SPEKTROFOTOMETRI (KIMIA~XII)
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam
kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik
secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi
dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut
spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud
dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa
atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu
disebut juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang
sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari. Dalam
interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik, radiasi
elektromagnetik kemungkinan dihamburkan atau diabsorbsi sehingga dikenal adanya
spektroskopi hamburan, spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi.
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada
dasarnya sama yaitu di dasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi
elektromagnetik. Namun pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau
pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi
dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian
spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang
elektromagnetik.
Syarat-syarat senyawa dapat terukur
dengan metode spektrofotometer visibel, yaitu :
a) Mempunyai gugus
kromofor dan auksokrom. Namun yang paling penting atau diutamakan adalah gugus
kromofornya. Kromofor berasal dari kata ‘chromophorus’
yang berarti pemberi warna. Artinya, gugus kromofor adalah sebuah gugus yang
bertanggung jawab atas adanya absorbansi dan transisi elektronik. Kromofor
memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang berselang-seling, sedangkan auksokrom
adalah gugus yang melekat pada kromofor yang mempunyai pasangan elektron bebas
dan dapat menaikkan / menurunkan intensitas serapan, sehingga berperan dalam
pergeseran panjang gelombang.
b) Senyawa
tersebut harus berwarna
c) Panjang gelombang
antara 380 – 780 nm atau 400 – 800 nm
Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang
disebut sebagai sifat dualistik cahaya yaitu:
1) Sebagai gelombang
2) Sebagai partikel-partikel energi yang disebut
foton.
Karena sifat
tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui misalnya panjang gelombang,
frekuensi dan energi tiap foton. Panjang gelombang (l) didefinisikan sebagai
jarak antara dua puncak.
Panjang
gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis adalah panjang gelombang
dimana suatu zat memberikan penyerapan paling tinggi yang disebut λmaks.
Hal ini disebabkan jika pengukuran dilakukan pada panjang gelombang yang sama,
maka data yang diperoleh makin akurat atau kesalahan yang muncul makin kecil.
PENGERTIAN DASAR SPEKTROFOTOMETER VIS, UV, UV-VIS
Selasa, 26 Juli 2011
http://agitoaldi.blogspot.com/2011/07/pengertian-dasar-spektrofotometer-vis.html
Hubungan
antara panjang gelombang dengan frekuensi dirumuskan
oleh Planck yang dikenal dengan persamaan Planck :
atau = c / v
atau
Persamaan Planck: hubungan antara energi tiap foton
dengan frekuensi:
E =
h . v
E =
h .
Keterangan :
E = energi tiap
foton
h = tetapan
Planck (6,626 x 10-34 J.s)
v = frekuensi
sinar
c = kecepatan
cahaya (3 x 108 m.s-1)
Dari rumus di atas dapat diketahui
bahwa energi dan frekuensi suatu foton akan berbanding terbalik dengan panjang
gelombang tetapi energi yang dimiliki suatu foton akan berbanding lurus dengan
frekuensinya. Spektrofotometri
visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang dimaksud sinar tampak
adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat
oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan
memiliki energi sebesar 299–149 kJ/mol.
Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit
atom dengan energi terendah disebut keadaan dasar (ground-state). Energi yang
dimiliki sinar tampak mampu membuat elektron tereksitasi dari keadaan dasar
menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi atau menuju keadaan
tereksitasi. Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang
ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam
kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer. Misalnya suatu
zat akan berwarna orange bila menyerap warna biru dari spektrum sinar tampak
dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada
spektrum sinar tampak. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
Panjang
gelombang (nm)
|
Warna warna
yang diserap
|
Warna
komplementer (warna yang terlihat)
|
400 – 435
|
Ungu
|
Hijau kekuningan
|
435 – 480
|
Biru
|
Kuning
|
480 – 490
|
Biru kehijauan
|
Jingga
|
490 – 500
|
Hijau kebiruan
|
Merah
|
500 – 560
|
Hijau
|
Ungu kemerahan
|
560 – 580
|
Hijau kekuningan
|
Ungu
|
580 – 595
|
Kuning
|
Biru
|
595 – 610
|
Jingga
|
Biru kehijauan
|
610 – 800
|
Merah
|
Hijau kebiruan
|
SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK (VISIBLE)
Posted by 4
Juli 2011 pada
Pada spektrofotometer sinar tampak, sumber cahaya
biasanya menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu wolfram. Wolfram
merupakan salah satu unsur kimia, dalam tabel periodik unsur wolfram termasuk
golongan unsur transisi tepatnya golongan VIB atau golongan 6 dengan simbol W
dan nomor atom 74. Wolfram digunakan sebagai lampu pada spektrofotometri tidak
terlepas dari sifatnya yang memiliki titik didih yang sangat tinggi yakni 5930
°C.
Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah
terjadi penyerapan cahaya, baik cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga
spektrofotometri disebut juga sebagai spektroskopi absorbsi. Dari 4
jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki prinsip kerja yang
sama yaitu “adanya interaksi antara materi dengan cahaya yang memiliki
panjang gelombang tertentu”. Perbedaannya terletak pada panjang gelombang
yang digunakan.
Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang
disebut spektrofotometer terdiri dari :
sumber cahaya –
monokromator – sel sampel – detektor – read out (pembaca)
Fungsi masing-masing bagian:
1. Sumber sinar
polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai macam
rentang panjang gelombang. Untuk sepktrofotometer :
·
UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi
hidrogen
·
VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut
lampu wolfram
·
UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi
monokromator.
·
Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.
2. Monokromator
berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya yang
berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Jenis
monokromator yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma
dan filter optik. Jika digunakan
grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum cahaya. Sedangkan filter
optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya yang diteruskan sesuai dengan
warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada banyak lensa warna dalam satu alat yang
digunakan sesuai dengan jenis pemeriksaan.
Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau
penyebar cahaya. dengan adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya
dengan panjang gelombang tunggal yang mengenai sel sampel. Pada gambar di atas
hanya cahaya hijau yang melewati pintu keluar. Proses dispersi atau penyebaran
cahaya seperti yang tertera pada gambar.
3. Sel sampel
berfungsi sebagai tempat meletakan sampel
·
UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat
sampel. Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa
yang terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan
yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga penggunaannya
hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Cuvet biasanya berbentuk
persegi panjang dengan lebar 1 cm.
·
IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta)
biasanya dioleskan pada dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk
larutan dimasukan ke dalam sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan untuk
mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki sangat
sedikit dan harganya mahal.
4. Detektor
berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan mengubahnya menjadi
arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :
·
Kepekaan yang tinggi
·
Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
·
Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
·
Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
·
Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan
tenaga radiasi.
5. Read out
merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detektor.
Suatu senyawa dapat menyerap radiasi elektromagnetik
pada daerah UV-Vis karena memiliki gugus tertentu dalam molekul yang mengandung
elektron dan dapat dieksitasi dengan energi yang setingkat lebih tinggi yaitu
gugus kromofor. Panjang gelombang pada serapan bergantung pada kuatnya elektron
tersebut terikat di dalam molekul atau dapat juga ditentukan oleh perbedaan
dari energi antara tingkat energi dasar dan tingkat energi tereksitasi
(Silverstein, 1999).
PROSES ABSORBSI CAHAYA PADA SPEKTROFOTOMETRI
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis)
mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang
akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah
elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi.
Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi),
berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron
dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini
disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah
cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada
suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar
elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada gelombang
radio.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu
suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel
disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Ketika cahaya
mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian
lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang
mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang
dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan
cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses
penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar : Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel
sampel.
Dari gambar
terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau lebih banyak
di banding cahaya setelah melewati sel sampel
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Kamis, 16 Februari 2012
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A)
sedangkan cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan
dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi:
“jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet,
inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan
merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan
untuk menghitung banyaknya cahaya yang hamburkan:
dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:
Dimana, I0 merupakan intensitas cahaya
datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya setelah
melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis
sebagai :
A = a . b . c
atau A = ε . b . c
Keterangan :
A = absorbansi
b atau
terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya
1 cm)
c = konsentrasi
larutan yang diukur
ε = tetapan
absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan
absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm)
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi
apabila peralatan yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Sinar yang
masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan panjang
gelombang tunggal (monokromatis).
2. Penyerapan
sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh
molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3. Penyerapan
terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang sama.
4. Penyerapan
tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya larutan yang diukur
harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan cahaya oleh
partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam larutan.
5. Konsentrasi
analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan menggangu kelinearan
grafik absorbansi versus konsntrasi.
Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan
linear (A≈C) apabila nilai absorbansi larutan antara 0,2-0,8 (0,2 ≤ A ≥ 0,8)
atau sering disebut sebagai daerah berlaku hukum Lambert-Beer. Jika absorbansi
yang diperoleh lebih besar maka hubungan absorbansi tidak linear lagi. Kurva
kalibarasi hubungan antara absorbansi versus konsentrasi dapat dilihat pada
Gambar.
Gambar : Kurva
hubungan absorbansi vs konsentrasi
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam
menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit (tidak
linear) :
1. Adanya serapan
oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan
yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh
kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari
kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan
fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat
tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau
pemekatan).
Analisis
ferri-ferro dengan metode spektrofotometri UV-Vis :
Besi mempunyai 2 tingkat oksidasi,
yaitu +2 (ferro) dan +3 (ferri), sehingga terbentuk ion Fe2+ dan Fe3+.
Pada umumnya, besi cenderung membentuk senyawa dalam bentuk ferri daripada
dalam bentuk ferro, dan masing-masing dapat membentuk kompleks yang stabil
dengan senyawa-senyawa tertentu. Besi ferri dapat direduksi menjadi ferro
dengan menggunakan beberapa reduktor (pereduksi yang cukup kuat), sehingga
dengan konsentrasi kecil sudah mampu mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+.
SPEKTROFOTOMETER
Posted by:
rgmaisyah on: November 25, 2008
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu
dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang di transmisikan atau
yang di absorpsi.
Penyerapan sinar uv dan sinar tampak o/ molekul, melalui
3 proses yaitu :
1.
Penyerapan o/ transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.
2. Penyerapan o/ transisi electron d dan f dari molekul kompleks
3.
Penyerapan o/ perpindahan muatan.
Interaksi antara energy cahaya dan molekul dapat
digambarkan sbb :
E
= hv
Dimana , E =
energy (joule/second)
h = tetapan
plank
v = frekuensi
foton
Penyerapan sinar uv-vis dibatasi pd sejumlah gugus fungsional/gugus kromofor
(gugus dengan ikatan tidak jenuh) yang mengandung electron valensi dengan
tingkat eksitasi yang rendah. Dengan melibatkan 3 jenis electron yaitu : sigma,
phi dan non bonding electron. Kromofor-kromofor organic seperti karbonil,
alken, azo, nitrat dan karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar
tampak. Panjang gelombang maksimalnya dapat berubah sesuai dengan pelarut yang
digunakan. Auksokrom adalah
gugus fungsional yang mempunyai elekron bebas, seperti hidroksil, metoksi dan
amina. Terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor akan mengakibatkan
pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar
(bathokromik) yang disertai dengan peningkatan intensitas (hyperkromik).
Komponen dari suatu
spektrofotometer berkas tunggal :
1.
Suatu sumber energy cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah spectrum
dimana instrument itu dirancang untuk beroperasi.
2. Suatu monokromator, yakni suatu piranti untuk mengecilkan pita
sempit panjang-panjang gelombang dari spectrum lebar yang dipancarkan oleh
sumber cahaya.
3. Suatu wadah sampel (kuvet)
4. Suatu detector, yang berupa transduser yang mengubah energy cahaya
menjadi suatu isyarat listrik.
5. Suatu pengganda (amplifier), dan rangkaian yang berkaitan membuat
isyarat listrik itu memadai untuk di baca.
6.
Suatu system baca (piranti pembaca) yang memperagakan besarnya isyarat listrik,
menyatakan dalam bentuk % Transmitan (% T) maupun Adsorbansi (A).
Beberapa
jenis spektrofotometer :
1.
Spektrofotometer UV-Vis
2.
Spektrofotometer Infra merah
3.
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
4.
Spektrofotometer Resonansi Magnetik (NMR)
5.
Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar fluor/pendar fosfor)
6.
Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya ( nefelometer, turbidimeter dan
spektrofotometer Raman)
Pergeseran-pergeseran
:
1.
Bathokromik, pergeseran ke panjang gelombang yang lebih tinggi dengan energy
yang lebih rendah.
2. Hypsokromik(pergeseran biru), pergeseran ke panjang gelombang yang
lebih pendek.
3. Hyperkromik, peningkatan absoritivitas molar.
4.
Hypokromik, reduksi absortivitas molar.
Penerapan spektrofotometrik
Hukum Beer :
Absorbans, log (Po/P), radiasi monokromatik berbanding lurus dengan konsentrasi
sutu spesies penyerap dalam larutan.
Hukum Bouguer
(Lambert) : Bayangkan suatu medium penyerap yang homogen dalam lapisan-lapisan
yang sama tebal. Tiap lapisan menyerap radiasi monokromatik yang memasuki
lapisan itu dalam fraksi yang sama seperti lapisan-lapisan lain. Dengan
semuanya yang lain sama, maka absorbans itu berbanding lurus dengan panjang
jalan yang melewati medium.
Gabungan Hukum
Bouguer-Beer : sering di tuliskan sebagai A = abc atau A = εbc
Dengan A = absorbans
ε
= absorpsivitas molar (jika konsentrasi dalam molar) dengan satuan M-1cm-1
a
= absorpsivitas (jika konsentrasi dalam %b/v) dituliskan E1%1cm
b
= panjang jalan/kuvet
c
= konsentrasi ( dalam molar atau %b/v)
Spektra absorpsi sering diyatakan dalam %T maupun dalam
bentuk A (absorbansi)
Maka, A = – log (%T)
A = log (Po/P), Po
adalah daya cahaya masuk dan P adalah daya yang diteruskan melewati sampel.
Beberapa
Istilah Dalam Spektrofotometri
Absorbans (A) : A = log (Po/P)
Absorptivitas
(a) : tetapan dalam Hukum Bouguer-Beer bila konsentrasi dinyatakan dalam
%b/v dan tebal kuvet dalam cm. Dengan satuan liter per gram per sentimeter.
Absorptivitas
molar (ε) : tetapan dalam Hukum Bouguer-Beer bila konsentrasi dinyatakan dalam
molar dan tebal kuvet dalam cm. Dengan satuan liter per mol per sentimeter.
Transmitan (T) :
fraksi dari daya radiasi yang diteruskan oleh suatu sampel
T = P/Po. Sering dinyatakan sebagai suatu persentase : %T = (P/Po)
x 100%.
Kalo bisa cantumkan kutipan dan daftar pustaka
BalasHapusMakasih