SISTEM ORGAN PADA HEWAN


SISTEM ORGAN PADA HEWAN
BAB 1
PENDAHULUAN



1.1 LATAR BELAKANG

            Ilmu biologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Setiap orang terlibat sangat erat dengan biologi,kerena salah satu objek dalam biologi adalah manusia. Oleh karena itu, banyak sekali ilmu-ilmu yang mesti kita pelajari dan pahami.
            Adapun dalam makalah ini, masalah yang akan saya bahas adalah mengenai “Sistem Organ Pada Hewan”. Mengingatmasih banyak mahasiswa yang belum memahami dan mengetahui seperti apa sebenarnya sistem organ pada hewan itu.
            Saya selaku penulis makalah ini, akan menjelaskan tentang “Sistem Organ Pada Hewan” sebagai judul utama dalam makalah ini, karena itu merupakan ketentuan dari Ibu Dra. Yusnida Bey, selaku dosen mata kuliah biologi dasar 1.

1.2 TUJUAN

            Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

  1. Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Dasar 1
  2. Makalah ini saya susun dalam rangka membantu mahasiswa, khususnya mahasiswa pendidikan kimia untuk meningkatkan pemahaman mengenai sistem organ pada hewan.


1.3 RUMUSAN MASALAH

  1. Apakah sistem organ pada hewan itu?
  2. Seperti apakah sistem rangka pada hewan?
  3. Bagaimana cara kerja sistem otot pada hewan?
  4. Seperti apakah sistem integumen pada hewan?
  5. Seperti apakah sistem pencernaan pada hewan?
  6. Proses berlansungnya sistem respirasi itu seperti apa?
  7. Bagaimanakah sistem ekresi pada hewan?
  8. Seperti apakah sistem sirkulasi pada hewan?
  9. Seperti apakah sistem saraf pada hewan?
  10. Seperti apakah sistem reproduksi pada hewan?
  11. Bagaimana cara kerja sistem endokrin pada hewan?
  12. Seperti apakah sistem iminitas pada hewan?
  13. Seperti apakah sistem indra pada hewan?

BAB 2: ISI
SISTEM ORGAN PADA HEWAN


Sistem organ adalah gabungan dari berbagai organ untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh. Setiap organ memegang peranan yang sama penting dalam menjalankan fungsinya.
Sistem organ tubuh hewan dikelompokkan menjadi 12,,yaitu:
a.       Sisten rangka (skelet)
b.      Sistem otot
c.       Sisten integumen (kulit)
d.      Sistem pencernaan
e.       Sistem respirasi
f.        Sistem eksresi
g.      Sistem sirkulasi (peredaran)
h.      Sistem saraf
i.        Sistem reproduksi
j.        Sistem endokrin
k.      Sistem imun
l.        Sistem indra


2.1 Sistem Rangka (Skelet)

a       Sistem rangka pada hewan invetebrata

Hewan invetebrata misalnya,,pada cacing pipih,,cacing gilig,,hewan golongan Annelida,,dan Coelenterata (Cnidaria) memiliki sistem rangka hidrostatik. Adanya rangka hidrostatik memungkinkan gerakan peristalsis. Gerakan peristalsis merupakan pergerakan yang dihasilkan oleh kontraksi otot yang ritmik dari kepala sampai ekor. Gerakan peristalsis dapat terjadi karna adanya otot sirkuler dan otot longitudinal. Sedangkan invetebrata yang lain membutuhkan sistem rangka untuk melindungi tubuh mereka. Masalah ini diatasi dengan berkembangnya sistem rangka luar (eksoskeleton).

Eksoskeleton terdiri dari shell dan body case. Shell atau cangkang merupakan eksoskeleton yang tidak menutupi seluruh tubuh hewan. Shell terdiri dari satu atau dua bagian (kepingan) yang tumbuh bersamaan dengan tubuh hewan pemiliknya. Shell paling banyak ditemukan pada hewan-hewan Bivalvia dan Gastropoda (molusca).

Sebaliknya,,body case lebih kompleks dari pada shell. Body case merupakan eksoskeleton yang menutupi seluruh permukaan tubuh hewan. Body case terdiri dari sejumlah kepingan yang disatukan pada sendi-sendi tertentu yang fleksibel. Body case  tidak dapat tumbuh secara periodik,,sehingga body case harus ditinggalakan dan diganti dengan yang baru. Contohnya pada Arthropoda yang mencakup kelompok serangga,,udang,,dan laba-laba.




a       Sistem rangka pada hewan vertebrata

Hewan vertebrata membutuhkan sistem rangka untuk menyokong berat tubuh. Hal tersebut diatasi dengan adanya endoskeleton (rangka dalam). Endoskeleton vertebrata dapat tumbuh seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Endoskeleton tersusun dari tulang. Tulang dan otot bekerja sama membentuk sistem gerak. Endoskeleton hewan memilki bentuk khas,,dimana bentuk khas inilah yang memberi bentuk tubuh pada masing-masing jenis hewan.















Sistem gerak hewan vertebrata sama seperti pada manusia,,otot sebagai alat gerak aktif dan tulang sebagai alat gerak pasif. Hewan yang hidup di darat memiliki struktur tulang dan otot yang tidak jauh berbeda dengan manusia. Namun hewan yang hidup di udara dan di air memiliki struktur tulang yang khas. Selain itu hewan-hewan tersebut juga memiliki struktur tambahan pada tubuhnya untuk mendukung pergerakan. Contohnya burung dan ikan.

Burung merupakan contoh hewan yang beradaptasi dengan baik untuk bergaerak di udara. Burung memiliki:
a       Sayap dan bulu-bulu yang berfungsi untuk mengangkat tubuh burung di udara.
a       Rangka yang ringan dan ramping atau pipih.
a       Sistem tulang dan otot yang kuat untuk menggerakkan sayap.

Bulu burung selain berfungsi untuk terbang,,juga berfungsi untuk menahan panas,,sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot bekerja lebih efesien dalam keadaan hangat.












Burung memiliki struktur tulang yang teradaptasi untuk terbang. Adaptasi tulang burung antara lain adalah:
a       Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.
a       Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas.
a       Tulang-tulang burung berongga dan ringan. tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang.
a       Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia. Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat,,terutama ketika burung terbang.
a       tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.

Teknik Terbang

Burung terbang dengan mengepakkan sayap,,yaitu menggerakkan sayap ke atas dan ke bawah untuk menimbulkan gerakan mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan mendorong dan mengangkat sayap memerlukan kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap,,memerlikan kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap,,burung menempatkan posisi sayapnya ke semula,,untuk memulai gerakan mendorong dan mengangkat kembali.

Sedangkan pada hewan yang hidup di air,,seperti contohnya ikan. Kita tahu bahwa air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara,,sehingga hewan lebih sulit bergerak di air. Namun sebaliknya,,air memiliki gaya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan udara. Beberapa hewan yang hidup di air memiliki struktur tubuh dan sistem gerak yang khas. Jadi untuk bergerak di dalam air,,ikan memiliki struktur:
a       Bentuk tubuh yang Aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak di dalam air.
a       Ekor dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan di dalam air.
a       Sirip tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak diinginkan.
a       Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertikal.
a       Susunan otot dan tulang belakang yang fleksibel untuk mendorong ekor ikan melawan air.














2.2 Sistem Otot

Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang ketika sedang berelaksasi. Kontraksi otot terjadi ketika sedang melakukan kegiatan,,sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian otot memiliki 3 karakter,,yaitu:
Ø  Kontraksibilitas,,yaitu kemampuan otot untuk memendek,,otot menjadi lebih pendek dari ukuran semula jika otot sedang melakukan kegiatan.
Ø  Ekstensibilitas,,yaitu kemampuan otot untuk memanjang,,otot menjadi lebih panjang dari ukuran semula.
Ø  Elastisitas,,yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Sifat kerja otot

Otot dapat bekontraksi karena adanya ransangan. Umumnya,,otot berkontraksi bukan karena satu ransangan,,melainkan karena suatu rangkaian ransangan yang berurutan. Ransangan kedua memperkuat ransangan pertama,,dan ransangan ketiga memperkuat ransangan kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang maksimum. Tonus yang maksimum terus-menerus disebut tetanus.

Sifat kerja otot dibedakan atas:
a      Antagonis
Antagonis adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak yang berlawanan,,contohnya:
§      Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan),,misalnya otot trisep dan otot bisep.










§      Abduktor (menjauhi badan) dan adduktor (mendekati badan),,misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.










§      Depresor (ke bawah) dan elevator (ke atas),,misalnya gerak kepala menunduk dan menengadah.
§      Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup),,misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

a       Sinergis
Sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah,,contohnya:
§      Pronator teres dan pronator kuadratus (Marieb & Mallat 2001)

Mekanisme gerak otot






















Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X,,Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut dengan model sliding filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi terjadi berdasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filamen aktin dan filamen miosin.

Ransangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi,,filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (bagian terang di antara dua pita gelap). Dengan demikian serabut otot memendek,,yang tetap panjang ialah pita A (pita gelap),,sedangkan pita I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.

Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatakan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan,,dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah. Pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung miosin menjadi miosin ekor.
Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang lagi.

Sumber energi untuk gerak otot

ATP (Adenosin Tri Fosfat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbihidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP.

                              ATP          ADP + P
Aktin + Miosin                                  Aktomiosin
                                         ATPase

Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokretin tidak dapat dipakai lansung sebagai sumber energi,,tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP dan mengubahnya menjadi ATP.

                                         Kreatin
Fosfokretin +ADP                                  Kreatin + ATP
                                             Foafokinase

Pada otot lurik,,jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan foafokretin untuk menghasilkan energi tidak memerlukan oksigen bebas,,oleh sebab itu,,fase kontraksi sering disebut fase anaerob.

Otot yang berkontraksi dalam waktu yang alam dapat mengalami kelelahan. Hal itu disebabkan menurunnya ATP dan fosfokreatin,,sedangkan ADP,,AMP,,dan asam laktat naik konsentrasinya.

Sumbeb lain untuk memperoleh energi ialah mengubah glikogen (gula otot) menjadi glukosa. Glikogen merupakan senyawa yang tidak larut.  Untuk itu maka,,glikogen dilarutkan dulu menjadi laktasidogen,,dan laktasidogen akan diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glikosa akan dioksidasi dan menghasilkan CO2,,H2O,,dan energi. Energi yang dibebaskan digunakan untuk pembentukan ATP dan fosfokreatin. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa,,dan glukosa menjadi CO2 dan H2O berlansung pada saat otot dalam keadaan relaksasi dengan menggunakan oksigen bebas. Oleh sebab itu,,fase relaksasi disebut juga fase aerob.

Kelainan pada otot

§      Atrofi,,merupakan suatu keadaan mengecilnya otot sehingga kehilangan kemampuan berkontraksi
§      Kelelahan otot,,terjadi karena terus-menerus melakukan aktivitas,,dan jika hal ini terus berlanjut maka akan terjafi kram.
§      Tetanus,,merupakan otot yang terus-menerus berkontraksi (tonus atau kejang) akibat serangan bakteri Clostridium tetani.
§      Miestenia gravis,,adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Penyebabnya belum diketahui dengan pasti.
§      Kaku leher (stiff),,adalah peradangan otot trapesius leher sehingga leher terasa kaku. Stiff terjadi akibat kesalahan gerak.



2.3 Sistem Integumen (Kulit)
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan,,memisahkan,,melindungi,,dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit,,rambut,,bulu,,sisik,,kuku,,kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
v  Kulit
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit dibagi menjadi 3 bagian,,yaitu: bagian terluar disebut epidermis,,bagian tengah mesodermis,,dan bagian dalam dermis. Kulit sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan sekitarnya,,seperti panas matahari,,debu,,dan asap knalpot.
Fungsi kulit dapat bermacam-macam ,,antara lain:
§      Sebagai pelindung
§      Sebagai eksteroreseptor
§      Sebagai osmoregulator
§      Sebagai termoregulator
§      Sebagai alat pernapasan
§      Sebagai alat gerak
§      Sebagai tempat cadangan makanan


v Rambut
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan,,terutama mamalia. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar),,walaupun berasal dari folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut,,yang disebut trikoma,,juga ditemukan pada tumbuhan.
v Kuku
Kuku adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati,,mengeras,,dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran.
Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia,,kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan sulfur.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan gigi,,kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.
Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 - 1,5 mm,,empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga dipengaruhi oleh panas tubuh. Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa,,pertumbuhan kuku sangat lamban dan rapuh.
Salah satu contoh sistem integumen pada hewan adalah sistem integumen pada mamalia.
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu,,yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya,,adanya rambut,,dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas". Otak mengatur sistem peredaran darah,,termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih dari 5000 genus,,yang tersebar dalam 425 keluarga dan hingga 46 ordo,,meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang dipakai.

            Secara filogenetik,,yang disebut Mamalia adalah semua turunan dari nenek moyang monotremata (seperti ekidna) dan mamalia therian (berplasenta dan berkantung atau marsupial).

Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan,,yaitu:
v  Paling luar adalah epidermis,,
Epidermis biasanya terdiri atas tiga puluh lapis sel yang berfungsi menjadi lapisan tahan air. Sel-sel terluar dari lapisan epidermis ini sering terkelupas,,epidermis bagian paling dalam sering membelah dan sel anakannya terdorong ke atas (ke arah luar).
v  Tengah adalah dermis,,
Bagian tengah,,dermis,,memiliki ketebalan lima belas hingga empat puluh kali dibanding epidermis. Dermis terdiri dari berbagai komponen seperti pembuluh darah dan kelenjar.
v  Dalam adalah hypodermis
Hipodermis tersusun atas jaringan adiposa dan berfungsi untuk menyimpan lemak,,penahan benturan,,dan insulasi. Ketebalan lapisan ini bervariasi pada setiap spesies


2.4 Sistem Pencernaan
Ø  Hewan invertebrata
Pada hewan invertebrata,,pembagian makanan dilakukan dengan cara yang sangat sederhana,,seperti pada amoeba dengan vakuola makanan,,pada planaria dengan gastrovaskuler.
a)      Sistem pencernaan cacing tanah
Saluran pencernaan cacing tanah terdiri dari mulut,,kerongkongan,,tembolok,,empedal,, usus,,dan anus.






Cacing tanah memakan buangan sampah,,kemudian makanan ini masuk ke dalam mulut bersama dengan butiran-butiran tanah. Setelah itu,,makanan di dalam kerongkongan yang membesar (faring) akan dibasahi oleh lendir,,kemudian disimpan sementara di dalam tembolok. Dari tembolok,,makanan masuk ke dalam empedal. Empedal adalah lambung pengunyah yang berotot. Di empedal,,makanan dicerna secara mekanik dengan bantuan butiran tanah,,kemudian dialirkan ke usus.
Pencernaan secara kimiawi dan penyerapan sari makanan,,terjadi di dalam usus. Sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
b)      Sistem pencernaan serangga
Serangga yang kita ambil sebagai contoh adalah belalang. belalang mencari makanan secara aktif. Oleh karena itu,,di sekitar mulut belalang terdapat alat pelengkap khusus,,sehingga dapat memakan daun dengan cepat.







Dari mulut,,makanan melalui kerongkongan masuk ke dalam tembolok untuk disimpan sementara. Dari tembolok,,makanan menuju ke empedal. Di empedal,,makanan digiling,,kemudian masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung,,terjadi pencernaan secara kimiawi dan penyerapan sari makanan. Makanan kemudian masuk ke dalam darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa makanan yang berbentuk padat dikumpulkan dan bermuara pada usus besar,,lalu sisa makanan dikeluarkan melalui anus.

Ø  Hewan vertebrata
a)      Sistem pencernaan burung
Burung memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari mulut,,kerongkongan,,tembolok,, lambung kelenjar,,empedal,,usus halus,,usus besar,,dan kloaka.






Burung menggunakan paruhnya untuk mengambil makanan,,namun paruh burung tidak berfungsi sebagai pengunyah. Lidah burung runcing dan keras karena berlapiskan zat tanduk. Makanan dari mulut masuk menuju ke tembolok melalui kerongkongan. Di tembolok,,makanan disimpan sementara,,setelah itu makanan masuk ke dalam lambung kelenjar yang mengeluarkan getah lambung.
Di empedal,,makanan dihancurkan dengan bantuan pasir atau kerikil. Dari empedal,,pencernaan dilanjutkan di usus halus. Pankreas dan hati menghasilkan enzim-enzim pencernaan yang dialirkan ke usus halus. Hasil pencernaan diserap oleh pembuluh darah pada dinding usus halus. Sisa pencernaan dialirkan ke usus besar,,kemudian ke rektum dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran,,yaitu saluran pencernaan,,saluran ekskresi,,dan saluran alat kelamin.
b)      Sistem pencernaan Reptil
Reptil memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari mulut,,kerongkongan,,lambung,, usus,,dan kloaka.






Pada reptil,,alat untuk menangkap mangsa adalah lidah,,contohnya pada cicak,,dan gigi,,contohnya pada buaya. Mangsa yang tertangkap lansung ditelan. lendir yang dihasilkan kelenjar ludah membantu mempermudah penelanan mangsa.
c)      Sistem pencernaan amfibi
Saluran pencernaan amfibi,,contohnya katak,,terdiri dari mulut,,kerongkongan,,lambung,, usus,,dan kloaka.






Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa. Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung makanan,,kemudian masuk ke dalam usus. Di usus,,zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara dari tiga saluran,,yaitu: saluran pencernaan,,saluran eksresi,,dan saluran alat kelamin.
d)      Sistem pencernaan ikan
Saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut,,kerongkongan,,lambung,,usus,,dan anus.






Dari mulut,,makanan masuk ke dalam kerongkongan,,kemudian masuk menuju lambung untuk dicerna. Dari lambung,,makanan mengalir menuju usus,,dan bermuara di anus.


e)      Sistem pencernaan mamalia
Sistem pencernaan pada hewan mamalia pada umumnya sama dengan manusia,,kecuali pada susunan dan bentuk gigi serta struktur lambung,,khususnya pada hewan pemamah biak dan hewan karnivora.
a.       Rongga mulut (kavum oris)
Rongga mulut mamalia dibentuk oleh tiga tahap,,yaitu palatum durun (langit-langit keras),,palatum mole (langit-langit lunak),,serta velum palastini (bagian tepi). Dasar rongga mulut bersifat lunak. Di dalam rongga mulut terdapat gigi,,lidah,,dan kelenjar ludah. Jenis gigi mamalia sama dengan gigi manusia,,tetapi mengalami perubahan bentuk yang sesuai dengan cara hidupnya.
§      Gigi seri (dens insisivus)
Gigi seri berbentuk pahat dan berfungsi untuk memotong. Pada hewan pengerat rodentia),,gigi seri berfungsi untuk mengerat. Email hanya ada di bagian daratan muka. Di bagian ini gigi terus tumbuh.







§      Gigi taring (dens caninus)
Gigi taring berbentuk runcing dan berfungsi untuk menyobek. Pada hewan karnivora,,gigi taring tumbuh dan berkembang dengan baik,,sedangkan pada herbivora,,gigi taring tidak berkembang.
§      Geraham muka (premolar)
Geraham muka berfungsi untuk mengunyah. Bagian mahkotanya terdiri dari email yang melintang dan tajam.
§      Geraham belakang (molar)
Geraham belakang berfungsi untuk mengunyah. Bentuknya sama dengan molar pada manusia.
b.      Lambung
            Khusus hewan pemamah biak (ruminansia),,seperti sapi,,rusa,,dan kambing,,lambungnya terbagi menjadi empat ruang,,yaitu: rumen,,retikulum,,omasum,,dan abomasum.





            Proses pencernaan di lambung sapi adalah sebagai berikut,,rumput atau daun-daunan dikunyah sekadarnya serta dicampur air ludah,,lalu ditelan ke esofagus. Dari esofagus makanan masuk ke rumen. Di rumen,,terdapat simbiosis antara hewan pemamah biak dengan bakteri dan flagelata yang yang dapat menghasilkan enzim selulase. Bakteri yang mampu menghancurkan selulosa contohnya adalah Chytophaga,,sedangkan flagelata yang biasa terdapat dalam tubuh hewan ruminansia adalah Cypromonas subtilis. Akibat perombakan oleh flagelata ini,,feses dapat digunakan untuk pupuk,,dan dapat pula digunakan sebagai bahan dalam pembuatan biogas melalui proses peragian.
            Di dalam rumen,,terjadi pencernaan protein dan polisakarida,,serta fermentasi selulosa dan enzim selulase. Dari rumen,,makanan masuk ke retikulum. Di retikulum,,makanan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan kasar yang disebut bolus. Pada saat sapi beristirahat,,bolus yang disimpan sedikit demi sedikit dikeluarkan dari retikulum untuk dikunyah lagi. Sesudah itu ditelan lagi masuk ke retikulum,,lalu ke omasum,,dan selanjutnya ke abomasum. Di abomasum ini terjadi pencernaan yang sebenarnya oleh enzim-enzim pencernaan.
c.       Intestinum (usus)
            Usus pada mamalia dapat dibedakan atas usus halus (intestinum tenue)  dan usus besar (intestinum krasum). Usus halus terdiri dari duodenum,,jejunum,,dan ileum.
            Di dalam usus halus,,terjadi perombakan terakhir dan proses penyerapan sari-sari makanan. Usus berakhir dengan rektum dan lubang yang disebut anus. Secara garis besar,,sistem pencernaan makanan pada semua hewan mamalia adalah sama,,kecuali pada hewan pemamah biak yang memiliki kekhususan.
            Berbeda dengan sapi,,ruminansia seperti kuda,,kelinci,,dan marmut tidak melakukan fermantasi selulosa di rumen,,tapi di sekum (usus buntu). Sekum adalah kantong kecil yang terdapat di pertemuan antara usus halus dan usus besar. Pada hewan-hewan tersebut,,tidak terjadi pengunyahan dua kali sehingga feses yang dihasilkan lebih kasar dan berserat dari pada feses sapi. Pada kelinci dan hewan pengerat lainnya,,bakteri pencerna selulosa hidup di usus besar. (Purves et al.2004;Solomon et al.2005)
2.5 Sistem Respirasi

Mekanisme pernapasan pada hewan bergantung pada sifat lingkungannya,,yaitu lingkungan perairan atau daratan. Daratan lebih banyak mengandung oksigen dari pada perairan,,sehingga sistem pernapasan antara hewan yang hidup di air dengan hewan yang hidup di darat berbeda. Pernapasan pada hewan ada yang dilakukan secara difusi lansung melalui sel-sel permukaan tubuh. Ada pula hewan yang melakukan pernapasan dengan alat-alat khusus,,misalkan insang,,kulit,,trakea,,atau paru-paru.

*   Hewan avertebrata

v  Sistem pernapasan porivera

Pada porivera,,proses pernapasan masih sangat sederhana. Air yang mengandung oksigen terlarut masuk melalui pori-pori tubuhnya. Selanjutnya oksigen yang terlarut dalam air masuk melalui sel-sel permukaan tubuhnya,,yaitu koanosit secara difusi.











 Di dalam mitokondrian pada sel koanosit,,oksigen digunakan untuk mengurangi molekul organik menjadi molekul anorganik yang disertai pelepasan karbon dioksida. Selanjutnya,,molekul-molekul karbon dioksida yang terlarut dalam air akan bergerak berlawanan arah menuju membran sel dan keluar menuju spongosol. Air dalam spongosol digerakkan oleh flagelum sel koanosit dan mengalir keluar melalui oskulum.

v  Sistem pernapasan coelenterata

            Coelenterata tersusun dari dua lapisan sel,,yaitu lapisan luar berasal dari ektoderm dan lapisan dalam berasal dari endoderm. Lapisan sel yang berasal dari ektoderm disebut epidermis dan lapisan sel yang berasal dari endoderm disebut gastrodermis. Pertukaran gas terjadi secara difusi pada sel di luar permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air.











            Pada pernapasannya,,Coelenterata memiliki alat bantu berupa lekukan jaringan yang terdapat pada gastrodermis,,disebut sifonoglifa.

v  Sistem pernapasan serangga

Pada serangga,,pertukaran gas dari jaringan dengan udara di lingkungan dilakukan dengan menggunakan trakea (anyaman tabung-tabung yang berisi udara),,sehingga disebut sistem pembuluh trakea. Sistem pembuluh trakea merupakan sistem pernapasan yang paling sederhana dan paling efisien. Sistem pernapasan ini terdiri dari suatu sistem tabung udara (trakea) yang bercabang-cabang (trakeola) dan setiap cabang akan bercabang lagi,,sehingga dapat menjangkau hampir semua bagian tubuh. Saluran percabangan yang paling ujung akan tenggelam ke dalam membran sel pada sel-sel tubuh.













Mekanisme pernapasan sistem pembuluh trakea adalah sebagai berikut. Pertukaran udara dilakukan melalui lubang-lubang pernapasan,,yang disebut spirakel atau  stigma. Spirakel pada segmen pertama dan ketiga,,masing-masing terdapat satu pasang pada tiap sisi toraks (dada) dan delapan pasang lainnya terdapat pada setiap sisi abdomen. Spirakel dilindungi oleh bulu-bulu halus yang berfungsi menahan debu dan benda asing lainnya dari udara sebelum masuk ke dalam trakea. Spirakel dilindungi oleh katup yang dikontrol oleh otot sehingga dapat mengatur membuka dan menutupnya spirakel.. Jika otot berkontraksi,,spirakel terbuka dan trakea mengembang,,sehingga udara dari luar dapat masuk ke dalam trakea. Dari trakea udara masuk ke trakeola,,kemudian ke seluruh tubuh dan akhirnya sampai ke membran plasma sel dan oksigen akan berdifusi. Karbon dioksida hasil respirasi dibawa melalui sistem trakea yang akhirnya dikeluarkan melalui spirakel pada saat otot berelaksasi,,sehingga trakea mengempis. Dengan mekanisme pernapasan seperti itu,,maka oksigen ataupun karbon dioksida tidak diedarkan melalui darah,,melainkan melalui pembuluh trakea. Oleh sebab itu,,pembuluh darah serangga hanya berfungsi untuk mengangkut sari-sari makanan dan hormon.

Kebanyakan serangga hidup di darat,,tetapi ada beberapa serangga pada masa larvanya hidup di air,,misalnya capung. Larva capung bernapas menggunakan insang trakea,,yaitu berupa insang yang sangat halus dan berfungsi mengikat oksigen yang terlarut dalam air dengan cara difusi. Insang trakea tersebut hanya berfungsi saat larva,,kemudian akan mereduksi dan hilang setelah serangga tersebut pindah ke darat.




*    Hewan vertebrata

v  Sistem pernapasan ikan

Ikan bernapas dengan insang yang terdapat di sisi kanan dan sisi kiri kepala (kecuali ikan Dipnoi yang bernapas dengan paru-paru). Selain berfungsi sebagai alat pernapasan,,insang juga berfungsi sebagai alat ekskresi dan transportasi garam-garam. Oksigen dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang. Darah di dalam pembuluh darah pada insang mengikat oksigen dan membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuh. Dalam jaringan tubuh,,darah akan melepaskan dan mengikat karbon dioksida serta membawanya ke insang. Dari insang,,karbon dioksida keluar dari tubuh ke air secara difusi.

Insang ikan tersusun atas bagian-bagian berikut ini:
ͽ      Tutup insang ( operkulum),,hanya terdapat pada ikan bertulang sejati,,sedangkan pada ikan bertulang rawan,,tidak terdapat tutup insang. Operkulum berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernafas.
ͽ      Membran brankiostega (selaput tipis di tepi operkulum),,berfungsi sebagai katup pada waktu air masuk ke dalam rongga mulut.
ͽ      Lengkung insang (arkus brankialis)
ͽ      Lembaran (filamen) insang (holobrankialis),,berwarna kemerahan.
ͽ      Saringan insang (tapis insang),,berfungsi untuk menjaga agar tak ada benda asing yang masuk ke dalam rongga insang.

Mekanisme pernapasan ikan

            Mekanisme pernapasan pada ikan diatur oleh mulut dan tutup insang. pada waktu tutup insang mengembang,,membran brankiostega menempel rapat pada tubuh,,sehingga air masuk lewat mulut. Sebaliknya jika mulut ditutup,,tutup insang mengempis,,rongga faring menyempit,,dan membran brankiostega melonggar,,sehingga air keluar melalui celah dari tutup insang. Air dengan oksigen yang larut di dalamnya membasahi filamen insang yang penuh kapiler darah. Oksigen diikat oleh darah dan karbon dioksida ikut keluar dari tubuh ikan bersama air melalui celah tutup insang.











            Pada beberapa jenis ikan,,misalnya ikan gabus,,lele,,gurami,,dan betok,,rongga insangnya mempunyai perluasan ke atas yang berupa lipatan-lipatan tidak teratur yang disebut labirin. Rongga labirin berfungsi menyimpan udara,,sehingga jenis ikan tersebut dapat hidup di air yang kotor dan kekurangan oksigen.



v Sistem pernapasan amphibia

            Alat pernapasan pada amphibia,,misalnya katak,,berupa paru-paru,,kulit,,dan insang. Pada stadium larva (berudu),,hewan ini bernapas dengan insang luar. insang luar berupa tiga pasang lipatan kulit yang banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Oksigen yang larut dalam air di sekeliling insang berdifusi ke dalam kapiler-kapiler darah,,dan beredar ke seluruh jaringan tubuh. Karbon dioksida dibawa kembali oleh darah ke alat pernapasan untuk dikeluarkan dari tubuh. Pada salamander yang hidup di air,,insang luar tetap ada pada stadium dewasanya.

            Paru-paru katak berjumlah sepasang. Struktur paru-paru katak berupa kantong tipis yang elastis,,dilengkapi dengan lipatan-lipatan pada permukaan dinding dalamnya,,yang berguna untuk memperluas permukaan. Pada permukaan dinding dalam terdapat kapiler-kapiler darah yang berfungsi mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan –jaringan lain dan melepas CO2 ke paru-paru.

Mekanisme pernapasan katak

            Pada saat katak berinspirasi (menghirup O2) dan berekspirasi (mengeluarkan CO2),,mulut katak selalu dalam keadaan tertutup. Pernapasan pada katak diatur oleh kontraksi dan relaksasi otot perut dan otot rahang bawah.

Proses pernapasan katak adalah:




















a)      Inspirasi
Mula-mula,,tenggorokan bergerak ke bawah sehingga rongga mulut membesar. Hal ini menyebabkan udara masuk melalui lubang hidung ke rongga mulut. Kemudian lubang hidung tertutup diikuti dengan berkontraksinya otot rahang bawah yang menyebabkan rongga mulut mengecil. dengan mengecilnya rongga mulut,,udara terdorong masuk ke paru-paru,,O2 diikat oleh kapiler darah lalu diedarkan ke seluruh tubuh.

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.