SISTEM ORGAN PADA HEWAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ilmu biologi
adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk
hidup dan lingkungannya. Setiap orang terlibat sangat erat dengan
biologi,kerena salah satu objek dalam biologi adalah manusia. Oleh karena itu,
banyak sekali ilmu-ilmu yang mesti kita pelajari dan pahami.
Adapun
dalam makalah ini, masalah yang akan saya bahas adalah mengenai “Sistem Organ
Pada Hewan”. Mengingatmasih banyak mahasiswa yang belum memahami dan mengetahui
seperti apa sebenarnya sistem organ pada hewan itu.
Saya
selaku penulis makalah ini, akan menjelaskan tentang “Sistem Organ Pada Hewan”
sebagai judul utama dalam makalah ini, karena itu merupakan ketentuan dari Ibu
Dra. Yusnida Bey, selaku dosen mata kuliah biologi dasar 1.
1.2 TUJUAN
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
- Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Dasar 1
- Makalah ini saya susun dalam rangka membantu mahasiswa, khususnya mahasiswa pendidikan kimia untuk meningkatkan pemahaman mengenai sistem organ pada hewan.
1.3 RUMUSAN MASALAH
- Apakah sistem organ pada hewan itu?
- Seperti apakah sistem rangka pada hewan?
- Bagaimana cara kerja sistem otot pada hewan?
- Seperti apakah sistem integumen pada hewan?
- Seperti apakah sistem pencernaan pada hewan?
- Proses berlansungnya sistem respirasi itu seperti apa?
- Bagaimanakah sistem ekresi pada hewan?
- Seperti apakah sistem sirkulasi pada hewan?
- Seperti apakah sistem saraf pada hewan?
- Seperti apakah sistem reproduksi pada hewan?
- Bagaimana cara kerja sistem endokrin pada hewan?
- Seperti apakah sistem iminitas pada hewan?
- Seperti apakah sistem indra pada hewan?
BAB 2:
ISI
SISTEM
ORGAN PADA HEWAN
Sistem organ adalah gabungan dari
berbagai organ untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh. Setiap organ
memegang peranan yang sama penting dalam menjalankan fungsinya.
Sistem organ tubuh hewan dikelompokkan menjadi
12,,yaitu:
a.
Sisten rangka (skelet)
b.
Sistem otot
c.
Sisten integumen (kulit)
d.
Sistem pencernaan
e.
Sistem respirasi
f.
Sistem eksresi
g.
Sistem sirkulasi (peredaran)
h.
Sistem saraf
i.
Sistem reproduksi
j.
Sistem endokrin
k.
Sistem imun
l.
Sistem indra
2.1 Sistem Rangka (Skelet)
a Sistem rangka pada hewan
invetebrata
Hewan
invetebrata misalnya,,pada cacing pipih,,cacing gilig,,hewan golongan Annelida,,dan
Coelenterata (Cnidaria) memiliki sistem rangka hidrostatik. Adanya
rangka hidrostatik memungkinkan gerakan peristalsis. Gerakan peristalsis merupakan
pergerakan yang dihasilkan oleh kontraksi otot yang ritmik dari kepala sampai
ekor. Gerakan peristalsis dapat terjadi karna adanya otot sirkuler dan otot
longitudinal. Sedangkan invetebrata yang lain membutuhkan sistem rangka
untuk melindungi tubuh mereka. Masalah ini diatasi dengan berkembangnya sistem rangka luar
(eksoskeleton).
Eksoskeleton
terdiri dari shell dan body case. Shell atau
cangkang merupakan eksoskeleton yang tidak menutupi seluruh tubuh hewan. Shell terdiri dari satu atau dua bagian
(kepingan) yang tumbuh bersamaan dengan tubuh hewan pemiliknya. Shell paling banyak ditemukan pada hewan-hewan Bivalvia dan Gastropoda (molusca).
Sebaliknya,,body case lebih kompleks dari pada shell. Body case merupakan
eksoskeleton yang menutupi seluruh permukaan tubuh hewan. Body case terdiri dari sejumlah kepingan yang disatukan pada
sendi-sendi tertentu yang fleksibel. Body
case tidak dapat tumbuh secara
periodik,,sehingga body case harus
ditinggalakan dan diganti dengan yang baru. Contohnya pada Arthropoda yang
mencakup kelompok serangga,,udang,,dan laba-laba.
a Sistem rangka pada hewan
vertebrata
Hewan
vertebrata membutuhkan sistem rangka untuk menyokong berat tubuh. Hal tersebut
diatasi dengan adanya endoskeleton (rangka dalam). Endoskeleton vertebrata dapat tumbuh
seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Endoskeleton tersusun dari tulang. Tulang
dan otot bekerja sama membentuk sistem gerak. Endoskeleton hewan memilki bentuk
khas,,dimana bentuk khas inilah yang memberi bentuk tubuh pada masing-masing
jenis hewan.
Sistem gerak
hewan vertebrata sama seperti pada manusia,,otot sebagai alat gerak aktif dan
tulang sebagai alat gerak pasif. Hewan yang hidup di darat memiliki struktur
tulang dan otot yang tidak jauh berbeda dengan manusia. Namun hewan yang hidup di udara dan di air
memiliki struktur tulang yang khas. Selain itu hewan-hewan tersebut juga
memiliki struktur tambahan pada tubuhnya untuk mendukung pergerakan. Contohnya
burung dan ikan.
Burung
merupakan contoh hewan yang beradaptasi dengan baik untuk bergaerak di udara.
Burung memiliki:
a Sayap
dan bulu-bulu yang berfungsi untuk mengangkat tubuh burung di udara.
a Rangka
yang ringan dan ramping atau pipih.
a Sistem
tulang dan otot yang kuat untuk menggerakkan sayap.
Bulu burung
selain berfungsi untuk terbang,,juga berfungsi untuk menahan panas,,sehingga
tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efesien dalam
keadaan hangat.
Burung
memiliki struktur tulang yang teradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang burung
antara lain adalah:
a Burung
memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan
mamalia.
a Burung
memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,,berguna sebagai tempat
pelekatan otot terbang yang luas.
a Tulang-tulang
burung berongga dan ringan. tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki
struktur bersilang.
a Sayap
tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada
tangan manusia. Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat,,terutama ketika
burung terbang.
a tulang
belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,,terutama ketika
mengepakkan sayap pada saat terbang.
Teknik Terbang
Burung terbang
dengan mengepakkan sayap,,yaitu menggerakkan sayap ke atas dan ke bawah untuk
menimbulkan gerakan mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan
mendorong dan mengangkat sayap memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara
pada saat mengangkat sayap,,memerlikan kekuatan yang lebih kecil. Pada saat
mengangkat sayap,,burung menempatkan posisi sayapnya ke semula,,untuk memulai
gerakan mendorong dan mengangkat kembali.
Sedangkan pada
hewan yang hidup di air,,seperti contohnya ikan. Kita tahu bahwa air memiliki
kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara,,sehingga hewan lebih sulit
bergerak di air. Namun sebaliknya,,air memiliki gaya angkat yang lebih besar
dibandingkan dengan udara. Beberapa hewan yang hidup di air memiliki struktur
tubuh dan sistem gerak yang khas. Jadi untuk bergerak di dalam air,,ikan
memiliki struktur:
a Bentuk
tubuh yang Aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan
ketika bergerak di dalam air.
a Ekor
dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan di dalam air.
a Sirip
tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak diinginkan.
a Gelembung
renang untuk mengatur gerakan vertikal.
a Susunan
otot dan tulang belakang yang fleksibel untuk mendorong ekor ikan melawan air.
2.2 Sistem Otot
Otot merupakan
alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika sedang
berkontraksi dan memanjang ketika sedang berelaksasi. Kontraksi otot terjadi
ketika sedang melakukan kegiatan,,sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang
beristirahat. Dengan demikian otot memiliki 3 karakter,,yaitu:
Ø Kontraksibilitas,,yaitu
kemampuan otot untuk memendek,,otot menjadi lebih pendek dari ukuran semula
jika otot sedang melakukan kegiatan.
Ø Ekstensibilitas,,yaitu
kemampuan otot untuk memanjang,,otot menjadi lebih panjang dari ukuran semula.
Ø Elastisitas,,yaitu
kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Sifat
kerja otot
Otot dapat bekontraksi karena adanya
ransangan. Umumnya,,otot berkontraksi bukan karena satu ransangan,,melainkan
karena suatu rangkaian ransangan yang berurutan. Ransangan kedua memperkuat
ransangan pertama,,dan ransangan ketiga memperkuat ransangan kedua. Dengan
demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum. Tonus yang maksimum
terus-menerus disebut tetanus.
Sifat kerja
otot dibedakan atas:
a
Antagonis
Antagonis
adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak yang
berlawanan,,contohnya:
§
Ekstensor
(meluruskan) dan fleksor
(membengkokkan),,misalnya otot trisep dan otot bisep.
§
Abduktor
(menjauhi badan) dan adduktor (mendekati
badan),,misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
§
Depresor (ke
bawah) dan elevator (ke
atas),,misalnya gerak kepala menunduk dan menengadah.
§
Supinator
(menengadah) dan pronator
(menelungkup),,misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak
tangan menelungkup.
a Sinergis
Sinergis
adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah,,contohnya:
§
Pronator
teres dan pronator
kuadratus (Marieb & Mallat 2001)
Mekanisme gerak otot
Dari hasil
penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X,,Hansen dan Huxly
(1995) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut dengan model sliding filaments. Model ini menyatakan
bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot
kontraktil yang berupa filamen aktin dan filamen miosin.
Ransangan yang
diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi).
Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi,,filamen aktin meluncur
di antara miosin ke dalam zona H (bagian terang di antara dua pita gelap).
Dengan demikian serabut otot memendek,,yang tetap panjang ialah pita A (pita
gelap),,sedangkan pita I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu
kontraksi.
Ujung miosin
dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi
dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke
konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian
mengikatakan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang.
Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan,,dan ujung miosin lalu beristirahat
dengan energi rendah. Pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini
mengubah sudut perlekatan ujung miosin menjadi miosin ekor.
Ikatan antara
miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung
dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang lagi.
Sumber energi untuk gerak otot
ATP (Adenosin Tri Fosfat) merupakan sumber
energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbihidrat dan
lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang
memerlukan ATP.
ATP ADP + P
Aktin + Miosin Aktomiosin
ATPase
Fosfokreatin merupakan
persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam konsentrasi tinggi
pada otot. Fosfokretin tidak dapat dipakai lansung sebagai sumber
energi,,tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP dan
mengubahnya menjadi ATP.
Kreatin
Fosfokretin +ADP Kreatin + ATP
Foafokinase
Pada otot
lurik,,jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan
foafokretin untuk menghasilkan energi tidak memerlukan oksigen bebas,,oleh
sebab itu,,fase kontraksi sering disebut fase
anaerob.
Otot yang
berkontraksi dalam waktu yang alam dapat mengalami kelelahan. Hal itu
disebabkan menurunnya ATP dan fosfokreatin,,sedangkan ADP,,AMP,,dan asam laktat
naik konsentrasinya.
Sumbeb lain
untuk memperoleh energi ialah mengubah glikogen (gula otot) menjadi glukosa.
Glikogen merupakan senyawa yang tidak larut.
Untuk itu maka,,glikogen dilarutkan dulu menjadi laktasidogen,,dan laktasidogen akan diubah menjadi glukosa dan asam
laktat. Glikosa akan dioksidasi dan menghasilkan CO2,,H2O,,dan
energi. Energi yang dibebaskan digunakan untuk pembentukan ATP dan
fosfokreatin. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa,,dan glukosa menjadi CO2
dan H2O berlansung pada saat otot dalam keadaan relaksasi dengan
menggunakan oksigen bebas. Oleh sebab itu,,fase relaksasi disebut juga fase aerob.
Kelainan pada otot
§ Atrofi,,merupakan
suatu keadaan mengecilnya otot sehingga kehilangan kemampuan berkontraksi
§ Kelelahan
otot,,terjadi karena terus-menerus melakukan aktivitas,,dan jika hal ini terus
berlanjut maka akan terjafi kram.
§ Tetanus,,merupakan
otot yang terus-menerus berkontraksi (tonus atau kejang) akibat serangan
bakteri Clostridium tetani.
§ Miestenia
gravis,,adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga menyebabkan
kelumpuhan bahkan kematian. Penyebabnya belum diketahui dengan pasti.
§ Kaku
leher (stiff),,adalah peradangan otot
trapesius leher sehingga leher terasa kaku. Stiff
terjadi akibat kesalahan gerak.
2.3 Sistem Integumen (Kulit)
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,,memisahkan,,melindungi,,dan menginformasikan hewan terhadap
lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang
terbesar yang mencakup kulit,,rambut,,bulu,,sisik,,kuku,,kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir).
Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang
berarti "penutup".
v Kulit
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh
manusia. Kulit dibagi menjadi 3 bagian,,yaitu: bagian terluar disebut epidermis,,bagian tengah mesodermis,,dan bagian dalam dermis. Kulit
sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan sekitarnya,,seperti panas matahari,,debu,,dan asap knalpot.
Fungsi kulit
dapat bermacam-macam ,,antara lain:
§ Sebagai
pelindung
§ Sebagai
eksteroreseptor
§ Sebagai
osmoregulator
§ Sebagai
termoregulator
§ Sebagai
alat pernapasan
§ Sebagai
alat gerak
§ Sebagai
tempat cadangan makanan
v Rambut
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan,,terutama mamalia. Rambut muncul
dari epidermis (kulit luar),,walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di
bawah dermis. Struktur mirip rambut,,yang disebut trikoma,,juga ditemukan pada tumbuhan.
v
Kuku
Kuku
adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku
tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati,,mengeras,,dan kemudian terbentuk saat mulai
tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari
kotoran.
Fungsi
utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf,
serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia,,kuku sama dengan rambut yang antara
lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Pada
kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah
kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi,,kuku merupakan bagian terkeras dari
tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.
Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata
0,5 - 1,5 mm,,empat kali lebih cepat dari
pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku.
Sebaliknya,
kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa,,pertumbuhan kuku sangat lamban dan
rapuh.
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang
terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu,,yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber
makanan anaknya,,adanya rambut,,dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas".
Otak mengatur sistem peredaran darah,,termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih
dari 5000 genus,,yang tersebar dalam 425 keluarga
dan hingga 46 ordo,,meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang dipakai.
Secara filogenetik,,yang disebut Mamalia adalah semua turunan dari nenek moyang monotremata (seperti ekidna) dan mamalia therian
(berplasenta dan berkantung atau marsupial).
Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan,,yaitu:
v Paling luar adalah epidermis,,
Epidermis biasanya terdiri atas tiga puluh lapis sel
yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari lapisan epidermis
ini sering terkelupas,,epidermis bagian paling dalam
sering membelah dan sel anakannya terdorong ke atas (ke arah luar).
v Tengah adalah dermis,,
Bagian tengah,,dermis,,memiliki
ketebalan lima belas hingga empat puluh kali dibanding epidermis. Dermis
terdiri dari berbagai komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar.
v Dalam adalah hypodermis
Hipodermis tersusun atas jaringan adiposa dan berfungsi untuk
menyimpan lemak,,penahan benturan,,dan insulasi. Ketebalan lapisan ini bervariasi pada
setiap spesies
2.4 Sistem Pencernaan
Ø Hewan
invertebrata
Pada hewan invertebrata,,pembagian
makanan dilakukan dengan cara yang sangat sederhana,,seperti pada amoeba dengan
vakuola makanan,,pada planaria dengan gastrovaskuler.
a) Sistem pencernaan cacing tanah
Saluran pencernaan cacing tanah
terdiri dari mulut,,kerongkongan,,tembolok,,empedal,, usus,,dan anus.
Cacing tanah memakan buangan
sampah,,kemudian makanan ini masuk ke dalam mulut bersama dengan
butiran-butiran tanah. Setelah itu,,makanan di dalam kerongkongan yang membesar
(faring)
akan dibasahi oleh lendir,,kemudian disimpan sementara di dalam tembolok. Dari
tembolok,,makanan masuk ke dalam empedal. Empedal adalah lambung pengunyah yang
berotot. Di empedal,,makanan dicerna secara mekanik dengan bantuan butiran
tanah,,kemudian dialirkan ke usus.
Pencernaan secara kimiawi dan
penyerapan sari makanan,,terjadi di dalam usus. Sisa makanan dikeluarkan
melalui anus.
b) Sistem pencernaan serangga
Serangga yang kita ambil sebagai
contoh adalah belalang. belalang mencari makanan secara aktif. Oleh karena
itu,,di sekitar mulut belalang terdapat alat pelengkap khusus,,sehingga dapat
memakan daun dengan cepat.
Dari mulut,,makanan melalui
kerongkongan masuk ke dalam tembolok untuk disimpan sementara. Dari
tembolok,,makanan menuju ke empedal. Di empedal,,makanan digiling,,kemudian
masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung,,terjadi pencernaan secara kimiawi dan
penyerapan sari makanan. Makanan kemudian masuk ke dalam darah dan diedarkan ke
seluruh tubuh. Sisa makanan yang berbentuk padat dikumpulkan dan bermuara pada
usus besar,,lalu sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
Ø Hewan
vertebrata
a) Sistem pencernaan burung
Burung memiliki saluran pencernaan
yang terdiri dari mulut,,kerongkongan,,tembolok,, lambung
kelenjar,,empedal,,usus halus,,usus besar,,dan kloaka.
Burung menggunakan paruhnya untuk
mengambil makanan,,namun paruh burung tidak berfungsi sebagai pengunyah. Lidah
burung runcing dan keras karena berlapiskan zat tanduk. Makanan dari mulut
masuk menuju ke tembolok melalui kerongkongan. Di tembolok,,makanan disimpan
sementara,,setelah itu makanan masuk ke dalam lambung kelenjar yang mengeluarkan
getah lambung.
Di empedal,,makanan dihancurkan
dengan bantuan pasir atau kerikil. Dari empedal,,pencernaan dilanjutkan di usus
halus. Pankreas dan hati menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang dialirkan ke
usus halus. Hasil pencernaan diserap oleh pembuluh darah pada dinding usus
halus. Sisa pencernaan dialirkan ke usus besar,,kemudian ke rektum dan akhirnya
dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran,,yaitu saluran
pencernaan,,saluran ekskresi,,dan saluran alat kelamin.
b) Sistem pencernaan Reptil
Reptil
memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari mulut,,kerongkongan,,lambung,, usus,,dan
kloaka.
Pada reptil,,alat untuk menangkap
mangsa adalah lidah,,contohnya pada cicak,,dan gigi,,contohnya pada buaya.
Mangsa yang tertangkap lansung ditelan. lendir yang dihasilkan kelenjar ludah
membantu mempermudah penelanan mangsa.
c) Sistem pencernaan amfibi
Saluran pencernaan
amfibi,,contohnya katak,,terdiri dari mulut,,kerongkongan,,lambung,, usus,,dan
kloaka.
Lidah pada katak digunakan untuk
menangkap mangsa. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui
kerongkongan. Di dalam lambung makanan,,kemudian masuk ke dalam usus. Di
usus,,zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka
merupakan muara dari tiga saluran,,yaitu: saluran pencernaan,,saluran
eksresi,,dan saluran alat kelamin.
d) Sistem pencernaan ikan
Saluran pencernaan pada ikan
terdiri dari mulut,,kerongkongan,,lambung,,usus,,dan anus.
Dari mulut,,makanan masuk ke dalam
kerongkongan,,kemudian masuk menuju lambung untuk dicerna. Dari
lambung,,makanan mengalir menuju usus,,dan bermuara di anus.
e) Sistem pencernaan mamalia
Sistem pencernaan pada hewan
mamalia pada umumnya sama dengan manusia,,kecuali pada susunan dan bentuk gigi
serta struktur lambung,,khususnya pada hewan pemamah biak dan hewan karnivora.
a.
Rongga mulut (kavum oris)
Rongga mulut mamalia dibentuk oleh
tiga tahap,,yaitu palatum durun (langit-langit
keras),,palatum mole (langit-langit
lunak),,serta velum palastini (bagian
tepi). Dasar rongga mulut bersifat lunak. Di dalam rongga mulut terdapat
gigi,,lidah,,dan kelenjar ludah. Jenis gigi mamalia sama dengan gigi
manusia,,tetapi mengalami perubahan bentuk yang sesuai dengan cara hidupnya.
§
Gigi seri (dens insisivus)
Gigi seri
berbentuk pahat dan berfungsi untuk memotong. Pada hewan pengerat
rodentia),,gigi seri berfungsi untuk mengerat. Email hanya ada di bagian
daratan muka. Di bagian ini gigi terus tumbuh.
§
Gigi taring (dens caninus)
Gigi taring
berbentuk runcing dan berfungsi untuk menyobek. Pada hewan karnivora,,gigi
taring tumbuh dan berkembang dengan baik,,sedangkan pada herbivora,,gigi taring
tidak berkembang.
§
Geraham muka (premolar)
Geraham muka
berfungsi untuk mengunyah. Bagian mahkotanya terdiri dari email yang melintang
dan tajam.
§
Geraham belakang (molar)
Geraham
belakang berfungsi untuk mengunyah. Bentuknya sama dengan molar pada manusia.
b.
Lambung
Khusus
hewan pemamah biak (ruminansia),,seperti sapi,,rusa,,dan kambing,,lambungnya
terbagi menjadi empat ruang,,yaitu: rumen,,retikulum,,omasum,,dan abomasum.
Proses
pencernaan di lambung sapi adalah sebagai berikut,,rumput atau daun-daunan
dikunyah sekadarnya serta dicampur air ludah,,lalu ditelan ke esofagus. Dari
esofagus makanan masuk ke rumen. Di rumen,,terdapat simbiosis antara hewan
pemamah biak dengan bakteri dan flagelata yang yang dapat menghasilkan enzim selulase. Bakteri yang mampu
menghancurkan selulosa contohnya adalah Chytophaga,,sedangkan
flagelata yang biasa terdapat dalam tubuh hewan ruminansia adalah Cypromonas subtilis. Akibat perombakan oleh
flagelata ini,,feses dapat digunakan untuk pupuk,,dan dapat pula digunakan
sebagai bahan dalam pembuatan biogas melalui proses peragian.
Di dalam
rumen,,terjadi pencernaan protein dan polisakarida,,serta fermentasi selulosa
dan enzim selulase. Dari rumen,,makanan masuk ke retikulum. Di
retikulum,,makanan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan kasar yang disebut bolus. Pada saat sapi
beristirahat,,bolus yang disimpan sedikit demi sedikit dikeluarkan dari
retikulum untuk dikunyah lagi. Sesudah itu ditelan lagi masuk ke
retikulum,,lalu ke omasum,,dan selanjutnya ke abomasum. Di abomasum ini terjadi
pencernaan yang sebenarnya oleh enzim-enzim pencernaan.
c.
Intestinum (usus)
Usus pada
mamalia dapat dibedakan atas usus halus (intestinum
tenue) dan usus besar (intestinum krasum). Usus halus terdiri
dari duodenum,,jejunum,,dan ileum.
Di dalam
usus halus,,terjadi perombakan terakhir dan proses penyerapan sari-sari
makanan. Usus berakhir dengan rektum dan lubang yang disebut anus. Secara garis
besar,,sistem pencernaan makanan pada semua hewan mamalia adalah sama,,kecuali
pada hewan pemamah biak yang memiliki kekhususan.
Berbeda
dengan sapi,,ruminansia seperti kuda,,kelinci,,dan marmut tidak melakukan
fermantasi selulosa di rumen,,tapi di sekum
(usus buntu). Sekum adalah kantong kecil yang terdapat di pertemuan antara
usus halus dan usus besar. Pada hewan-hewan tersebut,,tidak terjadi pengunyahan
dua kali sehingga feses yang dihasilkan lebih kasar dan berserat dari pada
feses sapi. Pada kelinci dan hewan pengerat lainnya,,bakteri pencerna selulosa
hidup di usus besar. (Purves et al.2004;Solomon
et al.2005)
2.5 Sistem Respirasi
Mekanisme pernapasan pada hewan
bergantung pada sifat lingkungannya,,yaitu lingkungan perairan atau daratan.
Daratan lebih banyak mengandung oksigen dari pada perairan,,sehingga sistem
pernapasan antara hewan yang hidup di air dengan hewan yang hidup di darat
berbeda. Pernapasan pada hewan ada yang dilakukan secara difusi lansung melalui
sel-sel permukaan tubuh. Ada pula hewan yang melakukan pernapasan dengan
alat-alat khusus,,misalkan insang,,kulit,,trakea,,atau paru-paru.
Hewan avertebrata
v Sistem pernapasan porivera
Pada porivera,,proses pernapasan masih
sangat sederhana. Air yang mengandung oksigen terlarut masuk melalui pori-pori
tubuhnya. Selanjutnya oksigen yang terlarut dalam air masuk melalui sel-sel
permukaan tubuhnya,,yaitu koanosit secara difusi.
Di dalam mitokondrian pada sel
koanosit,,oksigen digunakan untuk mengurangi molekul organik menjadi molekul
anorganik yang disertai pelepasan karbon dioksida. Selanjutnya,,molekul-molekul
karbon dioksida yang terlarut dalam air akan bergerak berlawanan arah menuju
membran sel dan keluar menuju spongosol. Air dalam spongosol digerakkan oleh
flagelum sel koanosit dan mengalir keluar melalui oskulum.
v Sistem pernapasan coelenterata
Coelenterata
tersusun dari dua lapisan sel,,yaitu lapisan luar berasal dari ektoderm dan lapisan dalam berasal dari endoderm. Lapisan sel yang berasal dari
ektoderm disebut epidermis dan
lapisan sel yang berasal dari endoderm disebut gastrodermis. Pertukaran gas terjadi secara difusi pada sel di luar
permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air.
Pada
pernapasannya,,Coelenterata memiliki alat bantu berupa lekukan jaringan yang
terdapat pada gastrodermis,,disebut sifonoglifa.
v Sistem pernapasan serangga
Pada serangga,,pertukaran gas dari
jaringan dengan udara di lingkungan dilakukan dengan menggunakan trakea (anyaman tabung-tabung yang berisi
udara),,sehingga disebut sistem pembuluh trakea.
Sistem pembuluh trakea merupakan sistem pernapasan yang paling sederhana dan
paling efisien. Sistem pernapasan ini terdiri dari suatu sistem tabung udara
(trakea) yang bercabang-cabang (trakeola) dan
setiap cabang akan bercabang lagi,,sehingga dapat menjangkau hampir semua
bagian tubuh. Saluran percabangan yang paling ujung akan tenggelam ke dalam
membran sel pada sel-sel tubuh.
Mekanisme pernapasan sistem pembuluh
trakea adalah sebagai berikut. Pertukaran udara dilakukan melalui lubang-lubang
pernapasan,,yang disebut spirakel atau stigma.
Spirakel pada segmen pertama dan ketiga,,masing-masing terdapat satu pasang
pada tiap sisi toraks (dada) dan delapan pasang lainnya terdapat pada setiap
sisi abdomen. Spirakel dilindungi oleh
bulu-bulu halus yang berfungsi menahan debu dan benda asing lainnya dari udara
sebelum masuk ke dalam trakea. Spirakel dilindungi oleh katup yang dikontrol
oleh otot sehingga dapat mengatur membuka dan menutupnya spirakel.. Jika otot
berkontraksi,,spirakel terbuka dan trakea mengembang,,sehingga udara dari luar
dapat masuk ke dalam trakea. Dari trakea udara masuk ke trakeola,,kemudian ke
seluruh tubuh dan akhirnya sampai ke membran plasma sel dan oksigen akan
berdifusi. Karbon dioksida hasil respirasi dibawa melalui sistem trakea yang
akhirnya dikeluarkan melalui spirakel pada saat otot berelaksasi,,sehingga
trakea mengempis. Dengan mekanisme pernapasan seperti itu,,maka oksigen ataupun
karbon dioksida tidak diedarkan melalui darah,,melainkan melalui pembuluh
trakea. Oleh sebab itu,,pembuluh darah serangga hanya berfungsi untuk
mengangkut sari-sari makanan dan hormon.
Kebanyakan serangga hidup di
darat,,tetapi ada beberapa serangga pada masa larvanya hidup di air,,misalnya
capung. Larva capung bernapas menggunakan insang
trakea,,yaitu berupa insang yang sangat halus dan berfungsi
mengikat oksigen yang terlarut dalam air dengan cara difusi. Insang trakea
tersebut hanya berfungsi saat larva,,kemudian akan mereduksi dan hilang setelah
serangga tersebut pindah ke darat.
Hewan vertebrata
v Sistem pernapasan ikan
Ikan bernapas dengan insang yang terdapat di sisi kanan dan
sisi kiri kepala (kecuali ikan Dipnoi
yang bernapas dengan paru-paru). Selain berfungsi sebagai alat
pernapasan,,insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi dan transportasi
garam-garam. Oksigen dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang. Darah di
dalam pembuluh darah pada insang mengikat oksigen dan membawanya beredar ke
seluruh jaringan tubuh. Dalam jaringan tubuh,,darah akan melepaskan dan
mengikat karbon dioksida serta membawanya ke insang. Dari insang,,karbon
dioksida keluar dari tubuh ke air secara difusi.
Insang ikan tersusun atas
bagian-bagian berikut ini:
ͽ
Tutup insang ( operkulum),,hanya terdapat pada ikan bertulang
sejati,,sedangkan pada ikan bertulang rawan,,tidak terdapat tutup insang.
Operkulum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air
sewaktu bernafas.
ͽ
Membran brankiostega (selaput tipis di tepi operkulum),,berfungsi sebagai
katup pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.
ͽ
Lengkung insang (arkus brankialis)
ͽ
Lembaran (filamen) insang (holobrankialis),,berwarna kemerahan.
ͽ
Saringan insang (tapis
insang),,berfungsi untuk menjaga agar tak ada benda asing yang masuk ke dalam
rongga insang.
Mekanisme pernapasan ikan
Mekanisme
pernapasan pada ikan diatur oleh mulut dan tutup insang. pada waktu tutup
insang mengembang,,membran brankiostega menempel rapat pada tubuh,,sehingga air
masuk lewat mulut. Sebaliknya jika mulut ditutup,,tutup insang mengempis,,rongga
faring menyempit,,dan membran brankiostega melonggar,,sehingga air keluar
melalui celah dari tutup insang. Air dengan oksigen yang larut di dalamnya
membasahi filamen insang yang penuh kapiler darah. Oksigen diikat oleh darah
dan karbon dioksida ikut keluar dari tubuh ikan bersama air melalui celah tutup
insang.
Pada
beberapa jenis ikan,,misalnya ikan gabus,,lele,,gurami,,dan betok,,rongga
insangnya mempunyai perluasan ke atas yang berupa lipatan-lipatan tidak teratur
yang disebut labirin. Rongga
labirin berfungsi menyimpan udara,,sehingga jenis ikan tersebut dapat hidup di
air yang kotor dan kekurangan oksigen.
v Sistem pernapasan amphibia
Alat pernapasan pada amphibia,,misalnya
katak,,berupa paru-paru,,kulit,,dan insang. Pada stadium larva (berudu),,hewan
ini bernapas dengan insang luar. insang luar berupa tiga pasang lipatan kulit
yang banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Oksigen yang larut dalam air di
sekeliling insang berdifusi ke dalam kapiler-kapiler darah,,dan beredar ke
seluruh jaringan tubuh. Karbon dioksida dibawa kembali oleh darah ke alat
pernapasan untuk dikeluarkan dari tubuh. Pada salamander yang hidup di
air,,insang luar tetap ada pada stadium dewasanya.
Paru-paru katak berjumlah sepasang.
Struktur paru-paru katak berupa kantong tipis yang elastis,,dilengkapi dengan
lipatan-lipatan pada permukaan dinding dalamnya,,yang berguna untuk memperluas
permukaan. Pada permukaan dinding dalam terdapat kapiler-kapiler darah yang
berfungsi mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan –jaringan lain
dan melepas CO2 ke paru-paru.
Mekanisme pernapasan katak
Pada saat katak berinspirasi
(menghirup O2) dan berekspirasi (mengeluarkan CO2),,mulut
katak selalu dalam keadaan tertutup. Pernapasan pada katak diatur oleh
kontraksi dan relaksasi otot perut dan otot rahang bawah.
Proses pernapasan
katak adalah:
a)
Inspirasi
Mula-mula,,tenggorokan
bergerak ke bawah sehingga rongga mulut membesar. Hal ini menyebabkan udara
masuk melalui lubang hidung ke rongga mulut. Kemudian lubang hidung tertutup
diikuti dengan berkontraksinya otot rahang bawah yang menyebabkan rongga mulut
mengecil. dengan mengecilnya rongga mulut,,udara terdorong masuk ke
paru-paru,,O2 diikat oleh kapiler darah lalu diedarkan ke seluruh
tubuh.
tidak ada daftar pustaka,makalah boongan
BalasHapusKesimpulan mana
BalasHapus