Mengenal Lebih Dekat Sosok
Sri Mulyani Indrawati…..
“Saya menang… Selama saya tidak
mengkhianati kebenaran; selama saya tidak mengingkari nurani saya; dan selama
saya masih bisa menjaga martabat dan harga diri saya, maka di situ saya
menang.”
Kita bisa
bayangkan seperti apa orang yang memiliki definisi “menang” semacam ini.
Kemenangan yang mengandalkan kekuatan dan keutamaan karakter adalah kemenangan
dalam menghadapi godaan dan cobaan di dalam dan di luar diri. Orang yang
berpegang pada definisi ini bisa diramalkan memiliki karakter yang kuat dan
dapat diandalkan untuk mengedepankan etika publik dan etika personal. Dan orang
itu adalah
Sri Mulyani Indrawati.
Lahir di
Bandar Lampung, Lampung,
26 Agustus 1962, Sri Mulyani tumbuh dalam keluarga nasionalis dan
berpendidikan tinggi. Sri Mulyani merupakan anak ketujuh di antara 10
bersaudara dari pasangan Prof Satmoko (alm) dan Prof .Dr. Retno Sriningsih
Satmoko (almh).
Latar
belakang keluarganya punya jejak kuat pada dirinya. Doktor ekonomi lulusan
University of lllinois Urbana-Champaign ini menunjukkan kepedulian yang besar
terhadap negaranya dan dikenal sebagai orang yang sangat menguasai bidang
keahlian yang ditekuninya. Ia punya integritas, cerdas, dan tangkas dalam
bekerja.
Sejak paruh kedua dekade 1990-an, Sri Mulyani Indrawati atau
akrab dipanggil Mbak Ani disejajarkan dengan para selebriti dunia hiburan,
akibat seringnya tampil di panggung-panggung seminar atau dikutip di berbagai
media massa.
Setelah Megawati menjadi presiden, dia disebut-sebut cukup
dekat dengan Megawati dan sempat menyertai Megawati dalam sejumlah acara.
Bahkan sempat diisukan akan ditunjuk menduduki salah satu posisi penting di
kabinet. Namun, mendadak sejak Agustus 2001, namanya menghilang dari peredaran
di dalam negeri.
Anak binaan kesayangan Prof. Widjojo Nitisastro yang lama
memimpin Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi UI
ini, sejak tanggal 10 Agustus 2001, sudah hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika
Serikat (AS). Rencana pindah ke AS sudah lama, dalam rangka kerja sama dengan
lembaga bantuan milik Pemerintah AS, USAid dengan program otonomi daerah untuk
perkuatan institusi di daerah. Yaitu, memberikan beasiswa S-2 untuk pengajar di
universitas di daerah dari Aceh, Kaltim, Sulut, Papua dan Jawa. Programnya di
Amerika memang tadinya hanya untuk satu tahun, tetapi diperpanjang dua tahun
karena tenaganya masih diperlukan untuk konsultasi pengelolaan program USAid dalam
bidang desentralisasi.
Di sana, ibu Dewinta Illinia (13), Adwin Haryo Indrawan
(10), dan Luqman Indra Pambudi (6) dari perkawinan dengan Tonny Sumartono ini,
banyak memberikan saran dan nasihat mengenai bagaimana mendesain program S-2
untuk perkuatan universitas di daerah maupun program USAid lainnya di
Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Di samping itu, ia juga mengajar tentang
perekonomian Indonesia dan ekonomi makro di Georgia University serta banyak
melakukan riset dan menulis buku. Bukunya belum selesai. Topiknya tentang
Krisis Ekonomi dan Implikasi pada Pengelolaan Utang Publik.
Seperti halnya di Indonesia, di Amerika ia juga sering
mengikuti seminar, tetapi lebih banyak masalah internasional daripada di
Indonesia. Sangat banyak yang mengundangnya untuk seminar, seperti dari USINDO,
USAid, University of California San Diego, IMF, World Bank Asia Pacific
Department, University of Columbia, Negara Belanda, Minister of Planning, dan
sebagainya. Topiknya pun bervariasi, dari economic up date, desentralisasi dan
otonomi, institutional reform, program IMF, governance dan antikorupsi, masalah
konflik di Indonesia dan dunia, dan lain-lain.
Kepribadiannya yang lugas dan
cerdas, telah mengantarkannya kepada pergaulan yang sangat luas. Ia disenangi
banyak orang di dalam dan luar negeri. Tak heran bila pada awal Oktober 2002
lalu ia terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF)
mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group), menggantikan
Dono Iskandar Djojosubroto. Dia menjadi perempuan pertama dari Indonesia
menduduki posisi itu.
Posisi itu mungkin tak asing baginya karena sebagai ekonom
selama ini ia banyak berurusan dengan IMF, kebijakan IMF, dan dekat dengan
orang-orang IMF. Namun, kesan yang mungkin akan sulit dihindari adalah dengan
jabatannya yang baru ini pula tampaknya ia menjadi tak leluasa lagi mengkritik
keras kebijakan, baik pemerintah maupun IMF.
Sehubungan dengan jabatannya yang baru, penggemar warna
hitam, putih, dan pastel, yang juga menjabat komisaris independen di Unilever
Indonesia dan Astra Internasional, ini harus pindah dari kawasan Dunwoody,
Atlanta bagian utara, yang menjadi tempat tinggalnya setahun terakhir
(2001-2002), ke Washington DC -sekitar 1,5 jam dengan pesawat dari Atlanta. Sebab
sejak 1 November 2002, ia berkantor di lantai 13 gedung markas pusat IMF di
19th Street, NW, Washington DC, Maryland, dengan jabatan Executive Director
IMF. Baginya, jabatan baru ini adalah tanggung jawab yang harus diemban untuk
memenuhi harapan para pemilih dan pendukung, terutama publik.
Ia merupakan perempuan kedua pada posisi itu, setelah
seorang perempuan dari Thailand pernah menjabat sebelum Dono Iskandar
Djojosubroto. Namun yang jelas, jabatan itu sangat jarang dipegang oleh
perempuan. Dari segi usia, ia tergolong paling muda menjabat Executive Director
IMF itu. Ia menjabat untuk masa dua tahun.
Ia mengemban
tugas mewakili 12 negara anggota SEA Group di IMF. Tugasnya sebagai executive
director terkait dengan pengambilan keputusan (to execute). Untuk menentukan berbagai program dan keputusan
(action) yang harus diambil IMF. Jadi ia tidak hanya mewakili kepentingan
Indonesia. Namun mewakili kepentingan negara-negara anggota di lembaga IMF
maupun forum internasional yang relevan. Posisi executive director memberinya
kekuasaan penuh untuk bicara dan menyuarakan pemikiran, pertimbangan, maupun
keprihatinan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang kebanyakan masih
dalam kondisi berkembang dan miskin.
Kompetensinya
membawa ia berkiprah dalam posisi-posisi penting di pemerintahan Indonesia dan
lembaga internasional. Sebelum menjadi
Direktur
Pelaksana Bank Dunia, ia menjabat Menteri Keuangan RI ini sejak
1 Juni 2010. Ia juga pernah
menjabat
Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu dan sebelumnya
lagi ia menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Di luar sepak-terjangnya dalam
birokrasi, Sri Mulyani bekerja sebagai dosen di Fakultas Ekonomi UI dan dikenal
sebagai seorang pengamat ekonomi yang handal di
Indonesia. Ia
menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia (LPEM FEUI). Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana
Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr.
Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Jabatan-jabatan itu
mengindikasi kompetensinya baik sebagai ekonom maupun sebagai orang dengan
kepemimpinan yang kuat.
Ia primadona, cerdas, jelita dan populer. Analisisnya
kritis, lugas dan jernih. Kiprahnya sudah teruji di birokrasi dan lembaga
internasional. Kurang dari empat tahun, tiga jabatan menteri disandangnya. Dia
perempuan dan pemimpin muda berpotensi jadi presiden.
Emerging
Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF
di Singapura memilih Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk
tahun 2006. Ia juga masuk juga dalam daftar wanita paling berpengaruh ke-23 di
dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di
Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.
Kekuatan
dan keutamaan karakter tampaknya menjadi andalan Sri Mulyani. Dalam psikologi
positif, kajian yang memusatkan pada ikhtiar manusia mencapai kebahagiaan,
kekuatan dan keutamaan karakter merupakan daya yang menggerakkan orang untuk
berbahagia sekaligus memberi kontribusi yang baik kepada masyarakatnya.
Sepak-terjang Sri Mulyani membuktikan itu. Dengan kekuatan dan keutamaan karakter,
kemenangan seperti yang didefinisikannya adalah buah yang niscaya.
Dalam rangka menikmati hidup berguna dan bahagia ini pula,
ia getol pula mempelajari psikologi. Ia mengaku sudah sangat lama tertarik pada
psikologi. Bahkan dulu ingin masuk fakultas psikologi daripada fakultas
ekonomi, karena senang mempelajari tingkah laku dan sifat manusia. Ia senang
psikologi karena bisa memahami secara lebih baik sifat dan karakternya sendiri
maupun anak-anaknya. Menurutnya, sangat menyenangkan mempelajari bagaimana mereka
berkembang dan berubah seiring dengan usia. Sangat menakjubkan. Sementara,
menurutnya, ekonomi banyak bicara tentang tingkah laku pelaku ekonomi, seperti
konsumen dan produsen, bahkan juga pemerintah.
Sri
Mulyani semakin hangat dibicarakan dan bahkan sempat menjadi
tranding topics di jejaring social
Twitter lantaran
pengunduran dirinya yang juga telah disetujui oleh presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dengan alasan akan menjabat sebagai managing director di World Bank
alias Bank Dunia di Washington DC Amerika Serikat sementara pada saat yang
bersamaan kasus hukum yang membelit beliau belum selesai terkait dengan kasus
Bank Century.
Pengunduran
diri Sri Mulyani ini juga banyak disesalkan oleh para pengusaha karena beliau
adalah orang yang pro industri dan berjasa melepaskan Indonesia dari belenggu
krisis ekonomi pada tahun 2008 lalu.
Menurut SBY, Sri
Mulyani telah bekerja keras untuk mengembangkan kebijakan fiskal yang tepat,
juga dengan gigih melakukan reformasi di bidang keuangan untuk mendisiplinkan
penggunaan anggaran termasuk akuntabilitas atau pertanggungjawaban keuangan
yang diterima dari APBN, melakukan reformasi di bidang perpajakan dan bea cukai
yang perolehan negara yang tahun demi tahun, akibat reformasi itu telah
meningkat secara signifikan
Disamping itu, Sri Mulyani juga
menjadi ujung tombak dalam diplomasi dalam tingkat internasional, utamanya di
G20 dan di sejumlah forum penting lainnya. Begitu juga saat Indonesia mengalami
krisis tahun 2008-2009, krisis dunia yang juga berdampak ke Indonesia, Sri
Mulyani dan jajaran pemerintah bekerja keras untuk menyelamatkan perekonomian
negara ini dari dampak krisis perekonomian global itu.
Tentu kepindahan
Sri Mulyani ke Bank Dunia membuat kita kehilangan sosok yang pernah membawa
negeri ini menuju perubahan yang lebih baik khususnya dalam bidang perekonomian
namun di sisi lain, jabatan di lembaga elit internasional sekelas bank Dunia
ini juga akan membawa nama harum bagi Indonesia serta mampu menjembatani
hubungan baik Indonesia dengan Amerika Serikat.
Tentang
filosofi hidup, ia mengatakan hidup hanya sementara. Maka kalau bisa ia hanya
ingin melakukan yang terbaik dan memberikan yang terbaik kepada bangsa, negara,
agama dan keluarga. Serta ingin menikmati hidup bahagia, damai dengan diri
sendiri dan sekitarnya.
Sri
Mulyani Indrawati, sosoknya benar-benar mewakili gambaran Kartini masa kini,
cerdas, pintar dan sukses. Karirnya yang terus menanjak kerap dijadikan cermin
bagi perempuan lainnya. Menurut Sri Mulyani itu tidak lain karena menjalankan
peran sebagai ibu dan wanita karir dengan sepenuh hati. Kesuksesan wanita
Indonesia yang satu ini memang harus diacungi jempol dan bisa mewakili
cita-cita Kartini.
Sri Mulyani
sendiri merasa saat ini secara umum wanita sudah mendapat kesempatan luas tidak
dibedakan dari laki-laki. Sukses di karir diimbangi dengan membina keluarga
harmonis. Sri Mulyani tetap memberi perhatian luar biasa bagi keluarga. Menurut
Sri Mulyani agar emansipasi seperti yang diimpikan Kartini benar-benar tercapai
perempuan Indonesia harus menjalani pilihannya sebagai ibu dan wanita karir
dengan sepenuh hati.
Sri Mulyani Indrawati
Pendidikan:
1981
– 1986 Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia Sarjana Ekonomi
1988
– 1990 University of lllinois Urbana Champaign, U.S.A Master of Science of
Policy Economics
1990
– 1992 University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A Ph. D of Economics
Spesialisasi
Penelitian:
•
Ekonomi
Makro
•
Ekonomi
Keuangan Negara/Publk
•
Ekonomi
Moneter dan Perbankan
•
Ekonomi
Tenaga Kerja
Jabatan Utama:
ü Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu
ü Executive Director IMF mewakili 12
negara Asia Tenggara (2002-2004).
ü Konsultan USAid di Atlanta, Georgia,
Amerika Serikat (2001-2002)
ü Dewan Ekonomi Nasional (1999-2001)
Pengalaman Kerja
•
Kepala
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (LPEM FEUI), Juni 1998 – Sekarang
•
Nara
Sumber Sub Tim Perubahan UU Perbankan, Tim Reformasi Hukum – Departemen
Kehakiman RI, Agustus 1998 s/d Maret 1999.
•
Tim
Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 1999 – 2000,
Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri Kehakiman Republik Indonesia, 15
Mei 1999 – Sekarang
•
Anggota
Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan
RI, Juni 1998 s/d sekarang.
•
Dewan
Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI XXXI, Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial,
Kebudayaan dan Kemanusiaan, terhitung 1 April 1999 - Sekarang
•
Redaktur
Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan Indonesia, Agustus 1998 – Sekarang
•
Anggota
Komisi Pembimbing mahasiswa S3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaya NRP. 95507
Program Doktor (S3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institute Pertanian
Bogor, Juni 1998
•
Ketua
I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan
Pembangunan, PP Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), 1996 – 2000
•
Kepala
Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI, 1996-Maret 1999
•
Wakil
Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI, Mei 1995 – Juni 1998
•
Wakil
Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI, 1993 – Mei 1995
•
Research
Associate, LPEM FEUI, 1992 – Sekarang
•
Pengajar
Program S1 & Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen Universitas
Indonesia, 1986 – Sekarang
•
Anggota
Kelompok Kerja – GATS Departemen Keuangan, RI 1995
•
Anggota
Kelompak Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan – BKKBN, 1995
•
Anggota
Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan,
BKKBN, Mei – Desember 1995
•
Staf
Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS, 1994 – 1995
•
Asisten
Profesor, University of lllinois at Urbana, Champaign, USA, 1990 – 1992
•
Asisten
Pengajar Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia, 1985 – 1986
Kegiatan Penelitian
•
Research
Demand for Housing, World Bank Project, 1986
•
Kompetisi
Perbankan di Jakarta/Indonesia, BNI 1946, 1987
•
Study
on Effects on Long-term Overseas Training on Indonesia Participant Trainees.
OTO Bappenas – LPEM FEUI, 1998
•
Penyusunan
Study Dampak Ekonomi Sosial Kehutanan Indonesia . Departemen Kehutanan – LPEM
FEUI, 1992
•
Survei
Pemasaran Pelumas Otomotif Indonesia. Pertamina – LPEM FEUI, 1993
•
The
Prospect of Automotive Market and Factors Affecting Consumer Behavior on
Purchasing Car. PT. Toyota Astra – LPEM FEUI, 1994
•
Inflasi
di Indonesia : Fenomena Sisi Penawaran atau Permintaan atau keduanya. Kantor
Menko Ekuwasbang – Bulog – LPEM FEUI, 1994
•
Restrukturisasi
Anggaran Daerah. Departemen Dalam Negeri – LPEM FEUI, 1995
•
The
Evaluation of Degree and non degree training – OTO Bappenas, 1995
•
Fiscal
Reform in Indonesia : History and Perspective, 1995
•
Potensi
Tabungan Pelajar DKI Jakarta. Bank Indonesia – LPEM FEUI, 1995
•
Studi
Rencana Kerja untuk Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Nasional, Departemen Pariwisata, Pos & Telekomunikasi – LPEM
FEUI, 1996
•
Interregional
Input-Output (JICA Stage III), 1996
•
Studi
Kesiapan Industri Dalam Negeri Memasuki Era Perdagangan Bebas, Departemen
Perindustrian dan Perdagangan, LPEM FEUI, 1997
•
Penyusunan
Rancangan Repelita VII. Departemen Perindustrian dan Perdagangan , 1997
•
Indonesia
Economic Outlook 1998/1999. Indonesia Forum 1998
•
Country
Economic Review for Indonesia. Asian Development Bank, 1999
Publikasi :
Ø Teori Moneter, Lembaga Penerbitan
UI, 1986
Ø Measuring the Labour Supply effect
of Income Taxation Using a Life Cycle Labour Supply Model : A Case of Indonesia
(Disertasi), 1992
Ø "Prospek dan Masalah Ekspor
Indonesia", Suara Pembaharuan, April 1993
Ø The Cohort Approach of a life Cycle
Labour Supply, EKI, Desember 1993
Ø "Tantangan Ekspor non Migas
Indonesia ", DPE 1994
Ø "Perkembangan Ekonomi Sumber
Daya Manusia – Proceding " Seminar LP3Y – Jogya, Dalam Sumber Daya Manusia
dalam Pembangunan, 1995
Ø "Dilema Hutang Luar Negeri dan
PMA", Warta Ekonomi 26, 1995
Ø "Ability to Pay minimum wage
and Workers Condition in Indonesia", Seminar World Bank Seminar, April
1995.
Ø Workers in an integrating World,
Discuss Panel World Development Report, 1995
Ø Mungkinkah Ekonomi Rakyat ? Diskusi
Series Bali – Post – Ekonomi Rakyat, 25 November 1995
Ø "Tumbuh Tinggi dengan Uang
Ketat", Warta Ekonomi , 5 Februari 1996
Ø Inpres 2/1996 dan Pembangunan
Industri Nasional, Dialog Pembangunan CIDES, 28 Maret 1996"Kijang Tetap
Jadi Pilihan", Jawa Pos, 29 Maret 1996
Ø Consistent Macroeconomic Development
and its Limitation (Sri Mulyani dan Ari Kuncoro), Indonesia Economy Toward The
Twenty First Century – IDE 1996
Ø "Pemerintah Versus Pasar",
memperingati 70 Tahun, Prof. Widjojo Nitrisastro, Mei 1997
Ø "Liberalisasi Challenges",
Seminar ASEAN/ISI-Keijai Koho Center, Tokyo, 8 Juli 1997
Ø "Economic Profile and
Performance of ASEAN Countries" Konfrensi Federation of ASEAN Economic
Association, Denpasar – Bali, 24-25 Oktober 1997
Ø "Analisa Krisis Nilai Tukar dan
Prospek Perekonomian Indonesia ke Depan", Seminar KBRI Singapura, 4
Desember 1997
Ø "Small Industry Profiles and
Policies", Two Day Seminar USAID-LPEM, Aryaduta Hotel, 17-18 Desember 1997
Ø "Kesehatan Bank dan Lingkungan
Makro Ekonomi", Dialog Bank Umum Nasional, 16 Januari 1998
Ø "Evaluasi Ekonomi 1997 dan Tantangan
Ekonomi 1998", Seminar LIPI, 20 Januari 1998
Ø "Revisi RAPBN", Gatra, 24
Januari 1998
Ø "Krisis Ekonomi Indonesia dan
Langkah Reformasi", Orasi Ilmiah Universitas Indonesia, Balairung UI, 7
February 1998.
Ø "APBN 1998/1999 dimasa Resesi
dan Dimensi Revisi RAPBN 1998/1999", Diskusi HUT FKP DPR RI, 12 Februari
1998
Ø Forget CBS, Get Serious About
Reform, Indonesia Business, April 1998