Ditawarin Jadi Calon Legislatif (Caleg) Tingkat Provinsi??? Oh My God!!!!


Hari ini aku mendapat telepon yang cukup mengejutkan…. Hmm…sebuah nomor tak dikenal muncul di layar Handphone ku. Ku angkat.
“Hallo..”
“Hallo…ini Vivien?”Tanya suara diseberang sana.
“Iya ini siapa?” tanyaku balik.
“Ini bg Yul, Vien.. masih ingat?”
“Bg Yul mana ya? Hehehehe…”
“Bg Yul yang kita ke Jakarta kemarin untuk pelatihan Ski Air PON tuw…”
“Oooo… iyaaaa bg… ingat… bg gimana kabarnya?”
“Alhamdulillah baik. Vien gimana kabarnya?”
“Alhamdlillah baik bg… apa cerita nih bg?”
“Vien sibuk apa sekarang nih?” tanyanya.
“Sibuk kuliah aja bg… bg sibuk apa?”
“Nah, inilah dia yang mau abg tawari ke vien. Vien mau gak jadi caleg dari partai ******** ?”
Serasa disambar geledek…. Haaaaa?????? Jadi caleg??? Yang bener nihh??? Masih seumur jagung *eh masih biji jagung dalam dunia perpolitikan udah disuruh jadi caleg.
Sebenernya percakapan ini masih panjang, namun aku potong aja yaaa….

Sebenarnya tahun akhir-akhir ini aku memang tertarik mengamati dunia perpolitikan Indonesia. Entah itu ditingkat Provinsi maupun ditingkat pusat. Entah karena memang tertarik atau memang lagi booming dengan semakin dekatnya pemilihan Gubernur Riau 2013 dan Pemilihan untuk tingkat pusat di tahun 2014. Hampir setiap hari yang menjadi tontonan ku adalah TvOne atau MetroTv. Melihat perkembangan kasus korupsi bahkan hingga kasus narkoba yang menyeret banyak nama politikus dengan jabatan penting seolah mengisyaratkan bahwa dunia perpolitikan Indonesia menjelang Pemilu ini memang terkesan agak sedikit menyeramkan.
Banyaknya kepentingan-kepentingan elite politik yang bermain, sehingga sedikit demi sedikit mulai banyak serangan-serangan yang diluncurkan untuk mempengaruhi elektabilitas suatu partai bahkan individual tertentu sehingga kepercayaan masyarkat pada satu atau beberapa  partai  lainnya menurun.
Aku memang bercita-cita ingin menjadi seorang Anggota DPR. Meskipun aku saat ini sedang berkuliah di jurusan keguruan, namun bukan tak mungkin jika aku memilih duduk di Komisi bagian Pendidikan atau Pemberdayaan Perempuan. Namun ketika aku secara serius ditawari oleh  salah satu Partai untuk menjadi kader bahkan Caleg-nya, aku jadi berpikir dua kali. Aku menyadari bahwa aku belum memiliki kompetensi dan kapabilitas yang matang saat ini. Aku masih butuh proses 5 tahun lagi untuk benar-benar matang dan siap menjadi seorang wakil rakyat. Bukankah menjadi wakil rakyat adalah suatu amanah yang harus dipertanggungjawabkan? Untuk memimpin rakyat tentu harus memiliki kesiapan lahir-batin dan memang memiliki antusias dalam dunia ber-politik.
Aku antusias. Aku ingin. Aku yakin aku mampu. Namun aku butuh waktu, agar aku memiliki kompetensi dan kapabilitas yang matang untuk menjadi seorang wakil rakyat. Karena bagiku, tak ada yang bertahan lama dengan cara yang instan.

Pekanbaru, 23 Februari 2013
Vivien Anjadi Suwito

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.