|
Ikatan Kimia
adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai
berikut:
Ø Tujuan pembentukan ikatan kimia
adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.
Ø Elektron
yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu
atom/unsur yang terlibat.
Ø Salah 1 petunjuk dalam pembentukan
ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA
atau golongan 18 (gas mulia).
Ø Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan
kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas
mulia.
Ø Unsur gas mulia mempunyai elektron
valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom
Helium).
Ø Kecenderungan
unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia
terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet
a) atom yang 1
melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima
elektron)
b)
penggunaan
bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing
atom yang berikatan
c)
penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang
berikatan.
|
· Lambang
Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang).
·
Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron
tunggal (belum berpasangan).
Penulisan Struktur Lewis
Langkah-langkahnya :
1) Semua
elektron valensi harus muncul dalam struktur Lewis
2) Semua
elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan
3) Semua
atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet)
4) Kadang-kadang
terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya
dibentuk oleh atom C, N, O, P dan S)
Langkah alternatif : ( syarat
utama : kerangka molekul / ion sudah diketahui )
1) Hitung
jumlah elektron valensi dari semua atom dalam molekul / ion
2) Berikan
masing-masing sepasang elektron untuk setiap ikatan
3) Sisa
elektron digunakan untuk membuat semua atom terminal mencapai oktet
4) Tambahkan
sisa elektron (jika masih ada), kepada atom pusat
5) Jika
atom pusat belum oktet, tarik PEB dari atom terminal untuk membentuk ikatan
rangkap dengan atom pusat
Ikatan ion adalah
ikatan yang terbentuk akibat gaya tarik listrik
(gaya Coulomb)
antara ion yang berbeda. Ikatan ion juga dikenal sebagai ikatan elektrovalen.
|
- Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion).
- Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis (sesuai hukum Coulomb).
- Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.
Contoh :
§
Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi
elektronnya sama dengan gas mulia.
§
Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit
terluarnya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.
Sifat umum
senyawa ionik :
1) Titik
didih dan titik lelehnya tinggi
2) Keras,
tetapi mudah patah
3) Penghantar
panas yang baik
4) Larut
dalam air
5) Lelehan
maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit)
6) Tidak
larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzena)
Senyawa yang
mempunyai ikatan ion antara lain :
a) Golongan
alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)
Contoh : NaF, KI, CsF
b) Golongan
alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : Na2S,
Rb2S,Na2O
c) Golongan
alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : CaO, BaO, MgS.
|
Ikatan
kovalen dapat terjadi karena adanya penggunaan
elektron secara bersama. Apabila ikatan kovalen terjadi maka kedua
atom yang berikatan tertarik pada
pasangan elektron yang sama.
Molekul hidrogen H2 merupakan
contoh pembentukan ikatan kovalen.
o Ikatan kovalen
terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan
elektron (terjadi pada atom-atom non logam).
o Ikatan kovalen
terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi
serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan
ikatan ion.
o Atom non logam
cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non
logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan
elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara
bersama.
- Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).
Ada 3 jenis ikatan
kovalen :
a). Ikatan
Kovalen Tunggal
Contoh 1 :
ü
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2
ü Ke-2
atom H yang berikatan memerlukan 1 elektron tambahan agar diperoleh konfigurasi
elektron yang stabil (sesuai dengan konfigurasi elektron He).
ü Untuk itu, ke-2 atom H saling
meminjamkan 1 elektronnya sehingga terdapat sepasang elektron yang dipakai
bersama.
b). Ikatan
Kovalen Rangkap Dua
Contoh :
§
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2
§
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi
elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2.
§ Ke-2 atom O
saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan
menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.
c). Ikatan
Kovalen Rangkap Tiga
Contoh 1:
o
Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2
o Atom N memiliki 5
elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil
tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3.
o Ke-2 atom N
saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan
menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.
|
Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan
elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron
Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima
pasangan elektron yang digunakan bersama.
Pasangan elektron ikatan (PEI)
yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang
arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.
|
Pada umumnya ikatan kovalen terjadi antara
atom-atom bukan logam yang mempunyai perbedaan elektronegativitas rendah atau
nol. Seperti misalnya : H2, CH4, Cl2, N2,
C6H6, HCl dan sebagainya.
IKATAN KOVALEN POLAR
Atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama
terhadap pasangan electron persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda
keelektronegatifan kedua atomnya. Elektron persekutuan akan bergeser ke arah
atom yang lebih elektronegatif akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan
negatif.
Dalam senyawa HCl ini, Cl
mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dari H. sehingga pasangan elektron
lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif lebih elektropositif sedangkan
Cl relatif menjadi elektronegatif. Pemisahan
muatan ini menjadikan molekul itu bersifat polar dan memiliki "momen
dipol" sebesar:
T = n . l
T = momen dipol
n = kelebihan muatan pada masing-masing atom
l = jarak antara kedua inti atom
n = kelebihan muatan pada masing-masing atom
l = jarak antara kedua inti atom
IKATAN KOVALEN NON POLAR
Titik muatan negatif elektron
persekutuan berhimpit, sehingga pada molekul pembentukuya tidak terjadi momen
dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik yang sama.
Kedua atom H mempunyai harga
keelektronegatifan yang sama.
Karena arah tarikan simetris, maka
titik muatan negatif elektron persekutuan berhimpit.
Contoh lain adalah senyawa CO2,
O2, Br2 dan lain-lain
|
Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan
positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang
bebas bergerak.
v Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti
bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.
v Atom logam mempunyai sedikit elektron
valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
v Maka dari itu kulit terluar atom logam
relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat
berpindah dari 1 atom ke atom lain.
v Mobilitas
elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam
mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron
valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa
berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
v Elektron-elektron valensi tersebut
berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam.
v Struktur logam seperti gambar di atas,
dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu :
a).
berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara
elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
b).
dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat
direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga
atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.
c).
penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron
valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena
sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.
|
Ikatan
hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N, O, atau F yang
mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari molekul
lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu
ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah hingga
tinggi.
Kekuatan
ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara
atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar
ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan
hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan
hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O),
terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan
hidrogennya lebih besar daripada asam florida
(HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi
perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada
asam florida.
|
Gas mempunyal sifat bentuk dan volumenya dapat
berubah sesuai tempatnya. Jarak antara molekul-molekul gas relatif jauh dan gaya tarik menariknya
sangat lemah. Pada penurunan suhu, fasa gas dapat berubah menjadi fasa cair
atau padat.
Pada keadaan ini
jarak antara molekul-molekulnya menjadi lebih dekat dan gaya tarik menariknya relatif lebih kuat. Gaya tarik menarik antara molekul-molekul yang berdekatan
ini disebut gaya Van der walls.
Gaya van der Waals dapat ditemukan pada molekul non-polar, seperti gas hidrogen (H2), karbon dioksida (CO2), nitrogen (N2), dan gas (He, Ne, Ar, Kr, dll)
Gaya van der Waals dapat ditemukan pada molekul non-polar, seperti gas hidrogen (H2), karbon dioksida (CO2), nitrogen (N2), dan gas (He, Ne, Ar, Kr, dll)
|
1. HIBRIDISASI
Hibridisasi adalah peleburan orbital – orbital dari tingkat energi yang berbeda menjadi orbital – orbital yang energinya setingkat. Mengapa molekul CH4 dapat berbentuk tetrahedron? Pada tingkat dasar, atom karbon (nomor atom 6) mempunyai konfigurasi elektron :
Dengan konfigurasi elektron seperti itu, atom karbon hanya dapat membentuk dua ikatan kovalen (hanya elektron tunggal yang dapat dipasangkan untuk menbentuk ikatan kovalen). Oleh karena karbon membentuk 4 ikatan kovalen dapat dianggap bahwa 1 elektron dari orbital 2s dipromosikan ke orbital 2p sehingga karbon mempunyai 4 elektron tunggal.
Namun demikian ke 4 elektron tersebut tidaklah ekivalen (sama energinya), 1 orbital 2s dan 3 orbital 2p, sehingga tidak dapat menjelaskan mengapa karbon dalam CH4 dapat membentuk 4 ikatan kovalen yang ekivalen.
Untuk
menjelaskan hal ini maka dikatakan bahwa ketika atom karbon membentuk ikatan
kovalen, orbital 2s dan 3 orbital 2p mengalami pembastaran (Hibridisasi)
membentuk 4 orbital yang setingkat. Orbital hibridanya (hasil pembastaran)
ditandai dengan sp3 untuk menyatakan asalnya yaitu 1 orbita s dan 3 orbital p.
2. GEOMETRI MOLEKUL
Geometri atau bentuk molekul berkaitan dengan susunan ruang atom – atom dalam molekul. Geometri molekul dapat diramalkan berdasarkan teori tolak – menolak elektron – elektron pada kulit luar atom pusatnya
1. Bentuk molekul
linier
Dalam bentuk
ini, atom-atom tertata pada 1 garis lurus. Sudut ikatannya adalah 1800.
2. Bentuk molekul
segitiga datar / planar
Atom-atom dalam molekul, berbentuk
segitiga yang tertata dalam bidang datar, 3 atom berada pada
titik sudut segitiga sama sisi dan terdapat atom di pusat segitiga. Sudut
ikatan antar atom yang mengelilingi atom pusat sebesar
1200.
3. Bentuk molekul
tetrahedron
Atom-atom berada dalam suatu ruang
piramida segitiga dengan ke-4 bidang permukaan segitiga
sama sisi. Sudut
ikatannya 109,50.
4. Bentuk molekul
trigonal bipiramida
Atom pusat terdapat pada bidang sekutu
dari 2 buah limas segitiga yang saling berhimpit, sedangkan
ke-5 atom yang mengelilinginya akan berada pada sudut-sudut limas segitiga yang
dibentuk. Sudut ikatan masing-masing atom pada bidang segitiga =
1200 sedangkan sudut bidang datar dengan 2 ikatan yang
vertikal = 900.
5. Bentuk molekul
oktahedron
Adalah suatu bentuk yang terjadi dari 2
buah limas alas segiempat, dengan bidang alasnya berhimpit,
sehingga membentuk 8 bidang segitiga. Atom pusatnya terletak pada pusat bidang
segiempat dari 2 limas yang berhimpit. Sudut ikatannya = 900.
Tabel 1. Susunan ruang pasangan-pasangan
elektron pada kulit terluar atom pusat
Jumlah Pasangan
Elektron
|
Susunan Ruang
|
Bentuk Molekul
|
Sudut Ikatan
|
2
|
Linear
|
180°
|
|
3
|
Segitiga Samasisi
|
120°
|
|
4
|
Tetrahedron
|
109,5°
|
|
5
|
Bipiramidal
Trigonal |
90°
120° |
|
6
|
Oktahedron
|
90°
|
0 komentar:
Posting Komentar