Yang ku Kagumi, Yang ku sesali



“Haaaa??? Lomba Sulap?? Wah keren tuh!!! “ kataku pada anak-anak Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau angkatan 2011 yang menjadi Panitia Pelaksana untuk acara “KIMIA FANTASI 3” yang merupakan salah satu program kerja dari Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia (Himaprostpek). Selain sulap, diacara tersebut juga ada festival band, lomba karikatur, lomba stand up comedy, lomba baca puisi, cabaret, rangking 1,  dan perkusi. Acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 22-23 Maret 2013 yang lalu bertempat di Lapangan UP2B Universitas Riau. Kebetulan aku (Vivien Anjadi Suwito) dan teman gokilku Indri Meidina yang berkesempatan menjadi MC non formal yang memandu berlangsung-nya acara perlombaan  tersebut.

Tak perlu aku menceritakan bagaimana berlangsungnya semua perlombaan, tapi yang ingin aku ceritakan adalah tentang lomba sulap yang membuat aku dan Indri berkenalan dengan beberapa teman dari Asosiasi Pesulap Pekabaru. Beberapa nama yang aku ingat sebagai peserta sulap waktu itu adalah Hardy, Tedy, Iim, Baihaqi, Hari, Naldi, Dimas, Ibnu, dan Ridho. Sedangkan yang sebagai dewan juri-nya adalah bg Devan dan Ari Syuhada. Mereka menampilkan atraksi permainan sulap yang bertemakan tentang kimia. Dari acara tersebut, aku menjadi akrab dengan beberapa diantara mereka.  Dalam hati ini sebenarnya aku mengagumi salah satu dari mereka. Namun aku pikir ini hanya sebuah kekaguman sesaat belaka. 

Singkat cerita, suatu malam minggu yang lalu, tepatnya tanggal 30 Maret 2013 pukul 09.00, Tedy dan Iim mengajak aku untuk ikut gabung bersama rekan-rekan pesulap untuk tampil nge-street di Tugu Silais Pekanbaru. Itu adalah pertama kalinya aku dibonceng melewati jalan Arifin Ahmad dengan kecepatan 70 km/jam bahkan nyaris 80 km/jam. Masalahnya jalanan saat itu sedang ramai karena malam minggu. Aku benar-benar serasa di Dufan dan sedang naik roller coaster yang meliuk dan melaju kencang... ahh…. Kapok rasanya…
 Tibalah kami bertiga di Tugu Silais. Tugu berbentuk ikan silais yang dikelilingi air mancur dan taman kecil disekeliling-nya. Tugu ini terletak ditengah jalan raya Sudirman, berdampingan dengan kantor Walikota Pekanbaru, dekat dengan Hotel Premiere dan berhubungan langsung  dengan Jembatan layang (flyover) yang semakin menambah semarak suasana dimalam hari. Di tugu ini, banyak masyarakat terutama muda -mudi yang menghabiskan waktu sehabis pulang kerja, atau sekedar berkumpul bersama teman-teman dan bahkan memadu kasih bersama pasangan mereka masing-masing.
Disana telah berkumpul teman-teman pesulap dan pengamen yang akan memulai atraksi disana. Ku lihat animo masyarakat yang baik disana. Mereka berhasil menarik perhatian warga yang duduk-duduk disana untuk menyaksikan sang pengamen bernyanyi dan sang pesulap beratraksi. Aku duduk dipinggir air mancur dan menikmati setiap hembusan angin di tugu itu.
Ku lihat seorang cowok yang juga pesulap diantara pesulap-pesulap lainnya. Sebut saja namanya Putra.  Seorang cowok dengan tinggi kira-kira 176 cm, putih, wajah imut menurut aku sih. Dia pandai membaca pikiran orang, menebak dan memprediksikan sesuatu… hahaha… masih teringat jelas dibenakku saat dia sempat berlutut di hadapanku sambil menggerakkan tangannya kearah mukaku, aku kebingungan dan bekata dalam hati,
“Ngapain lagi nih orang??
Dia menatapku kemudian berpikir, lalu berkata,
“2A044881…..Itu pin BB nya kan mbak?” katanya sambil tersenyum.
Aku bengong. Yah….terdiam seribu bahasa… Hmm terlepas bagaimana dia tahu pin BB aku, yang jelas mau tidak mau aku mengakui kelebihannya dalam membaca pikiran orang.
Kalau aku boleh jujur, sebenarnya aku sudah tertarik sama Putra sejak awal keterlibatannya di acara Kimia Fantasi itu. Namun ketika itu, aku mengubur semua harapanku karena aku pikir kami tidak kan pernah bertemu lagi. Aku tak pernah menyangka akan terus menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan beberapa pesulap lainnya. Dan jikalau aku boleh jujur lagi, aku bukanlah tipe orang yang berani membahas masalah perasaan langsung dengan orang yang aku suka. Aku lebih senang menceritakan apa yang aku rasakan melalui tulisan, baik tulisan tangan maupun di social media seperti facebook, twitter, dan blog.
Malam setelah nge-street di Tugu Silais itu, sekitar jam 1-an, sebuah pesan singkat masuk ke handphone-ku.
“Nomor axis, pasti salah satu anak pesulap nih.” Pikirku
Maklum, dari beberapa pesulap yang aku kenal, nyaris 90% menggunakan kartu axis.
“Murahh bebb….” Begitulah kata salah seorang pesulap ketika ku Tanya mengapa pada banyak yang make kartu dari provider axis. (kok jadi ngomongin masalah kartu sih).
Ternyata si pemilik nomor adalah Putra. Bukan main senangnya hati aku mendapat sms dari dia. Sudah lama aku tak merasakan perasaan seperti ini. Kebetulan juga saat itu aku belum bisa tidur. Alhasil mataku menjadi lebih segar kembali. Kami sms-an hampir jam 3. Kemudian berlanjut lagi siang-nya, berlanjut lagi sore, dan berlanjut hingga malam.
Jam menunjukkan pukul 21.25 wib, Putra mengajak aku untuk keluar jalan-jalan sambil mendengarkan apa yang mungkin ingin aku ceritakan. Sementara itu, aku ragu apakah aku pergi atau tidak. Keluar jam 09.30  malam rasanya agak gimana gitu… namun aku setuju untuk keluar sama dia, dan jujur aku sangat senang sekali bisa jalan bareng Putra….
Sepanjang perjalanan mengelilingi jalanan kota Pekanbaru, aku rasanya ingin amnesia saja. Awalnya dia bercerita tentang pesulap, trik, profesionalitas pesulap, dll. Sampai akhirnya pembicaraan kami mengarah pada prediksi tentang kehidupan, karier, percintaan lah, dll. Dari semua yang iya katakan, nyaris 99% persis sama dengan apa yang memang aku rasakan. Sejujurnya aku benar-benar merasa seperti “ditelanjangi” oleh kemampuannya membaca pikiranku. Aku seperti buku yang dengan mudah dibaca dan diprediksi. Apa yang aku rasakan, apa yang ingin aku katakan, dan apa yang aku lakukan bisa dibacanya. Aku tak mengerti. Putra adalah tipe orang yang benar-benar beda dari orang-orang yang sebelumnya aku kenal.
Tak bermaksud meninggi, tapi dari semua cowok yang pernah dekat atau berusaha mendekati aku, biasanya aku lah yang mendominasi pembicaraan dan mampu membuat mereka tertarik kepadaku. Namun kali ini???? Aku speechless!!! Aku gak bisa ngomong!!! Aku salah tingkah didekatnya!! Dia membuat aku sangat tertarik sama dia. Semuanya berbanding terbalik. Setiap ucapannya, tatapan matanya (walaupun lewat spion), senyumannya, aaaaaaaaaahhhhhhh…. Gilaaaa niiiii orang!!!!
Aku bahkan ingin amnesia sehari saja rasanya agar aku tak mengingat kejadian malam itu saking malu-nya dan merasa seperti orang bodoh…. Aku merasa baru pertama kali ini aku mengenal tipe orang seperti dia. Malam itu Putra bilang kalo kejadian malam ini, belum tentu sama dengan yang akan terjadi besok, atau kapanpun aku bertemu dia lagi. Jujur aku merasa takut sikapnya akan berubah.
Oh ya, inti dari pembicaraan panjang malam itu sebenarnya adalah dia ingin agar aku mau menceritakan apa yang sedang aku rasakan. Lebih tepatnya “sedikit memaksa” aku untuk mengatakan bahwa aku sedang mengagumi seseorang. Aku tahu dia sudah membaca pikiran ku. Aku tahu dia sudah tahu bahwa yang aku kagumi adalah dia. Namun dia sepertinya ingin itu semua keluar langsung dari bibir aku. Dan aku sangat sulit untuk mengatakannya. Entahlah, kenapa jika berbicara masalah hati, aku cenderung tertutup. Aku lebih senang menyampaikannya melalui tulisan, dan hanya orang-orang tertentu yang mampu membuat aku mau menceritakan tentang perasaan ku. Termasuk Putra.
Tapi sepertinya semua ceritaku tentang Putra akan ku kubur dalam-dalam dan menganggap semua ini tak lebih dari hubungan pertemanan biasa yang sama dengan yang lainnya. Semua itu kulakukan karena Putra sebenarnya telah memiliki seorang kekasih. Mungkin ada benarnya jika pacaran tak seharusnya membatasi pergaulan dan bertemu dengan orang-orang baru. Namun kini aku mencoba memahami posisi aku yang besar kemungkinan dapat menyakiti hati wanita lain…
Hahahahahahahaha……. Dari tadi aku ngomong apaan yaahh???
Udah ahh…. Hanya sebuah cerita… toh orang yang aku ceritakan belum tentu membaca tulisan ini….
Pekanbaru, 1 April 2013
Vivien Anjadi Suwito

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.