Oh..Begini Proses Pembuatan Benang dari Serat Viscose

Jalan-jalan ke Asia Pacific Rayon

Pernahkah kamu terpikir bagaimana caranya pembuatan baju yang kita kenakan sehari-hari? Dari bahan baju yang dijual ditoko tekstil? Lalu, dari mana asalnya kain bahan baju? Dari benang? Lalu dari manakah benang berasal?

Nah, ada banyak jawaban untuk asal-usul benang tergantung dari bahan apa pembuatnya. Bahan benang akan mempengaruhi hasil akhir lembaran kain yang diproduksi. Salah satu bahan tekstil yang saat ini sedang populer adalah serat viscose atau rayon.

Saat ini Royal Golden Eagle (RGE) melakukan pengembangan bisnisnya berupa pengolahan serat kayu rayon atau yang dikenal sebagai viscose untuk berbagai produk komersial melalui unit bisnisnya yaitu Asia Pacific Rayon (APR). Nantinya APR akan membangun pabrik pengolahan viscose menjadi bahan tekstil dan bukan tak mungkin akan merambah dunia fashion yang lebih ramah lingkungan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa rayon viskosa terbuat dari 100% selulosa kayu yang terdiri dari polimer berbasis tumbuhan alami sehingga dapat terurai secara alami ke dalam tanah. Rayon viskosa adalah alternatif alami untuk bahan baju lain yang terbuat dari akrilik, poliester, nilon dan kain sintetis berbasis minyak bumi lainnya.

Pulp selulosa dihasilkan dari pengolahan kayu pohon akasia dan eucalyptus di perkebunan APR yang dikelola secara berkelanjutan. Perkebunan pohon akasia dan eucalyptus tumbuh cepat dengan rata-rata masa panen 5 tahun, menjadikan produksi serat viskosa di APR meningkat sesuai kebutuhan pasar, diantaranya pengganti kapas pengisi bantal dan boneka, pembalut, bahkan sebagai bahan dasar pembuatan benang dan kain.


Rasa penasaran kami seakan sirna sudah ketika kami melihat lebih dekat bagaimana proses pembuatan benang dan kain dari bahan serat viscose yang sebenarnya. Kami di ajak berkunjung ke gedung Asia Pacific Rayon yang terdiri dari laboratorium, controlling area, dan pabrik produksi viscose.



Area laboratorium dan handtest fiber room berada di ruangan ini. Peneliti dan staf APR melakukan pengamatan dan membuat laporan rutin bagaimana kualitas serat kayu yang dihasilkan sehingga memiliki kualitas yang sesuai dengan standar.



Kami pun diajak melihat area controlling room. Yang pertama kali terpikir ketika melihat ruangan ini adalah, “ Wah, berasa lagi syuting film mata-mata,cuyy..” (soalnya banyak komputer-komputer terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi rumit di layar). Benar ternyata…. Fungsinya adalah sebagai mata-mata alias untuk mengawasi jalannya produksi viscose di pabrik mulai dari tahap pembuatan pulp, pemutihan, sampai dengan pengeringan. Wah, ternyata pengaturan operasi mesin dan controlling dilakukan dengan komputerisasi sehingga dapat dipantau dengan mudah 24 jam melalui ruangan ini.



Tak sampai disitu, kami pun diajak lebih dekat lagi dengan kunjungan kedalam area produksi dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) berupa helm, masker, dan sepatu khusus. Sebenernya di lingkungan produksi, tidak boleh sembarangan orang yang masuk selain karyawan. Hal ini dikarenakan untuk mencegah terjadinya tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun oranglain. Untuk itulah, suatu kebanggaan tersendiri kami bisa mendapatkan kesempatan berharga masuk ke area pabrik rayon terbesar di Provinsi Riau ini.

Kami pun melihat lebih dekat pilot project pengolahan serat viscose menjadi benang dan lembaran kain. Ini adalah momen yang paling menarik karena paling bikin penasaran gimana caranya bikin benang, hehehehehe. Ternyata panjang banget prosesnyaaaaaa guys! Melalui pilot project ini, APR  akan melakukan pengembangan produksi viscose kearah industry tekstil dan sustainable fashion kedepannya.



Untuk melihat lebih detil nya lagi, kalian bisa lihat video singkat kunjungan ke Asia Pacific Rayon berikut ini!

Oh,, Begini Proses Pembuatan Benang dari Serat Viscose

Sekian perjalanan kami di hari ini. Kesimpulannya, kita perlu mulai menyadari pentingnya peduli terhadap isu-isu lingkungan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Setidaknya kita bisa mulai dari hal-hal kecil seperti mengurangi penggunaan plastic dan bahan-bahan sintetis yang tidak ramah lingkungan. Mulailah lebih peduli dengan material apa saja yang kita pakai termasuk pakaian kita sehari-hari. Jika ada pilihan lebih ramah lingkungan namun tetap nyaman dan kece saat dipakai, lalu kenapa harus memilih bahan sintetis yang mungkin bisa menimbulkan alergi di kulit kita?



Satu lagi, sebagai masyarakat Riau, kita patut berbangga dengan hadirnya perusahaan serat viscose terbesar yakni Asia Pacific Rayon di Pangkalan Kerinci yang tidak hanya menghasilkan produk ramah lingkungan, membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan kesejahteran masyarakat sekitar namun juga mengedepankan prinsip-prinsip keseimbangan alam dan pelestarian lingkungan.

Salam hangat,
Vivien Anjadi Suwito

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.