Kalo ada kompetisi cewek paling
beruntung didunia, mungkin aku adalah salah satu kandidat yang beruntung itu. Bagaimana
tidak, aku sangat bersyukur sekali dilahirkan dari keluarga yang penuh kasih
sayang, dikelilingi sahabat-sahabat yang pengertian dan orang-orang luar biasa.
Hari ini, tanggal 22 Februari
2015, menurutku adalah hari yang biasa bagiku. Tidak ada sesuatu yang special.
Maksudnya tidak ada peringatan apa-apa seingatku. Yah biasa-biasa saja. Tapi
aku bertemu anak-anak komunitas yang asik-asik. Hari Minggu ini, agenda ku
adalah :
1. Pagi : Car Free Day
bersama HiLo Green Community
2. Siang : MC Mall Ciputra
sampe malam.
Sungguh hari yang sangat melelahkan. Siang itu aku MC acara imlek
sampai pukul 10 malam. Benar-benar lelah. Aku segera berganti pakaian sebelum
pulang. Handphone ku berdering-dering karena panggilan dari Raja. Bbm pun
menerima banyak PING!!! Berkali-kali. Hatiku mulai kesal. Aku turun dari lantai
3 Mall Ciputra dengan tergesa-gesa. Ku cari kesana-kemari, tapi gak ketemu.
Ternyata Raja sudah menunggu di pintu masuk mall dengan wajah yang cemberut dan
masam.
“Maaf yah, lama…” kataku dengan senyum.
“Kok lama banget sih? Ngapain aja” Tanya nya ketus.
“Aku ganti baju dulu tadi diatas.” Jawabku
“kan bisa ganti baju nya di toilet bawah”
“Yak an bajunya semua dititip dilantai 3, belum mesti tandatangan
kontraknya dengan mall” jawabku.
“Iya kan biasanya gak ama kayak gini!” jawabnya degan nada kesal.
“Lho kok kamu jadi marah-marah gini” tanyaku dengan nada tinggi,
sampai-sampai orang di parkiran memperhatikan kami.
“Siapa yang marah? Ayah kan nanya?”
“Iya kenapa kamu nanyanya kayak marah gitu? Aku nih capek yaah!
Kamu yang mau jemput aku, yaudah, jemput aja gak usah pake nanya-nanya marah
kayak gitu” jawabku kesal.
“Iya ayah tadi mangggil bunda, tapi bunda gak denger. Kan ayah gak
tau kalo bunda ganti baju diatas.”
“Iya gak perlu marah2 gitu juga lah”kataku
“Lho siapa yang marah?” jawabnya
Sepanjang perjalanan pulang, aku hanya diam, hatiku panas, kesal,
marah, kecewa, bercampur aduk jadi satu. Aku benar-benar lelah sekali, dan aku
berharap pulang dijemput dengan senyuman yang paling tidak bisa mengurangi
kelelahan ini, bukan dengan muka masam dan pertanyaan yang mengesalkan.
Aku bahkan membatalkan rencana makan malam hanya gara-gara masih
terbawa suasana emosi yang gak jelas itu.
“Bunda , ayah minta maaf ya…”katanya.
“Yaudah, gimana lagi, udah kejadian kok..”jawabku ketus.
“Bunda udah makan” tanyanya
“Belum, udah hilang lapernya..”
“Kok gitu bundanya? Pasti karena kesal tadi ya”
“Lho, gimana dong? Emang lapernya udah hilang. Bunda capek, pengen
pulang ke rumah aja…” jawab ku ketus.
Lagi-lagi sepanjang perjalanan kami hanya terdiam. Aku malas
bicara, dan mungkin Raja juga gak mau bikin masalah baru.
Sesampainya di depan rumah , kami masih bertengkar.
“Aku besok mau ke dinas, yang penting motornya, aku mau pake!”
kataku ketus.
“Yaudah, motor nya kamu bawa masuk aja! Aku jalan kaki aja
ke halte bus di depan!”katanya sembari mau turun.
“Kamu nih apaan sih! Udahlah bawa aja motornya. Besok baru antar
kesini!!”kataku mulai meninggi
“Gak apa-apa… pandailah ayah jalan keluar!!” jawabnya
“Udahlah, pakai aja motor tu!!” kataku sembari ingin menutup
pintu.
Ku lihat ada Dini, Ema, dan Kartika di dalam rumah yang terlihat
tidak enak melihat pertengkaran kami.
Aku masih bertengkar dan bersikukuh agar Raja segera pulang,
karena emosi yang tingkat tinggi sudah sampai ke ubun-ubun.
Tiba-tiba, lampu ruangan mati. Dini dan Kartika datang dengan
membawa sebuah cupcake dengan lilin angka 4 yang menyala. Sementara Kartika
membawa bunga mawar putih dan sebuah kado. Mereka kemudian berjoget-joget gak
jelas. Sementara Ema masih dengan santai nya makan ayam penyet.
Aku bingung….. akuu amnesiaaaaa… apaaaa ini???
Hahahaha..
Kulihat, Raja dengan tertawa sumringah mendekati seraya berkata
“Happy Anniversary, sayang..”
Tiba-tiba rasanya semua seperti kebas.
Dari yang tiba-tiba marah tingkat tinggi, tiba-tiba dapat kejutan
manis seperti itu. Untuk beberapa saat aku terdiam.
Ibarat tangan didalam air panas, lalu kepanasan, trus dicelupkan
ke dalam air dingin, dan kedinginan. (apaan sih??!!)
Aku terdiam. Kejutan yang sangaaaaaatttt manis dan klimaks!
Bener-bener gak menyangka bakal dapat kejutan itu. Gak kebayang yang sepanjang
perjalanan dengan perasaan kesal dan bête, terus berubah jadi perasaan lucu dan
geli.
Kami tiup lilin angka 4 itu disebuah cupcake mungil. Aku paling
senang dikasih bunga hidup dan dia membawa mawar putih. Ku buka kado nya,
ternyata rok putih bermotif polkadot hati warna merah. Akhhh…..tau aja kalo
lagi seneng sama rok, soalnya tuntutan kerja juga sih. Hehehehehe..
Makasih ya Raja Ferza Fakhlevi atas kejutan manis nya. Maaf udah
marah-marah gak jelas. Terima kasih sudah menjadi bagian dari cerita selama 4
tahun ini. Terima kasih sudah membantu aku meniti anak tangga demi tangga
menuju apa yang selama ini aku impikan. Dan kita sama-sama mendukung satu sama
lain untuk mewujudkan impian kita. Rumah impian itu sudah di depan mata, dan
jika Tuhan mengizinkan, semoga kamu adalah imam yang telah digariskan oleh-Nya
untukku.
Vivien Anjadi Suwito
Untuk Raja Ferza Fakhlevi
25-02-2015
0 komentar:
Posting Komentar