepaskan Indonesia dari belenggu krisis ekonomi pada tahun 2008 lalu.
Menurut SBY, Sri Mulyani telah bekerja keras untuk mengembangkan kebijakan fiskal yang tepat, juga dengan gigih melakukan reformasi di bidang keuangan untuk mendisiplinkan penggunaan anggaran termasuk akuntabilitas atau pertanggungjawaban keuangan yang diterima dari APBN, melakukan reformasi di bidang perpajakan dan bea cukai yang perolehan negara yang tahun demi tahun, akibat reformasi itu telah meningkat secara signifikan
menkeu_atas_audit_bank_century__sri_mulyani.jpgDisamping itu, Sri Mulyani juga menjadi ujung tombak dalam diplomasi dalam tingkat internasional, utamanya di G20 dan di sejumlah forum penting lainnya. Begitu juga saat Indonesia mengalami krisis tahun 2008-2009, krisis dunia yang juga berdampak ke Indonesia, Sri Mulyani dan jajaran pemerintah bekerja keras untuk menyelamatkan perekonomian negara ini dari dampak krisis perekonomian global itu.
Tentu kepindahan Sri Mulyani ke Bank Dunia membuat kita kehilangan sosok yang pernah membawa negeri ini menuju perubahan yang lebih baik khususnya dalam bidang perekonomian namun di sisi lain, jabatan di lembaga elit internasional sekelas bank Dunia ini juga akan membawa nama harum bagi Indonesia serta mampu menjembatani hubungan baik Indonesia dengan Amerika Serikat.
Tentang filosofi hidup, ia mengatakan hidup hanya sementara. Maka kalau bisa ia hanya ingin melakukan yang terbaik dan memberikan yang terbaik kepada bangsa, negara, agama dan keluarga. Serta ingin menikmati hidup bahagia, damai dengan diri sendiri dan sekitarnya.
sri-gering.jpgSri Mulyani Indrawati, sosoknya benar-benar mewakili gambaran Kartini masa kini, cerdas, pintar dan sukses. Karirnya yang terus menanjak kerap dijadikan cermin bagi perempuan lainnya. Menurut Sri Mulyani itu tidak lain karena menjalankan peran sebagai ibu dan wanita karir dengan sepenuh hati. Kesuksesan wanita Indonesia yang satu ini memang harus diacungi jempol dan bisa mewakili cita-cita Kartini.
Sri Mulyani sendiri merasa saat ini secara umum wanita sudah mendapat kesempatan luas tidak dibedakan dari laki-laki. Sukses di karir diimbangi dengan membina keluarga harmonis. Sri Mulyani tetap memberi perhatian luar biasa bagi keluarga. Menurut Sri Mulyani agar emansipasi seperti yang diimpikan Kartini benar-benar tercapai perempuan Indonesia harus menjalani pilihannya sebagai ibu dan wanita karir dengan sepenuh hati.


Sri Mulyani Indrawati

Pendidikan:
1981 – 1986 Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia Sarjana Ekonomi
1988 – 1990 University of lllinois Urbana Champaign, U.S.A Master of Science of Policy Economics
1990 – 1992 University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A Ph. D of Economics

Spesialisasi Penelitian:
         Ekonomi Makro
         Ekonomi Keuangan Negara/Publk
         Ekonomi Moneter dan Perbankan
         Ekonomi Tenaga Kerja
Jabatan Utama:
ü  Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu
ü  Executive Director IMF mewakili 12 negara  Asia Tenggara (2002-2004).
ü  Konsultan USAid di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (2001-2002)
ü  Dewan Ekonomi Nasional (1999-2001)

Pengalaman Kerja
         Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI), Juni 1998 – Sekarang
         Nara Sumber Sub Tim Perubahan UU Perbankan, Tim Reformasi Hukum – Departemen Kehakiman RI, Agustus 1998 s/d Maret 1999.
         Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 1999 – 2000, Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri Kehakiman Republik Indonesia, 15 Mei 1999 – Sekarang
         Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI, Juni 1998 s/d sekarang.
         Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI XXXI, Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kebudayaan dan Kemanusiaan, terhitung 1 April 1999 - Sekarang
         Redaktur Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan Indonesia, Agustus 1998 – Sekarang
         Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaya NRP. 95507 Program Doktor (S3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institute Pertanian Bogor, Juni 1998
         Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan, PP Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), 1996 – 2000
         Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI, 1996-Maret 1999
         Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI, Mei 1995 – Juni 1998
         Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI, 1993 – Mei 1995
         Research Associate, LPEM FEUI, 1992 – Sekarang
         Pengajar Program S1 & Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia, 1986 – Sekarang
         Anggota Kelompok Kerja – GATS Departemen Keuangan, RI 1995
         Anggota Kelompak Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan – BKKBN, 1995
         Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan, BKKBN, Mei – Desember 1995
         Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS, 1994 – 1995
         Asisten Profesor, University of lllinois at Urbana, Champaign, USA, 1990 – 1992
         Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia, 1985 – 1986

Kegiatan Penelitian
         Research Demand for Housing, World Bank Project, 1986
         Kompetisi Perbankan di Jakarta/Indonesia, BNI 1946, 1987
         Study on Effects on Long-term Overseas Training on Indonesia Participant Trainees. OTO Bappenas – LPEM FEUI, 1998
         Penyusunan Study Dampak Ekonomi Sosial Kehutanan Indonesia . Departemen Kehutanan – LPEM FEUI, 1992
         Survei Pemasaran Pelumas Otomotif Indonesia. Pertamina – LPEM FEUI, 1993
         The Prospect of Automotive Market and Factors Affecting Consumer Behavior on Purchasing Car. PT. Toyota Astra – LPEM FEUI, 1994
         Inflasi di Indonesia : Fenomena Sisi Penawaran atau Permintaan atau keduanya. Kantor Menko Ekuwasbang – Bulog – LPEM FEUI, 1994
         Restrukturisasi Anggaran Daerah. Departemen Dalam Negeri – LPEM FEUI, 1995
         The Evaluation of Degree and non degree training – OTO Bappenas, 1995
         Fiscal Reform in Indonesia : History and Perspective, 1995
         Potensi Tabungan Pelajar DKI Jakarta. Bank Indonesia – LPEM FEUI, 1995
         Studi Rencana Kerja untuk Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional, Departemen Pariwisata, Pos & Telekomunikasi – LPEM FEUI, 1996
         Interregional Input-Output (JICA Stage III), 1996
         Studi Kesiapan Industri Dalam Negeri Memasuki Era Perdagangan Bebas, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, LPEM FEUI, 1997
         Penyusunan Rancangan Repelita VII. Departemen Perindustrian dan Perdagangan , 1997
         Indonesia Economic Outlook 1998/1999. Indonesia Forum 1998
         Country Economic Review for Indonesia. Asian Development Bank, 1999

Publikasi :
Ø  Teori Moneter, Lembaga Penerbitan UI, 1986
Ø  Measuring the Labour Supply effect of Income Taxation Using a Life Cycle Labour Supply Model : A Case of Indonesia (Disertasi), 1992
Ø  "Prospek dan Masalah Ekspor Indonesia", Suara Pembaharuan, April 1993
Ø  The Cohort Approach of a life Cycle Labour Supply, EKI, Desember 1993
Ø  "Tantangan Ekspor non Migas Indonesia ", DPE 1994
Ø  "Perkembangan Ekonomi Sumber Daya Manusia – Proceding " Seminar LP3Y – Jogya, Dalam Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan, 1995
Ø  "Dilema Hutang Luar Negeri dan PMA", Warta Ekonomi 26, 1995
Ø  "Ability to Pay minimum wage and Workers Condition in Indonesia", Seminar World Bank Seminar, April 1995.
Ø  Workers in an integrating World, Discuss Panel World Development Report, 1995
Ø  Mungkinkah Ekonomi Rakyat ? Diskusi Series Bali – Post – Ekonomi Rakyat, 25 November 1995
Ø  "Tumbuh Tinggi dengan Uang Ketat", Warta Ekonomi , 5 Februari 1996
Ø  Inpres 2/1996 dan Pembangunan Industri Nasional, Dialog Pembangunan CIDES, 28 Maret 1996"Kijang Tetap Jadi Pilihan", Jawa Pos, 29 Maret 1996
Ø  Consistent Macroeconomic Development and its Limitation (Sri Mulyani dan Ari Kuncoro), Indonesia Economy Toward The Twenty First Century – IDE 1996
Ø  "Pemerintah Versus Pasar", memperingati 70 Tahun, Prof. Widjojo Nitrisastro, Mei 1997
Ø  "Liberalisasi Challenges", Seminar ASEAN/ISI-Keijai Koho Center, Tokyo, 8 Juli 1997
Ø  "Economic Profile and Performance of ASEAN Countries" Konfrensi Federation of ASEAN Economic Association, Denpasar – Bali, 24-25 Oktober 1997
Ø  "Analisa Krisis Nilai Tukar dan Prospek Perekonomian Indonesia ke Depan", Seminar KBRI Singapura, 4 Desember 1997
Ø  "Small Industry Profiles and Policies", Two Day Seminar USAID-LPEM, Aryaduta Hotel, 17-18 Desember 1997
Ø  "Kesehatan Bank dan Lingkungan Makro Ekonomi", Dialog Bank Umum Nasional, 16 Januari 1998
Ø  "Evaluasi Ekonomi 1997 dan Tantangan Ekonomi 1998", Seminar LIPI, 20 Januari 1998
Ø  "Revisi RAPBN", Gatra, 24 Januari 1998
Ø  "Krisis Ekonomi Indonesia dan Langkah Reformasi", Orasi Ilmiah Universitas Indonesia, Balairung UI, 7 February 1998.
Ø  "APBN 1998/1999 dimasa Resesi dan Dimensi Revisi RAPBN 1998/1999", Diskusi HUT FKP DPR RI, 12 Februari 1998
Ø  Forget CBS, Get Serious About Reform, Indonesia Business, April 1998
Diberdayakan oleh Blogger.