PRAKTIKUM
MANDIRI
KIMIA
ANALITIK II
“ANALISA KUALITATIF EKSTRAK BUNGA
KEMBANG SEPATU DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS”
DISUSUN OLEH
: KELOMPOK 3
1.
M.Arief
Hasibuan
2.
Ainil Fitri
3.
Dora Ariska
4.
Hairunisa
5.
Melva
Suryani
6.
Shinta Riza
7.
Vivien
Anjadi Suwito
LABORATORIUM
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU
2012
PERCOBAAN
MANDIRI
“ANALISA KUALITATIF EKSTRAK BUNGA
KEMBANG SEPATU DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS”
A.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah: Melatih penggunaan
analisa kualtitatif dengan metode Kromatografi Lapis Tipis.
B.
PRINSIP PERCOBAAN
Pemisahan senyawa
berdasarkan distribusi senyawa antara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak
.
C.
LANDASAN TEORI
1.
Kromatografi
Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi adalah
pemisahan campuran komponen-komponen didasarkan pada perbedaan tingkat
interaksi terhadap dua fasa material pemisah. Campuran yang akan dipisahkan
dibawa fasa gerak, yang kemudian dipaksa bergerak atau disaring melalui fasa
diam karena pengaruh gaya berat atau gayagaya yang lain. Komponen-komponen dari
campuran ditarik dan diperlambat oleh fasa diam pada tingkat yang berbeda-beda
sehingga mereka bergerak bersama-sama dengan fasa gerak dalam waktu retensi (retention
time) yang berbeda-beda dan dengan demikian mereka terpisah.
Kromatografi lapis tipis
(KLT) adalah suatu tehnik yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini
menggunakan lempeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap untuk
lapisan tipis dan kering bentuk silika gel, alomina, selulosa dan polianida.
Untuk menotolkan larutan cuplikan pada lempeng kaca, pada dasarnya dgunakan
mikro pipet/ pipa kapiler. . Setelah itu, bagian bawah dari lempeng dicelup
dalam larutan pengulsi di dalam wadah yang tertutup.
Penentuan jumlah komponen
senyawa dapat dideteksi dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan
menggunakan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan
komponen-komponen pada KLT dengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai panduan untuk
memisahkan komponen kimia tersebut dengan menggunakan kolom kromatografi dan
sebagai fasa diam dapat digunakan silika gel dan eluen yang digunakan
berdasarkan basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalau kepolaraan
eluen pada kolom kromatografi sedikit dibawah kepolaran eluen pada KLT
2.
Bunga
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Bunga
kembang sepatu adalah salah satu bunga yang tumbuh dengan baik di iklim tropis
seperti Indonesia. Bunga ini memiliki beberapa macam warna (merah, putih, kuning)
dan berbagai macam varietas. Bunga kembang sepatu sering digunakan sebagai
salah satu bahan obat tradisional masyarakat Indonesia.
KLASIFIKASI
|
NAMA
|
Divisi
|
Spermatophyta
|
Sub divisi
|
Angiospermae
|
Kelas
|
Dicotyledonae
|
Bangsa
|
Malvales
|
Suku
|
Malvaceae
|
Marga
|
Hibiscus
|
Jenis
|
Hibiscus
rosa-sinensis L
|
Daun, bunga dan
akar Hibiscus rosa-sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu daunnya juga
mengandung saponin, dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga
mengandung tanin dan saponin.
D. ALAT DAN
BAHAN
Alat-alat yang digunakan:
|
Bahan-bahan yang digunakan:
|
a.
Botol eluen
b.
Botol semprot
c.
Cawan penguap
d.
Corong saring
e.
Corong pisah
f.
Gelas ukur 50 mL
g.
Kaca objek
h.
Kertas saring
i.
Pipa kapiler
j.
Lempeng porselen
k.
Lumpang dan alu
|
a.
HCl 12 M
b.
Asam asetat glacial 10 mL
c.
Aquades
d.
n-heksana
e.
methanol
f.
HCl 0,32 M
g.
Bunga kembang sepatu
h.
Plat KLT
|
E.
PROSEDUR KERJA
a. Pembuatan Ekstrak Bunga Kembang Sepatu
1.
Mahkota bunga dipisahkan dari kelopaknya.
2.
Mahkota yang sudah dipisahkan dihaluskan dengan menggunakan lumpang dan alu.
3.
Disiapkan campuran methanol dan hcl 0,32 M dengan perbandingan 9 : 1
lalu dalam gelas ukur 50 ml.
4.
Mahkota bunga yang telah dihaluskan dimasukkan kedalam campuran methanol
dan hcl 0,32 M.
5.
Diaduk dengan menggunakan batang pengaduk.
6.
Seluruh hasil pengadukan dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi. Kemudian
masing-masing tabung reaksi ditambahkan n-heksan sebanyak 2 ml .
7.
Masing-masing sampel ditutup dengan menggunakan aluminium foil, dan
dipisahkan dengan menggunakan alat sentrifus selama 10 menit.
8.
Larutan berwarna merah dipipet dituang di atas kaca arloji lalu
dibiarkan di udara terbuka agar pelarutnya menguap.
9.
Sampel siap untuk digunakan.
b. Pembuatan Kromatografi
1.
Eluen dibuat dari campuran hcl 12 M sebanyak 8 ml, asam asetat glasial
sebanyak 10 ml, dan aquades 5,3 ml di dalam Chamber.
2.
Chamber dijenuhkan dengan cara dinding bagian dalamnya yang telah berisi pelarut dilapisi dengan
kertas saring
3.
Chamber ditutup selama penjenuhan.
4.
Garis batas bawah (start) dan garis batas atas (font) dibuat
masing-masing dengan jarak 1 cm dari ujung plat.
5.
Pada garis start ditotolkan 2 ekstrak kembang sepatu dengan menggunakan
pipa kapiler dengan jarak antar noda 1,5 cm.
6.
Plat KLT dimasukkan ke dalam Chamber yang telah berisi eluen dengan
bagian noda tidak sampai tercelup ke dalam eluen.
7.
Setelah eluen naik sampai ke garis finish, plat KLT diangkat, dan
dikeringkan di udara terbuka.
8.
Diukur jarak komponen dari tempat penetesan dan jarak batas eluen dari
tempat penetesan untuk mencari nilai Rf.
0 komentar:
Posting Komentar