PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vitamin adalah molekul organik sederhana yang diminta oleh tubuh. Vitamin bukan karbohidrat, protein maupun lipid. Tubuh tidak dapat mensintesis vitamin-vitamin. Karena larut dalam air, vitamin C mudah diserap dalam usus halus, dari mana ia langsung masuk ke dalam darah vena porta ke hati dan dari sana ke seluruh tubuh. Vitamin ini disimpan dalam banyak jaringan, tetapi terutama banyak sekali dalam organ yang berhubungan dengan aktivitas metabolism (Tarrant, 1989).
Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor kuat. Bentuk teroksidasinya, asam dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation (GSH). Peranan asam askorbat sebagai koenzim belum dapat dipastikan karena asam ini tidak dapat berikatan dengan protein yang manapun (Sulaiman, 1995).
Vitamin C memiliki sifat yang larut dalam air dan mudah rusak oleh panas udara, alkali enzim, stabil pada suasana asam. Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C antara lain pendarahan ringan. Sedangkan gejala yang berat antara lain gigi rontok, luka pada gusi, luka sukar sembuh dan tulang mudah patah. Vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai, selada hijau dan jambu biji(Baliwati dan Ali, 2002).
Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast hingga merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel. Keadaan kekurangan vitamin C akan mengganggu integrasi dinding kapiler. Vitamin C diperlukan juga pada proses pematangan eritrosit dan pada pembentukan tulang dan dentin. Vitamin C mempunyai peranan penting pada respirasi jaringan. Pada umur 1 tahun, umumnya anak sudah dapat diet yang lebih bervariasi hingga angka kejadian menurun. Gejala-gejala yang menonjol:
1. Cengeng/mudah marah
2. Rasa nyeri pada tungkai bawah
3. Pseudoporolisis tungkai bawah, sedangkan tungkai atas jarang terserang (Supariasa, 2001).
Sumber vitamin C adalah buah-buahan segar terutama buah jeruk dan sayuran. Fungsinya yang pasti tidak diketahui, kecuali bahwa askorbat ikut berperan pada kerja enzim-enzim prolil dan lisil hidrolakse serta pehidroksifenil-piruvat oksidase, dan pada pembentukan nondrenalin. Kebutuhan orang dewasa 60 mg lebih banyak dalm laktasi, 35 – 45 mg untuk bayi dan anak-anak. Peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena stress (Robert, 1977).
Vitamin C pertama-tama diisolasi oleh Szent Gyorgy (1928) dari jeruk, kol dan adrenal korteks. Ia namakan senyawa tersebut asam heksuronik karena molekulnya mempunyai enam karbon dan mempunyai sifat mereduksi. Vitamin C adalah derivate heksosa dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat. Vitamin ini dalam bentuk Kristal berwarna putih, sangat larut dalam air dan alcohol. Vitamin C stabil dalam keadaan erring tetapi mudah teroksidasi dalam keadaan larutan apalagi dalam suasana basa (Suharjo, 1987).
Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui kadar vitamin C pada masing-masing bahan dengan pengaru berbagai perlakuan terhadap kadar vitamin C pada masing-masing bahan secara kualitatif.
Kegunaan Percobaan
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Biokimia Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber vitamin C secara umum terdapat dalam buah jeruk, sayur-sayur hijau dan buah tomat. Pada buah-buahan ini merupakan sumber vitamin C yang baik. Tubuh makhluk hidup setiap harinya membutuhkan vitamin C dari 25 sampai 30 mg per harinya. Vitamin C dapat juga beracun jika diambil atau dikonsumsi dalam dosis yang besar atau berlebihan, seperti vitamin C, pricipat hasil akhir dari katabolisme yang disebut sebagai asam oxalit (Lal, 2006).
Walaupun asam askorbat pasti banyak diperlukan pada metabolisme, ia dapat disintesis pada berbagai tumbuh-tumbuhan dan pada semua binatang yang diselidiki kecuali manusia dan primata lainnya dan marmut. Jalan dimengerti bahwa sistem pemindahan hidrogen peranan vitamin dalam system yaitu oksidasi tirosin. Salah satu reaksi analitik dipakai untuk vitamin c adalah reduksi kuantitatif zat warna. Vitamin c sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudah dioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu mencincang sayur-sayuran seperti kol atau pada menumbuk kentang (Harper, 1979).
Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti:
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur
2. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu
3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan
4. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat mengurangi kadar vitamin C (Poedjiadi, 1994).
Di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih banyak mengadung vitamin C. Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin C-nya(Prawirokusumo, 1994).
Pada proses penyimpanan yang lama, penambahan, peradangan dan pengerutan akan menurunkan kandungan vitamin C pada bahan makanan, terutama sayuran dan buah-buahan. Kebutuhan vitamin C pada tubuh setiap hari kurang lebih 60 mg. Sumber vitamin C terdapat pada jeruk, tomat, mangga, papaya, bunga kol, bayam, daun papaya dan daun singkong (Auliana, 1994).
Iodin dan iodium pada vitamin C digunakan sebagai indicator vitamin C, berperan penting dalam hidroksilisin prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentuk kolagen. Vitamin C merupakan reduktor kuat dan penentuannya dapat ditentukan dengan menggunakan titrasi yang digunakan adalah iodine berdasarkan sifat yang menentukannya. Indikator yang digunakan adalah amilum dengan standarisasi iodine yaitu 1 ml 0.01 N dan iodine ekivalen 0.8 asam askorbat (Poedjiadi, 1994).
BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
Bahan
- Buah pir yang tidak didinginkan
- Buah pir yang didinginkan
- Jeruk sunkist.
- Jeruk manis.
- Jeruk purut
- Jerul nipis.
- Jeruk kesturi.
- Nenas masak.
- Apel merah.
- Apel hijau.
- Jambu biji masak.
- Jambu biji mentah.
- Jengkol.
- Petai.
- Semangka.
- Air.
Reagensia
- I2 ( Iodium ) 0,01 N
- NaOH ( Natrium hidroksida )
- Pati 1 %
- Phenophtalin ( PP ) 1 %
Alat
- Tabung reaksi
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Pipet skala
- Beaker glass
- Erlenmeyer
- Kertas saring
- Corong
- Mortal
- Biuret
- Timbangan
- Pisau
- Serbet
Prosedur Percobaan
- Dikupas buah (triming dipisahkan dengan dari kulit dan bijinya).
- Dicuci bersih.
- Dihaluskan dengan mortar.
- Dtimbang masing-masing 5 gr.
- Dimasukkan kedalam beaker glass dan ditambah air sampai volume 100 ml
- Disaring dan diambil filtratnya 10 ml sebanyak dua bagian
- 10 ml filtrat yang pertama + pati 1 % sebanyak 2 – 3 tetes untuk menguji kadar vitamin C
- 10 filtrat lainnya + pp 1% sebanyak 2 – 3 tetes untuk menguji total asam
- Dititrasi filtrat I dengan I2 sampai berwarna merah.
- Dicatat volume titrasinya
- Dititrasi filtrat II dengan NaOH sampai berwarna merah.
- Dicatat volume titrasinya
- Dihitung kadar vitamin C ( KVC ) dengan rumus :
KVC = ml I2 0,01 x 0,08 x fp x 100
Berat contoh
- Dihitung % total asam ( TA ) dengan rumus :
%TA = %NaOH x N NaOH x fp x BM asam dominan x 100%
Berat contoh x 1000 x valensi
HASIL DAN REAKSI
Hasil
No Nama Bahan KVC % TA
1. Buah pir yang tidak didinginkan 5,632 6,7
2. Buah pir yang didinginkan 8,272 0,134
3. Jeruk Sunkist 1425,6 27,13
4. Jeruk manis 1281,6 6,88
5. Jeruk purut 140,8 11,284
6. Jerul nipis 12,32 8,19
7. Jeruk kesturi 15,86 0,1
8 Jambu biji masak 162,14 61,64
9. Jambu biji mentah 126,88 29,48
10. Jengkol 7,04 8,8
11. Petai 8,8 -
12. Nenas Mentah 8,8 0,0182
13. Nenas masak 12,32 0,02184
14. Apel hijau 176 0,67
15. Apel merah 158,4 2,68
16. Semangka 14 2,18
Perhitungan
Pir yang didinginkan
Pir yang tidak didinginkan
Jeruk Sunkist;
Jeruk Manis;
Jeruk Purut;
Jeruk Nipis;
Jeruk Kesturi;
Jambu Biji Masak;
Jambu Biji Mentah;
Jengkol;
Petai;
Nenas Mentah;
Nenas Masak;
Apel Hijau;
Apel Merah;
Semangka;
Reaksi
Reaksi vitamin C dengan iodine
O=C-H O=C-H
HO-C HO-C-I
HO-C-H O + I2 HO-C-I + H2O
H-C H-C-OH
H-C-OH H-C-OH
H2-C-OH H2-C-OH
Reaksi Asam Malat
O=C O=C-OH
HO-C-H HO-C-Na
HO-C-H O + PP+ NaOH HO-C-H + H2O +NaOH (pink)
H-C H-C-OH
H-C-OH H-C-OH
H2-C-OH H2-C-OH
Asam Sitrat
COOH COONa
CH2 CH2
H2O C COOH+PP+NaOH HO C COOH+2H2O+NaOH(sisa)pink
CH2 CH2
COOH COONa
Asam Jengkolat
H H
COOH C H2C S C2H2 S CH2 C COOH (PP 1%)
NH3
O H O
NaOH C C CH2 S CH2 S CH2 C C + H20
CH2 NH3 NH4 ON4
PEMBAHASAN
Pada percobaan digunakan bahan dari buah-buahan yang telah diketahui banyak mengandung vitamin. Vitamin C tidak dapat ditimbun, oleh karena itu bila kelebihan akan terus dikeluarkan lewat urine sehingga vitamin C bersifat larut dalam air. Hal ini sesuai dengan literatur Baliwati dan Ali (2004) yang menyatakan bahwa vitamin C memiliki sifat-sifat yang larut dalam air dan mudah rusak oleh panas udara, alkali enzim, dan stabil pada suasana asam. Dan vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai, selada hijau dan jambu biji.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa vitamin C yang ditambahkan dengan pati 1% sebanyak 4 tetes dan dititrasi dengan Iodine akan menghasilkan warna hitam permanen. Ini karena iodine dan iodium merupakan indikator. Hal ini sesuai dengan literatur Poedjiadi (1994) yang menyatakan bahwa penentuan vitamin C dapat ditentukan dengan titrasi iodine berdasarkan sikap yang menentukan bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan iodine. Indikator yang digunakan adalah amilum dengan standarisasi larutan dengan iodine yaitu 1 ml 0.01 N dan iodine ekivalen 0.8 asam askorbat.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa jeruk sunkist mempunyai KVC 1425.6 mg dan % TA sebesar 27.13%. Jambu biji masak mengandung KVC 162.14 mg dan % TA sebesar 61.64%. Jambu biji mentah mengandung KVC 126.88 mg dan % TA 29.48%. KVC nenas mentah adalah 8.8 mg dan % TA 0.0182 %. KVC nenas masak adalah 82.32 mg dan % TA 0.02184%. Ini membuktikan bahwa KVC buah mentah yang lebih tinggi daripada KVS buah masak. Hal ini sesuai dengan literatur Lal (2000) yang menyatakan bahwa sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan, terutama pada buah segar. Buah yang masih mentah lebih banyak mengandung vitamin C. Semakin tua buah, semakin berkurang kadar vitamin C-nya.
Dari hasil percobaan pada buah pir yang tidak didinginkan memiliki kadar vitamin C yang paling tinggi dengan hasil 8,272. Hal ini disebabkan buah pir tersebut belum teroksidasi dengan komponen lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harper (1979) yang menyatakan bahwa vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan karena ia mudah dioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu mencincang sayur-sayuran.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa vitamin C dapat dirusak oleh pemanasan. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah. Hal ini sesuai dengan literatur Prawirokusumo (1994) yang menyatakan bahwa disamping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah.
Dari hasil percobaan antara buah nenas segar dengan buah nenas layu didapat bahwa kandungan vitamin C yang paling tinggi terdapat pada nenas yang layu. Hal ini disebabkan karena belum teroksidasi dan terhambat akibat antara lain suhu rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawirokusumo (1994) yang menyatakan bahwa oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah.
Pada percobaan reaksi Iodine dengan vitamin C yang sebelumnya ditambahkan pati untuk menguji kadar vitamin C diperoleh hasil larutan dengan warna hitam permanen. Hal ini menunjukkan bahwa buah yang mempunyai kadar vitamin C yang tinggi dengan penambahan senyawa lain. Hal ini sesuai dengan literatur Sulaiman (1995) yang menyatakan bahwa asam askorbat suatu reduktor kuat dan bentuk teroksidasi mudah direduksi dengan berbagai reduktor.
Sifat vitamin C adalah:
1. Dalam bentuk kristal tidak berwarna
2. Larut dalam air dan sedikit larut dalam asetat atau alkohol yang mempunyai berat
3. Stabil pada pH rendah
4. Merupakan reduktoor kuat
5. Mudah teroksidasi
Fungsi vitamin C adalah:
1. Untuk membantu pembentukan kolagen interseluler
2. Untuk membantu proses hidrositasi dua asam amino prolin dan lisin
3. Untuk membentuk semua jaringan tubuh
Rumus struktur asam askorbat
OH
O │
O CH─CH2OH
C C
H
C═C
HO OH
Rumus bangun vitamin C
O = C
HOC O
HOC
H C
HOC – H
H2COH
KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan diketahui bahwa KVC pir yang didinginkan adalah 5.632 dengan % TA = 6.7% dan KVC pir yang tidak didinginkan adalah 8.272 dengan % TA = 0.134%
2. Dari hasil percobaan diketahui bahwa KVC jambu biji masak adalah 162.14 dengan % TA = 61.64% dan KVC jambu biji mentah adalah 126.88 dengan % TA = 29.48%
3. Dari hasil percobaan diketahui bahwa buah yang ditambahkan dengan pati 1 % dan dititrasi dengan iodine akan menghasilkan warna hitam permanent.
4. Dari hasil percobaan diketahui bahwa KVC tertinggi adalah pada jeruk sunkist yaitu 1425.6 dan terendah adalah pada buah pir yang didinginkan yaitu 5.632.
5. Dari hasil percobaan diketahui bahwa %TA tertinggi adalah pada jeruk sunkist yaitu 61.64% dan terendah adalah pada nenas mentah yaitu 0.082%.
DAFTAR PUSTAKA
Auliana, R., 1994. Gizi dan Pengolahan Lahan. Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.
Baliwati, Y.F dan Ali, K., 2002. Penilaian Status Gizi.
Harper, H.A., 1979. Biokimia. Diterjemahkan oleh Martin M. EGC, Jakarta.
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS Publishers and Distributor, New Delhi.
Poedjiadi, A., 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Prawirokusumo, S. 1994. Ilmu Gizi Komparatif. BPFE, Yogyakarta.
Robert, W.M., 1977. Biokimia. Airlangga University Press, Semarang.
Suharjo, 1987. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Kanisius, Jakarta.
Sulaiman, A.H., 1995. Biokimia untuk Pertanian. USU-Press, Medan
Supariasa, I.D.N., 2001. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta.
Tarrant, 1989. Basic Collage Chemistry. Harper and Row Publisher, London.
Latar Belakang
Vitamin adalah molekul organik sederhana yang diminta oleh tubuh. Vitamin bukan karbohidrat, protein maupun lipid. Tubuh tidak dapat mensintesis vitamin-vitamin. Karena larut dalam air, vitamin C mudah diserap dalam usus halus, dari mana ia langsung masuk ke dalam darah vena porta ke hati dan dari sana ke seluruh tubuh. Vitamin ini disimpan dalam banyak jaringan, tetapi terutama banyak sekali dalam organ yang berhubungan dengan aktivitas metabolism (Tarrant, 1989).
Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor kuat. Bentuk teroksidasinya, asam dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation (GSH). Peranan asam askorbat sebagai koenzim belum dapat dipastikan karena asam ini tidak dapat berikatan dengan protein yang manapun (Sulaiman, 1995).
Vitamin C memiliki sifat yang larut dalam air dan mudah rusak oleh panas udara, alkali enzim, stabil pada suasana asam. Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C antara lain pendarahan ringan. Sedangkan gejala yang berat antara lain gigi rontok, luka pada gusi, luka sukar sembuh dan tulang mudah patah. Vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai, selada hijau dan jambu biji(Baliwati dan Ali, 2002).
Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast hingga merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel. Keadaan kekurangan vitamin C akan mengganggu integrasi dinding kapiler. Vitamin C diperlukan juga pada proses pematangan eritrosit dan pada pembentukan tulang dan dentin. Vitamin C mempunyai peranan penting pada respirasi jaringan. Pada umur 1 tahun, umumnya anak sudah dapat diet yang lebih bervariasi hingga angka kejadian menurun. Gejala-gejala yang menonjol:
1. Cengeng/mudah marah
2. Rasa nyeri pada tungkai bawah
3. Pseudoporolisis tungkai bawah, sedangkan tungkai atas jarang terserang (Supariasa, 2001).
Sumber vitamin C adalah buah-buahan segar terutama buah jeruk dan sayuran. Fungsinya yang pasti tidak diketahui, kecuali bahwa askorbat ikut berperan pada kerja enzim-enzim prolil dan lisil hidrolakse serta pehidroksifenil-piruvat oksidase, dan pada pembentukan nondrenalin. Kebutuhan orang dewasa 60 mg lebih banyak dalm laktasi, 35 – 45 mg untuk bayi dan anak-anak. Peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena stress (Robert, 1977).
Vitamin C pertama-tama diisolasi oleh Szent Gyorgy (1928) dari jeruk, kol dan adrenal korteks. Ia namakan senyawa tersebut asam heksuronik karena molekulnya mempunyai enam karbon dan mempunyai sifat mereduksi. Vitamin C adalah derivate heksosa dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat. Vitamin ini dalam bentuk Kristal berwarna putih, sangat larut dalam air dan alcohol. Vitamin C stabil dalam keadaan erring tetapi mudah teroksidasi dalam keadaan larutan apalagi dalam suasana basa (Suharjo, 1987).
Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui kadar vitamin C pada masing-masing bahan dengan pengaru berbagai perlakuan terhadap kadar vitamin C pada masing-masing bahan secara kualitatif.
Kegunaan Percobaan
- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Biokimia Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber vitamin C secara umum terdapat dalam buah jeruk, sayur-sayur hijau dan buah tomat. Pada buah-buahan ini merupakan sumber vitamin C yang baik. Tubuh makhluk hidup setiap harinya membutuhkan vitamin C dari 25 sampai 30 mg per harinya. Vitamin C dapat juga beracun jika diambil atau dikonsumsi dalam dosis yang besar atau berlebihan, seperti vitamin C, pricipat hasil akhir dari katabolisme yang disebut sebagai asam oxalit (Lal, 2006).
Walaupun asam askorbat pasti banyak diperlukan pada metabolisme, ia dapat disintesis pada berbagai tumbuh-tumbuhan dan pada semua binatang yang diselidiki kecuali manusia dan primata lainnya dan marmut. Jalan dimengerti bahwa sistem pemindahan hidrogen peranan vitamin dalam system yaitu oksidasi tirosin. Salah satu reaksi analitik dipakai untuk vitamin c adalah reduksi kuantitatif zat warna. Vitamin c sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudah dioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu mencincang sayur-sayuran seperti kol atau pada menumbuk kentang (Harper, 1979).
Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti:
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur
2. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu
3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan
4. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat mengurangi kadar vitamin C (Poedjiadi, 1994).
Di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih banyak mengadung vitamin C. Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin C-nya(Prawirokusumo, 1994).
Pada proses penyimpanan yang lama, penambahan, peradangan dan pengerutan akan menurunkan kandungan vitamin C pada bahan makanan, terutama sayuran dan buah-buahan. Kebutuhan vitamin C pada tubuh setiap hari kurang lebih 60 mg. Sumber vitamin C terdapat pada jeruk, tomat, mangga, papaya, bunga kol, bayam, daun papaya dan daun singkong (Auliana, 1994).
Iodin dan iodium pada vitamin C digunakan sebagai indicator vitamin C, berperan penting dalam hidroksilisin prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentuk kolagen. Vitamin C merupakan reduktor kuat dan penentuannya dapat ditentukan dengan menggunakan titrasi yang digunakan adalah iodine berdasarkan sifat yang menentukannya. Indikator yang digunakan adalah amilum dengan standarisasi iodine yaitu 1 ml 0.01 N dan iodine ekivalen 0.8 asam askorbat (Poedjiadi, 1994).
BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
Bahan
- Buah pir yang tidak didinginkan
- Buah pir yang didinginkan
- Jeruk sunkist.
- Jeruk manis.
- Jeruk purut
- Jerul nipis.
- Jeruk kesturi.
- Nenas masak.
- Apel merah.
- Apel hijau.
- Jambu biji masak.
- Jambu biji mentah.
- Jengkol.
- Petai.
- Semangka.
- Air.
Reagensia
- I2 ( Iodium ) 0,01 N
- NaOH ( Natrium hidroksida )
- Pati 1 %
- Phenophtalin ( PP ) 1 %
Alat
- Tabung reaksi
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Pipet skala
- Beaker glass
- Erlenmeyer
- Kertas saring
- Corong
- Mortal
- Biuret
- Timbangan
- Pisau
- Serbet
Prosedur Percobaan
- Dikupas buah (triming dipisahkan dengan dari kulit dan bijinya).
- Dicuci bersih.
- Dihaluskan dengan mortar.
- Dtimbang masing-masing 5 gr.
- Dimasukkan kedalam beaker glass dan ditambah air sampai volume 100 ml
- Disaring dan diambil filtratnya 10 ml sebanyak dua bagian
- 10 ml filtrat yang pertama + pati 1 % sebanyak 2 – 3 tetes untuk menguji kadar vitamin C
- 10 filtrat lainnya + pp 1% sebanyak 2 – 3 tetes untuk menguji total asam
- Dititrasi filtrat I dengan I2 sampai berwarna merah.
- Dicatat volume titrasinya
- Dititrasi filtrat II dengan NaOH sampai berwarna merah.
- Dicatat volume titrasinya
- Dihitung kadar vitamin C ( KVC ) dengan rumus :
KVC = ml I2 0,01 x 0,08 x fp x 100
Berat contoh
- Dihitung % total asam ( TA ) dengan rumus :
%TA = %NaOH x N NaOH x fp x BM asam dominan x 100%
Berat contoh x 1000 x valensi
HASIL DAN REAKSI
Hasil
No Nama Bahan KVC % TA
1. Buah pir yang tidak didinginkan 5,632 6,7
2. Buah pir yang didinginkan 8,272 0,134
3. Jeruk Sunkist 1425,6 27,13
4. Jeruk manis 1281,6 6,88
5. Jeruk purut 140,8 11,284
6. Jerul nipis 12,32 8,19
7. Jeruk kesturi 15,86 0,1
8 Jambu biji masak 162,14 61,64
9. Jambu biji mentah 126,88 29,48
10. Jengkol 7,04 8,8
11. Petai 8,8 -
12. Nenas Mentah 8,8 0,0182
13. Nenas masak 12,32 0,02184
14. Apel hijau 176 0,67
15. Apel merah 158,4 2,68
16. Semangka 14 2,18
Perhitungan
Pir yang didinginkan
Pir yang tidak didinginkan
Jeruk Sunkist;
Jeruk Manis;
Jeruk Purut;
Jeruk Nipis;
Jeruk Kesturi;
Jambu Biji Masak;
Jambu Biji Mentah;
Jengkol;
Petai;
Nenas Mentah;
Nenas Masak;
Apel Hijau;
Apel Merah;
Semangka;
Reaksi
Reaksi vitamin C dengan iodine
O=C-H O=C-H
HO-C HO-C-I
HO-C-H O + I2 HO-C-I + H2O
H-C H-C-OH
H-C-OH H-C-OH
H2-C-OH H2-C-OH
Reaksi Asam Malat
O=C O=C-OH
HO-C-H HO-C-Na
HO-C-H O + PP+ NaOH HO-C-H + H2O +NaOH (pink)
H-C H-C-OH
H-C-OH H-C-OH
H2-C-OH H2-C-OH
Asam Sitrat
COOH COONa
CH2 CH2
H2O C COOH+PP+NaOH HO C COOH+2H2O+NaOH(sisa)pink
CH2 CH2
COOH COONa
Asam Jengkolat
H H
COOH C H2C S C2H2 S CH2 C COOH (PP 1%)
NH3
O H O
NaOH C C CH2 S CH2 S CH2 C C + H20
CH2 NH3 NH4 ON4
PEMBAHASAN
Pada percobaan digunakan bahan dari buah-buahan yang telah diketahui banyak mengandung vitamin. Vitamin C tidak dapat ditimbun, oleh karena itu bila kelebihan akan terus dikeluarkan lewat urine sehingga vitamin C bersifat larut dalam air. Hal ini sesuai dengan literatur Baliwati dan Ali (2004) yang menyatakan bahwa vitamin C memiliki sifat-sifat yang larut dalam air dan mudah rusak oleh panas udara, alkali enzim, dan stabil pada suasana asam. Dan vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai, selada hijau dan jambu biji.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa vitamin C yang ditambahkan dengan pati 1% sebanyak 4 tetes dan dititrasi dengan Iodine akan menghasilkan warna hitam permanen. Ini karena iodine dan iodium merupakan indikator. Hal ini sesuai dengan literatur Poedjiadi (1994) yang menyatakan bahwa penentuan vitamin C dapat ditentukan dengan titrasi iodine berdasarkan sikap yang menentukan bahwa vitamin C dapat bereaksi dengan iodine. Indikator yang digunakan adalah amilum dengan standarisasi larutan dengan iodine yaitu 1 ml 0.01 N dan iodine ekivalen 0.8 asam askorbat.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa jeruk sunkist mempunyai KVC 1425.6 mg dan % TA sebesar 27.13%. Jambu biji masak mengandung KVC 162.14 mg dan % TA sebesar 61.64%. Jambu biji mentah mengandung KVC 126.88 mg dan % TA 29.48%. KVC nenas mentah adalah 8.8 mg dan % TA 0.0182 %. KVC nenas masak adalah 82.32 mg dan % TA 0.02184%. Ini membuktikan bahwa KVC buah mentah yang lebih tinggi daripada KVS buah masak. Hal ini sesuai dengan literatur Lal (2000) yang menyatakan bahwa sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran dan buah-buahan, terutama pada buah segar. Buah yang masih mentah lebih banyak mengandung vitamin C. Semakin tua buah, semakin berkurang kadar vitamin C-nya.
Dari hasil percobaan pada buah pir yang tidak didinginkan memiliki kadar vitamin C yang paling tinggi dengan hasil 8,272. Hal ini disebabkan buah pir tersebut belum teroksidasi dengan komponen lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harper (1979) yang menyatakan bahwa vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan karena ia mudah dioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu mencincang sayur-sayuran.
Dari hasil percobaan diketahui bahwa vitamin C dapat dirusak oleh pemanasan. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah. Hal ini sesuai dengan literatur Prawirokusumo (1994) yang menyatakan bahwa disamping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah.
Dari hasil percobaan antara buah nenas segar dengan buah nenas layu didapat bahwa kandungan vitamin C yang paling tinggi terdapat pada nenas yang layu. Hal ini disebabkan karena belum teroksidasi dan terhambat akibat antara lain suhu rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawirokusumo (1994) yang menyatakan bahwa oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah.
Pada percobaan reaksi Iodine dengan vitamin C yang sebelumnya ditambahkan pati untuk menguji kadar vitamin C diperoleh hasil larutan dengan warna hitam permanen. Hal ini menunjukkan bahwa buah yang mempunyai kadar vitamin C yang tinggi dengan penambahan senyawa lain. Hal ini sesuai dengan literatur Sulaiman (1995) yang menyatakan bahwa asam askorbat suatu reduktor kuat dan bentuk teroksidasi mudah direduksi dengan berbagai reduktor.
Sifat vitamin C adalah:
1. Dalam bentuk kristal tidak berwarna
2. Larut dalam air dan sedikit larut dalam asetat atau alkohol yang mempunyai berat
3. Stabil pada pH rendah
4. Merupakan reduktoor kuat
5. Mudah teroksidasi
Fungsi vitamin C adalah:
1. Untuk membantu pembentukan kolagen interseluler
2. Untuk membantu proses hidrositasi dua asam amino prolin dan lisin
3. Untuk membentuk semua jaringan tubuh
Rumus struktur asam askorbat
OH
O │
O CH─CH2OH
C C
H
C═C
HO OH
Rumus bangun vitamin C
O = C
HOC O
HOC
H C
HOC – H
H2COH
KESIMPULAN
1. Dari hasil percobaan diketahui bahwa KVC pir yang didinginkan adalah 5.632 dengan % TA = 6.7% dan KVC pir yang tidak didinginkan adalah 8.272 dengan % TA = 0.134%
2. Dari hasil percobaan diketahui bahwa KVC jambu biji masak adalah 162.14 dengan % TA = 61.64% dan KVC jambu biji mentah adalah 126.88 dengan % TA = 29.48%
3. Dari hasil percobaan diketahui bahwa buah yang ditambahkan dengan pati 1 % dan dititrasi dengan iodine akan menghasilkan warna hitam permanent.
4. Dari hasil percobaan diketahui bahwa KVC tertinggi adalah pada jeruk sunkist yaitu 1425.6 dan terendah adalah pada buah pir yang didinginkan yaitu 5.632.
5. Dari hasil percobaan diketahui bahwa %TA tertinggi adalah pada jeruk sunkist yaitu 61.64% dan terendah adalah pada nenas mentah yaitu 0.082%.
DAFTAR PUSTAKA
Auliana, R., 1994. Gizi dan Pengolahan Lahan. Adicita Karya Nusa, Yogyakarta.
Baliwati, Y.F dan Ali, K., 2002. Penilaian Status Gizi.
Harper, H.A., 1979. Biokimia. Diterjemahkan oleh Martin M. EGC, Jakarta.
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS Publishers and Distributor, New Delhi.
Poedjiadi, A., 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Prawirokusumo, S. 1994. Ilmu Gizi Komparatif. BPFE, Yogyakarta.
Robert, W.M., 1977. Biokimia. Airlangga University Press, Semarang.
Suharjo, 1987. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Kanisius, Jakarta.
Sulaiman, A.H., 1995. Biokimia untuk Pertanian. USU-Press, Medan
Supariasa, I.D.N., 2001. Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta.
Tarrant, 1989. Basic Collage Chemistry. Harper and Row Publisher, London.
Blog
Archive
- ► 2010 (14)
- ► Juni (4)
- BUDIDAYA PISANG
- BUDIDAYA LENGKENG
- BUDIDAYA ALPUKAT
- MENGHITUNG UMUR TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guine...
- ► April (9)
- ASAM ASETAT
- GULMA TANAMAN
- GULMA TANAMAN
- GULMA TANAMAN
- Alelopati - Interaksi antarpopulasi
- ALLELOPATY
- KENDALA PERTANIAN LAHAN KERING MASAM DAERAH TROPI...
- DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAGI PETANI INDONESIA
- Teknik Okulasi Pada Tanaman Jeruk (Citrus sp.)
- ► Maret (1)
- ▼ 2009 (34)
- ► November (1)
- ▼ Oktober (12)
- vitamin c
- protein
- lipid (lemak)
- karbohidrat
- karbohidrat
- enzim
- air susu
- air susu
- air susu
- radiasi surya
- laju transpirasi
- laju transpirasi
- ► September (19)
- koesien respirasi
- koesien respirasi
- inisiasi akar
- inisiasi akar
- inisiasi akar
- inisiasi akar
- inisiasi akar
- imbibisi biji
- imbibisi biji
- hidroponik
- hidroponik
- hidroponik
- hidroponik
- fotosintesis
- fotosintesis
- fotosintesis
- dormansi biji
- dormansi biji
- daerah pertumbuhan tanaman
- ► Agustus (2)
About
Me
nama lengkap saya sthefani melkasari sinuraya. anak 1 dari 3
bersaudara lahir di jayapura, 7 mei 1989. saat ini terdaftar sebagai mahasiswi
di fakultas pertanian universitas sumatera utara pada bidang studi agronomi di
departemen budidaya pertanian sejak 2007 hingga sekarang
Lencana
Facebook
kemarin tugas...sekarang
tugas...besok tugas...lusa tugas lagi...
Custom Search
anatomy -
histology - veterinary - cells - biotechnology
I. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar vitamin C pada buah jeruk
II . DASAR TEORI
Vitamin merupakan mikronutrien organik esensial. Nama vitamin pertama kali digunakan bagi mikronutrien organik spesifik yang dibutuhkan untuk mencegah penyakit kekurangan gizi yang di sebut beri-beri, selain itu juga untuk menjegah terjadi nya sariawan, dan lain sebagainya. Karena faktor ini mempunyai sifat-sifat suatu arin, maka Casimir Funk,seorang ahli biokimia Polandia menyebutnya vitamine. Kemudian setelah sejumlah mikronutrien organik esensial lainnya ditemukan huruf “e”,ditiadakan karena ditemukan bahwa tidak semua vitamin merupakan amin.
Adapun vitamin dibedakan menjadi 2kelas ,yaitu:
1. Vitamin yang larut dalam air :
- Tiamin(vitamin B1)
- Riboflavin (vitamin B2)
- Asam nikotinat
- Asam pantotenat
- Piridoksin (vitamin B6)
- Biotin
- Asam folat
- Vitamin B12
- Asam askorbat (vitamin C)
2. Vitamin yang larut dalam lemak :
- Vitamin A
- Vitamin D
- Vitamin E
- Vitamin K
Asam askorbat (vitamin C) banyak diperlukan dalam metabolisme. Sumber vitamin C adalah buah sitrun ,arbei, semangka, cabai, tomat,apel, jeruk, kol merah, dan sayur – sayuran yang berdaun hijau. Meskipun telah diketahui sejak tahun 1970-an, bahwa suatu faktor di dalam jeruk mencegah penyakit sariawan. Faktor tersebut belum diisolasi dan diidentifikasi sampai tahun 1933 ,ketika C. Glenking dan Waught di Amerika ,akhirnya mengisolasi faktor anti sariawan dari sari jeruk .
Vitamin C mungkin merupakan vitamin yang larut dalam air yang paling kurang stabil. Vitamin C tahan terhadap pembekuan
III. BAHAN
- Buah jeruk
- Aquades
- Amylum 1%
- 0,01 N standar Yodium
IV. ALAT
- Pipet tetes
- Biuret
- Gelas ukur
- Kertas saring
V. CARA KERJA
1. Diambil 3 buah jeruk segar dihancurkan , kemudian disaring.
2. Diambil 10 ml sari buah jeruk di tambahkan 5 tetes Amilum 1% dan ditambahkan 10 ml aquades.
3. Kemudian di titrasi dengan larutan 0.01 N standar Yodium sampai timbul warna biru konstan
VI. HASIL
- 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades → di titrasi dengan Yodium → biru gelap
VII. PEMBAHASAN
- Perhitunan
Diketahui :
Volume Yodium: 4,5 ml
Asam askorbat : 0,88 mg
Ditanya: Kadar vitamin C……?
Jawab
1 ml 0,01 N Yodium : 0,88 mg Asam askorbat
4,5 ml 0,01 N Yodium : …..mg vitamin C
Vitamin C = 4,5ml × 0,88 mg
1 ml
Vitamin C = 3,96 mg
Pada percobaan yang telah dilakukan pada pengujian kadar vitamin C pada buah jeruk,yaitu 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades , kemudian di titrasi sampai terjadi perubahan warna biru gelap,didapatkan volume Yodium sebesar 4,5 ml. Dengan menggunakan volume yodium tersebut didapatkan kadar vitamin C buah jeruk sebesar 3,96 mg.Jadi kadar vitamin Cdalam buah jeruk yang di gunakan dalam praktikum ini 3,96 mg.
VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa :
1. 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades → di titrasi dengan Yodium → biru gelap.
2. Dalam titrasi di dapatkan volume yodium sebesar 4,5 ml.
3. Dalam ekstrak buah jeruk terkandung vitamin C sebesar 3,96 mg.
IX. DAFTAR PUSTAKA
- Wijana, I Made Sara.dkk.2007.Penuntun Praktikum Biokimia.Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi F MIPA UNUD.
- Lehninger,Alberty L. dkk.1995.Dasar –Dasar Biokimia Jilid I. Erlangga. Jakarta.
- Martin,David W. dkk.1992. Biokimia Harper. Edisi 20 EGC.Jakarta.
Untuk mengetahui kadar vitamin C pada buah jeruk
II . DASAR TEORI
Vitamin merupakan mikronutrien organik esensial. Nama vitamin pertama kali digunakan bagi mikronutrien organik spesifik yang dibutuhkan untuk mencegah penyakit kekurangan gizi yang di sebut beri-beri, selain itu juga untuk menjegah terjadi nya sariawan, dan lain sebagainya. Karena faktor ini mempunyai sifat-sifat suatu arin, maka Casimir Funk,seorang ahli biokimia Polandia menyebutnya vitamine. Kemudian setelah sejumlah mikronutrien organik esensial lainnya ditemukan huruf “e”,ditiadakan karena ditemukan bahwa tidak semua vitamin merupakan amin.
Adapun vitamin dibedakan menjadi 2kelas ,yaitu:
1. Vitamin yang larut dalam air :
- Tiamin(vitamin B1)
- Riboflavin (vitamin B2)
- Asam nikotinat
- Asam pantotenat
- Piridoksin (vitamin B6)
- Biotin
- Asam folat
- Vitamin B12
- Asam askorbat (vitamin C)
2. Vitamin yang larut dalam lemak :
- Vitamin A
- Vitamin D
- Vitamin E
- Vitamin K
Asam askorbat (vitamin C) banyak diperlukan dalam metabolisme. Sumber vitamin C adalah buah sitrun ,arbei, semangka, cabai, tomat,apel, jeruk, kol merah, dan sayur – sayuran yang berdaun hijau. Meskipun telah diketahui sejak tahun 1970-an, bahwa suatu faktor di dalam jeruk mencegah penyakit sariawan. Faktor tersebut belum diisolasi dan diidentifikasi sampai tahun 1933 ,ketika C. Glenking dan Waught di Amerika ,akhirnya mengisolasi faktor anti sariawan dari sari jeruk .
Vitamin C mungkin merupakan vitamin yang larut dalam air yang paling kurang stabil. Vitamin C tahan terhadap pembekuan
III. BAHAN
- Buah jeruk
- Aquades
- Amylum 1%
- 0,01 N standar Yodium
IV. ALAT
- Pipet tetes
- Biuret
- Gelas ukur
- Kertas saring
V. CARA KERJA
1. Diambil 3 buah jeruk segar dihancurkan , kemudian disaring.
2. Diambil 10 ml sari buah jeruk di tambahkan 5 tetes Amilum 1% dan ditambahkan 10 ml aquades.
3. Kemudian di titrasi dengan larutan 0.01 N standar Yodium sampai timbul warna biru konstan
VI. HASIL
- 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades → di titrasi dengan Yodium → biru gelap
VII. PEMBAHASAN
- Perhitunan
Diketahui :
Volume Yodium: 4,5 ml
Asam askorbat : 0,88 mg
Ditanya: Kadar vitamin C……?
Jawab
1 ml 0,01 N Yodium : 0,88 mg Asam askorbat
4,5 ml 0,01 N Yodium : …..mg vitamin C
Vitamin C = 4,5ml × 0,88 mg
1 ml
Vitamin C = 3,96 mg
Pada percobaan yang telah dilakukan pada pengujian kadar vitamin C pada buah jeruk,yaitu 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades , kemudian di titrasi sampai terjadi perubahan warna biru gelap,didapatkan volume Yodium sebesar 4,5 ml. Dengan menggunakan volume yodium tersebut didapatkan kadar vitamin C buah jeruk sebesar 3,96 mg.Jadi kadar vitamin Cdalam buah jeruk yang di gunakan dalam praktikum ini 3,96 mg.
VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa :
1. 10 ml air jeruk ditambahkan 5 tetes amilum dan 10 ml aquades → di titrasi dengan Yodium → biru gelap.
2. Dalam titrasi di dapatkan volume yodium sebesar 4,5 ml.
3. Dalam ekstrak buah jeruk terkandung vitamin C sebesar 3,96 mg.
IX. DAFTAR PUSTAKA
- Wijana, I Made Sara.dkk.2007.Penuntun Praktikum Biokimia.Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi F MIPA UNUD.
- Lehninger,Alberty L. dkk.1995.Dasar –Dasar Biokimia Jilid I. Erlangga. Jakarta.
- Martin,David W. dkk.1992. Biokimia Harper. Edisi 20 EGC.Jakarta.
Label: ftp
Link ke posting ini
Custom
Search
Pengikut
Cari disini....
Labels
- anatomi (3)
- Artikel (6)
- Biologi (16)
- biotek (7)
- fapet (6)
- Fisiologi (7)
- ftp (19)
- Genetika (3)
- histologi (2)
- ilmu nutrisi (2)
- Kamus Online English-Indo (1)
- kedokteran hewan (9)
- Mikrobiologi (11)
- power point (1)
- sistem respirasi (1)
- TOKSIKOLOGI (1)
- uncategories (16)
- Veteriner (16)
Archive
- ▼ 2008 (84)
- ► November (9)
- PENGARUH PEMBERIAN SUSU BERKALSIUM TINGGI TERHADAP...
- Teknologi Pupuk Mikrob
- Cendawan Mikoriza Arbuskula pada Kacang Tanah dan ...
- Jamur Merang
- Proses Fermentasi Biji Lamtoro-Gung
- Pembiakan Spesimen Urin
- Deteksi Virus Dengue Tipe 2 dengan Cara Hibridisas...
- Campuran Kapas dan Kelaras Pisang sebagai Media Ta...
- MAKROSKOPIK, MIKROSKOPIK, URIN
- ► Oktober (8)
- manfaat susu sapi
- bahaya virus zoonosis
- POTENSI DAN KERAGAMAN SUMBERDAYA GENETIK SAPI BALI...
- sapi bali - perbaikan mutu genetik
- sapi bali
- pemeliharaan ayam petelur
- budidaya ternak sapi perah
- mengenali daging sehat
- ► Agustus (2)
- ► Juli (8)
- peMbanGkit LisTriK TeNagA KotoRan SaPi
- Sistem Pencernaan Ruminansia
- Optimasi Kondisi Alkoholisis Lipase dari Ekstrak K...
- Kajian Aspek Mikrobiologis dalam Penerapan Sistem ...
- Antibiotika
- system saraf
- struktur sekretori tanaman celagi (Asam Jawa)
- daya bakteri
- ► Juni (2)
- ► Mei (10)
- Radiasi Nuklir Mampu Hasilkan Padi Tahan Hama
- BUDIDAYA KEDELAI
- PLASMA NUTFAH DALAM PENGELOLAAN PEMANFAATAN DAN PE...
- Kandungan gizi ikan air tawar cukup tinggi
- Pemanfaatan minyak Jarak
- Penyimpanan Buah salak
- Karoten pada wortel
- sel dan molekuler
- pangan dan gizi
- PENGOLAHAN PANILI
- ▼ April (12)
- IKAN SEBAGAI ALAT MONITOR PENCEMARAN
- Mitokondria
- HEMOLISIS, DAN FRAGILITAS ERITROSIT
- temulawak
- Buah Mangga
- Mengkudu, Bau Busuk yang Berkasiat
- Devinisi Histoplasmosis
- Rumput Laut Eucheuma spinosum
- Jagung Manis
- JAHE
- PENENTUAN KADAR VITAMIN C
- PENCERNAAN, TRANSPORTASI DAN KETERPADUAN METABOLIS...
- ► Maret (17)
- ► Februari (15)
- ► Januari (1)
Blogroll
last visited
Laporan praktikum biokimia vitamin c
1 year ago
Flash Player 9 (or above) is needed to view presentations.
We have detected that you do not have it on your computer. To install it, go here.
1 comment
Comments 1 - 1 of 1 comment previous next
- dewarebel 1 year ago
Yes
No
gmana caranya down load?
1 Favorite
- niezt 12 months ago
Laporan praktikum biokimia vitamin c - Document Transcript
- LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II PENENTUAN ADANYA VITAMIN C SECARA KUALITATIF Oleh: Annisa Nurul Chaerani 411109059 ANALIS KESEHATAN D3 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI
- I. Hari/ Tanggal Praktikum Senin/ 22 maret 2010. II. Tujuan Praktikum Membuktikan adanya vitamin C dalam suatu bahan secara kualitatif. III. Prinsip Metode A Larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict akan menghasilkan warna hijau kekuningan sampai merah bata yang menandakan reaksi positif (+) mengandung vitamin C. Metode B Larutan sampel dinetralkan dengan menambahkan NaHCO3 (pH=8), lalu direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna ungu yang menandakan reaksi positif (+) mengandung vitamin C.
- IV. Dasar Teori Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N. Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis. Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri.
- Vitamin dinamakan menurut nama abjad, namun sekarang dalam praktik mulai ditinggalkan, kecuali beberapa vitamin tertentu, yang terlanjur populer penggunaannya. Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh. Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor kuat. Bentuk teroksidasinya, asam dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation (GSH). Peranan asam askorbat sebagai koenzim belum dapat dipastikan karena asam ini tidak dapat berikatan dengan protein yang manapun. Vitamin C memiliki sifat yang larut dalam air dan mudah rusak oleh panas udara, alkali enzim, stabil pada suasana asam. Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C antara lain pendarahan ringan. Sedangkan gejala yang berat antara lain gigi rontok, luka pada gusi, luka sukar sembuh dan tulang mudah patah. Vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai, selada hijau dan jambu biji. Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast hingga merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel. Keadaan kekurangan vitamin C akan mengganggu integrasi dinding kapiler. Vitamin C diperlukan juga pada proses pematangan eritrosit dan pada pembentukan
- tulang dan dentin. Vitamin C mempunyai peranan penting pada respirasi jaringan. Pada umur 1 tahun, umumnya anak sudah dapat diet yang lebih bervariasi hingga angka kejadian menurun. Gejala-gejala yang menonjol: 1. Cengeng atau mudah marah 2. Rasa nyeri pada tungkai bawah 3. Pseudoporolisis tungkai bawah, sedangkan tungkai atas jarang terserang Kebutuhan orang dewasa 60 mg lebih banyak dalam laktasi, 35-45 mg untuk bayi dan anak-anak. Peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena stress. Vitamin C pertama-tama diisolasi oleh Szent Gyorgy (1928) dari jeruk, kol dan adrenal korteks. Ia namakan senyawa tersebut asam heksuronik karena molekulnya mempunyai enam karbon dan mempunyai sifat mereduksi. Vitamin C adalah derivat heksosa dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat. Vitamin ini dalam bentuk Kristal berwarna putih, sangat larut dalam air dan alkohol. Vitamin C stabil dalam keadaan erring tetapi mudah teroksidasi dalam keadaan larutan apalagi dalam suasana basa. Sumber vitamin C secara umum terdapat dalam buah jeruk, sayur- sayur hijau dan buah tomat. Pada buah-buahan ini merupakan sumber vitamin C yang baik. Vitamin C dapat juga beracun jika diambil atau dikonsumsi dalam dosis yang besar atau berlebihan, seperti vitamin C, pricipat hasil akhir dari katabolisme yang disebut sebagai asam oxalit. Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudah dioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu mencincang sayur-sayuran seperti kol atau pada menumbuk kentang.
- Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti: 1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak atau berbahayanya struktur 2. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu 3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan 4. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat mengurangi kadar vitamin C (Poedjiadi, 1994) Di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih banyak mengadung vitamin C. Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin C-nya. Pada proses penyimpanan yang lama, penambahan, peradangan dan pengerutan akan menurunkan kandungan vitamin C pada bahan makanan, terutama sayuran dan buah-buahan. Pada penentuan vitamin C ini dilakukan dengan dua metode, yaitu metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan cara menetralkan larutan sampel dengan menambahkan NaHCO3 dan FeCl3. Pada metode A, larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict dimana uji positif menunjukkan terdapatnya vitamin C ditandai terbentuknya endapan hijau kekuningan sampai merah bata. Vitamin C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi benedict menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang
- berwarna hijau kekuningan, kuning atau merah bata. Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Vitamin C merupakan nama lain dari asam askorbat dan bentuk teroksidasinya adalah asam dehidroaskorbat. Vitamin C atau asam L- askorbat adalah lakton, yaitu ester dalam asam hidroksikarboksilat dan diberi ciri oleh gugus enadiol yang menjadikan senyawa pereduksi yang terbentuk menunjukkan perbedaan jumlah vitamin C yang terkandung didalam sampel. Pada metode B, larutan sampel dinetralkan dengan NaHCO3 hingga berpH 8, lalu direaksikan dengan FeCl3 dan penanda uji positif (+) mengandung vitamin C dengan terbentukya larutan berwarna merah-ungu. Terbentuknya larutan berwarna ini karena terjadi reduksi ion besi (III) dari FeCl3 menjadi ion besi (II) oleh asam askorbat yang bersifat reduktor kuat dengan membentuk asam dehidroaskorbat dalam suasana basa. Jadi penambahan NaHCO3 hingga larutan menjadi berpH 8 (basa) karena reaksi ion Fe3+ akan semakin nampak dalam suasana basa atau netral.
- Adapun larutan sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan vegeta. Dengan Komposisi: 1. Plantago Ovata 2,8 g Plantago Ovata merupakan tanaman yang hanya dapat tumbuh di Gujarat, India, namun telah lama dikonsumsi di Amerika Serikat sebagai suplemen serat makanan sejak tahun 1955. Plantago Ovata memiliki komposisi terbaik dari serat larut dan tidak larut, dengan 70 % serat larut dan 30 % serat tidak larut. Selain itu keunggulannya adalah: a. Bersifat protektif terhadap penyakit degeneratif b. Mengatasi susah buang air besar dan mencegah wasir c. Menurunkan kolesterol dan mencegah penyakit jantung koroner dan stroke. d. Mengontrol berat badan/ membantu diet. e. Plantago Ovata (Psyllium Husk) merupakan suplemen serat yang telah diakui khasiatnya (Health Claim) oleh US FDA (Food And Drug Administration) sejak 17 February 1998 dan telah mendapat rekomendasi sebagai salah satu sumber serat alami yang teruji klinis dapat menurunkan kolesterol. 2. Inulin Chicory 0.96 g Inulin chicory merupakan tanaman yang telah dikonsumsi di Eropa, Afrika selatan dan India sejak abad ke-16 sebagai pengganti lemak dan gula. Serat inulin terdiri dari 96 % serat larut yang memiliki keunggulan sebagai berikut:
- a. Bersifat protektif terhadap penyakit degeneratif b. Sebagai zat prebiotik yang meningkatkan jumlah bakteri baik dan menekan pertumbuhan bakteri jahat/berbahaya misalnya bakteri penyebab diare, dll. c. Meningkatkan penyerapan mineral dalam tubuh, misalnya kalsium, sehingga membantu mencegah osteoporosis pada wanita menopause dan membantu pertumbuhan tulang anak-anak. 3. Aspartame Aspartame merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl- phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanina. Aspartame dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal, Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman soda dan permen. Belakangan aspartame mendapat penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan aspartame menyebabkan banyak efek negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya mulai berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu sakarosa. 4. Saccharosa 1,05 g Saccharosa (sakarosa) merupakan gula majemuk yang tersusun dari gabungan dua jenis gula sederhana (glukosa dan fruktosa). 5. Citrus Sinensis Fructus Extractum siccum 70mg
- 6. Vitamin C 60 mg 7. Bahan lainnya 6,3 g V. Bahan dan Alat 1. Pereaksi Benedict 2. Larutan NaHCO3 5% 3. Larutan FeCl3 1% 4. Kertas pH atau Lakmus 5. Alat Pemanas 6. Tabung Reaksi 7. Pipet tetes
- VI. Prosedur A 1. Masukkan 5 tetes larutan minuman dalam tabung reaksi. 2. Tambahkan 15 tetes pereaksi benedict. 3. Panaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit. 4. Perhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif. B 1. Masukkan 10 tetes larutan minuman kedalam tabung reaksi. 2. Kemudian netralkan larutan (pH= 8) menggunakan NaHCO3 5%. 3. Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 1% . 4. Amati warna yang terjadi, adanya warna ungu menandakan vitamin C positif.
- VII. Hasil Percobaan Bahan Prosedur A Prosedur B Larutan vegeta (+) Endapan berwarna (-) Endapan berwarna merah bata kuning Gambar 1. Hasil Percobaan Prosedur A dan Prosedur B Gambar 2. Prosedur A Gambar 3. Prosedur B
- VIII. Pembahasan Berdasarkan hasil percobaan, pada prosedur A larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan hasil positif (+) mengandung vitamin C, sedangkan pada prosedur B larutan sampel dinetralkan dengan NaHCO3 (pH=8), lalu ditambahkan FeCl3 menghasilkan endapan kuning yang menunjukkan hasil negatif (-) tidak mengandung vitamin C, ini dikarenakan pada prosedur A yang bereaksi dengan benedict bukan vitamin C melainkan zat lain yang terkandung dalam larutan sampel yaitu sakarosa. IX. Kesimpulan Larutan sampel (larutan vegeta) tidak mengandung vitamin C.
- Daftar Pustaka Anonim. (2009). Uji Vitamin C. [Online]. Tersedia: http://www.bebekberanak.blogspot.com/. [22 Maret 2010] Anonim. (2009). Uji Vitamin C. [Online]. Tersedia: http://www.prestasiherfen.blogspot.com/. [22 Maret 2010] http://www.naqsehat.blogspot.com/ Riyadi, Wahyu. (2009). Uji Benedict, Uji Gula Pereduksi (Kualitatif). [Online]. Tersedia: http://www.wahyuriyadi.blogspot.com/. [22 Maret 2010] Vegeta. Uji Klinis. [Online]. Tersedia: http://www.vegeta.co.id/. [22 Maret 2010] Wikipedia. Vitamin. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/. [22 Maret 2010]
1605 views, 1 fav, 1 embed
Related
- Laporan biokimia vitamin dan mineral 1552 views
- Laporan praktikum biokimia ii vitamin b 6784 views
- Laporan hidrolisis sukrosa 13306 views
- Tugas kkpi kelas 11 3 kelompok 3 smakbo -kadar vitamin c- 118 views
- Tugas kkpi kelas 11 3 kelompok 3 smakbo -kadar vitamin c- 151 views
- Tugas kkpi kelas 11 3 kelompok 3 smakbo -kadar vitamin c- 113 views
- Tugas kkpi kelas 11 3 kelompok 3 smakbo -kadar vitamin c- 86 views
- Tugas kkpi kelas 11 3 kelompok 3 smakbo -kadar vitamin c- 119 views
- Kadar vitamin c, kelompok 3 kelas 11 3 221 views
- Identifikasi Senyawa Organik 2601 views
- Laporan biokimia asam amino protein 1697 views
- Laporan biokimia hidrolisis protein 413 views
- Smk12 kimiakesehatan-zulfikar 551 views
- Asam basa 379 views
- Soal2 p h larutan 1623 views
- Kelas11 kimia2 siti_poppy 1571 views
- SMK-MAK kelas10 smk kimia analitik adam ririni akhmad 13483 views
More by user
- Pemeriksaan jamur secara mikroskopik 2015 views
- Ninhydrid test of protein 1562 views
- Makalah mikro icha 4369 views
- Laporan praktikum biokimia ii vitamin b 6784 views
- Laporan kalibrasi 2841 views
- Laporan instrumen i fotometer 3754 views
About this document
Usage Rights
© All Rights Reserved
Stats
- 1 Favorites
- 1 Comments
- 48 Downloads
- 1,604 Views
on
SlideShare - Views
on
Embeds - 1,605 Total Views
Embed views
- 1 views on http://www.slideshare.net
Accessibility
View text
version
Additional Details
- Uploaded via SlideShare
- Uploaded as Adobe PDF
Categories
- Learn About Us
- About
- Careers
- Our Blog
- Press
- Contact us
- Help & Support
- Using SlideShare
- SlideShare 101
- Terms of Use
- Privacy Policy
- Copyright & DMCA
- Community Guidelines
- SlideShare Outside
- SlideShare Mobile New
- Facebook App
- LinkedIn App
- Widgets for your blog
- Pro & more
- Go PRO
- Business Solutions
- Developers & API
- Developers Section
- Developers Group
- Engineering Blog
© 2011 SlideShare Inc.
All rights reserved.
×