MAKALAH BIOLOGI DASAR 1
“SISTEM ENDOKRIN DAN SISTEM SARAF”
DISUSUN OLEH:
VIVIEN
ANJADI SUWITO
1005120705
DOSEN PEMBIMBING:
Dra.
Hj. ARNENTIS , M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasa
nikmat dan lezat dari setiap makanan yang dirasakan dipengaruhi oleh adanya
rangsangan pada lidah. Ungkapan rasa sakit seperti mengucapkan kata “aduh” juga
terkait rangsangan pada bagian tertentu tubuh kita. Oleh karena itu, rangsangan
(stimulus) diartikan sebagai segala sesuatu yang menyebabkan perubahan pada
tubuh atau bagian tubuh tertentu. Sedangkan alat tubuh yang menerima rangsa ng
an tersebut dinamakan indra (reseptor). Adanya reseptor, memungkinkan
rangsangan dihantarkan menuju sistem saraf pusat. Di dalam saraf pusat,
rangsangan akan diolah untuk dikirim kembali menuju efektor, seperti otot dan
tulang oleh suatu sel saraf sehingga terjadi tanggapan (respons).
Sementara
itu, rangsangan yang menuju tubuh dapat berasal dari bau, rasa (seperti pahit,
manis, asam, dan asin), sentuhan, cahaya, suhu, tekanan, dan gaya berat.
Rangsang an semacam ini akan diterima oleh indra penerima yang disebut reseptor
luar (eksteroseptor). Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh
misalnya rasa lapar, kenyang, nyeri, maupun kelelahan akan diterima oleh indra
yang dinamakan reseptor dalam (interoseptor). Tentu semua rangsangan ini dapat
kita rasakan karena pada tubuh kita terdapat sel-sel reseptor.
1.2 Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini untuk
meningkatkan pengetahuan tentang system endokrin dan sitem saraf.
1.3 Ruang
Lingkup
Pada pembahasan sisten
endokrin dan system syaraf ini, dibatasi yakni system endokrin dan system safaf
pada manusia.
BAB
1
SISTEM
ENDOKRIN
1.
SISTEM
ENDOKRIN
Sistem
endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi
internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan
hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah.
Sistem
endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon. Hormon merupakan senyawa
protein / senyawa steroid yang mengatur kerja proses fisiologis tubuh. Hormon
bekerja sama dengan system syaraf untuk mengatur pertumbuhan, dan tingkah
keseimbangan internal, reproduksi dan tingkah laku. Kedua system tersebut
mengaktifkan sel untuk berinteraksi satu dengan yang lain dengan menggunakan
messenger kimia.
1.1 Kelenjar Endokrin
Kelenjar
endokrin menggunakan messenger kimia yaitu hormon yang diedarkan oleh system
trasnportasi (darah), dan mempengaruhi sel target yang ada diseluruh tubuh. Kerja
system endokrin lebih lambat dibandingkan dengan system syaraf, sebab untuk
mecapai sel target hormon harus mengikuti aliran system transportasi. Sel
target memiliki receptor sebagai alat khusus untuk mengenali impuls / rangsang.
Ikatan antara receptor dengan hormon di dalam atau di luar sel target,
menyebabkan terjadinya respons pada sel target.
Tabel nama dan letak kelenjar endokrin dalam tubuh:
No.
|
Kelenjar
|
Nama
Lain
|
Letak
|
1.
|
Hipofisis
|
Kelenjar pituitari
|
Dibagian
dasar cerebrum, dibawah hipotalamus
|
2.
|
Tiroid
|
Kelenjar gondok
|
Didaerah
leher dekat jakun
|
3.
|
Paratiroid
|
Kelenjar anak gondok
|
Dibagian
(dorsal) belakang dari kelenjar tiroid
|
4.
|
Kelenjar pankreas
|
Kelenjar pulau-pulau langerhans
|
Dekat
lambung
|
5.
|
Kelenjar gonad
|
Kelenjar kelamin
|
·
Laki-laki : testis
·
Perempuan: ovarium
|
6.
|
Kelenjar adrenalin
|
Kelenjar supra renalis
|
Di
atas ginjal
|
7.
|
Kelenjar timus
|
Kelenjar kacangan
|
Di
daerah dada
|
a.
Hypothalamus
Hipotalamus
adalah bagian dari otak besar yang mengatur homeostasis tubuh dengan pengaturan
bagian dalam tubuh seperti detak jantung, suhu tubuh, keseimbangan air dan
sekresi dari kelenjar pituitary.
b.
Kelenjar
Pituitari (kelenjar hipofisis)
Nama
Lain: Master of glands sebab menghasilkan berbagai hormone yang berfungsi
mengatur kerja kelenjar endokrin lainnya. Bentuk dan ukuran: Lonjong sebesar
biji kacang kapri. Letak: Dibawah hypothalamus. Kelenjar pituitary terdiri atas
dua lobus. Hormon yang dihasilkan lobus posterior di sintesis oleh neuron yang
ada di hipotalamus. Sedangkan lobus anterior memproduksi hormone dan
mengeluarkannya. Perhatikan diagram dibawah ini yang menggambarkan hubungan
antara hipotalamus, kelenjar pituitary dan masing-masing kelenjar yang mereka
control.
c.
Kelenjar
pituitary lobus posterior
Lobus
posterior dari kelenjar pituitary berisi ujung akson dari neuron yang memanjang
dari hipotalamus. Hormon disimpan di dalam dan dikeluarkan dari ujung akson
yang berada di lobus posterior dari kelenjar pituitary.
d.
Oksitosin
Oksitosin
merangsang kontraksi rahim untuk mendorong janin saat persalinan. Oksitosin
juga merangsang pengeluaran ASI dari kelenjar susu yang disebabkan kontraksi
sel-sel disekitarnya. Setelah kelahiran, isapan bayi pada putting susu
merangsang pengeluaran hormone oksitosin dari kelenjar pituitary bagian
posterior.
e.
Antidiuretika
Hormon (ADH)
Hormon
antidiuretika meningkatkan permeabilitas dari tubulus kontortus distal dan
tubulus kolektifus dari nefron ginjal, sehingga volume urin menurun. Sekresi
dari hormone ADH mengontrol mekanisme efek timbal balik sebagai berikut: Konsentrasi
darah (kadar air sedikit) menyebabkan darah menjadi lebih encer.
Jika
darah terlalu encer, system sirkulasi akan merangsang jantung untuk
menghasilkan hormone atrial natriuretic (ANF). Hormon ini menghambat
pengeluaran hormon ADH dari kelenjar pituitary bagian posterior sehingga volume
urin meningkat. Alkohol merupakan zat yang memiliki kemampuan menghambat
pengeluaran ADH, sehingga ginjal meproduksi urin yang lebih encer (volume rin
meningkat)
f.
Kelenjar
pituitary lobus anterior
Hipotalamus
menghasilkan hormone yang dibawa dalam pembuluh darah menuju bagian anterior
dari kelenjar pituitary. Hormon ini digunakan untuk merangsang pituitary untuk
menghasilkan hormone-hormon lain.
Kelenjar pituitari menghasilkan lebih dari
delapan hormon. Masing-masing hormon dihasilkan sebagai respons terhadap hormon
pelepas dari hipotalamus (hormon releasing dari hiotalamus).
Pembuluh
darah membawa hormon pelepas dari hipotalamus menuju kelenjar pituitari melalui
perantara yang disebut vena porta, sebab vena porta menghubungkan dua ujung
kapiler. Satu ujung kapiler terletak di dalam hipotamus, dan ujung lainya
terdapat bagian anterior kelenjar pituitari. Hormon pelepas yang bersifat menghambat
(hormone releasing inhibits) dihasilkan oleh hipotalamus, yang berfungsi
menghambat pengeluaran hormone pelepas yang memacu (hormone releasing) seperti
tersebut di atas.
Dari
delapan jenis hormone yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary lobus anterior, 3
diantaranya memiliki efek langsung pada tubuh, sedangkan 3 lainnya mengatur
kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. Hormon lobus anterior dari kelenjar
pituitary yang memberikan efek langsung ke tubuh.
1.
Hormon
Pertumbuhan (Somatotropik hormone / STH) atau growth hormon
Hormon
pertumbuhan berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel tubuh. Jika hormone
ini diproduksi dalam jumlah sedikit, akan menyebabkan kerdil (dwarfisme),
demikian sebaliknya jika produksi hormone ini berlebih akan menyebabkan
pertumbuhan raksasa (gigantisme).
2.
Prolaktin
Prolaktin
diproduksi dalam jumlah besar setelah proses kelahiran. Fungsi hormone
prolaktin adalah merangsang perkembangan kelenjar susu dan produksi ASI. Selain
itu hormone ini juga mempengaruhi proses metabolism lemak dan karbohidrat.
3.
Melanosite-Stimulasing
Hormon (MSH)
Hormon
ini menyebabkan warna kulit ikan, amfibi dan reptile berubah-ubah. Pada manusia
melanosit stimulasing hormone berfungsi untuk merangsang sintesis pigmen
melanin.
Tiga jenis hormone yang
dihasilkan kelenjar pituitary adalah:
a. Tiroid Stimulating hormone (TSH)
Fungsi
mengendalikan sekresi hormon tiroksin oleh kelenjar gondok. Pengeluaran hormone
ini dipacu oleh hormone pelepas (thyrotropic releasing factor). Jika kadar TSH
tinggi menandakan tubuh kekurangan hormon tiroksin. Sekresi hormone tiroksi
berkurang biasanya disebabkan rendahnya kadar unsur yodium dalam darah. Hal ini
akan menyebabkan penyakit gondok (goiter)
b. Adenocorticotropic hormone
(ACTH)
Fungsi
merangsang bagian korteks kelenjar adrenal untuk mensekresikan hormone
glukokortikoid. Pengeluaran hormone ini dipacu oleh hormon pelepas
(corticotrophin releasing factor) yang dihasilkan oleh hipofisis.
c. Gonadotropic hormone ( FSH dan
LH)
1.
FSH (Folikel Stimulating Hormon)
Fungsi:
·
Pada perempuan : Merangsang pertumbuhan
dan perkembangan folikel dalam ovarium sehingga menjadi folikel de graaf
·
Pada laki-laki : Mengatur perkembangan
testis dan merangsang spermatogenesis
2.
Luteining Hormon
Fungsi:
a.
Pada perempuan:
1.
Mempengaruhi terjadinya ovulasi
2.
Membentuk korpus luteum dari sisa folikel
3.
Merangsang korpus luteum untuk mensekresikan hormon progesterone
b.
Pada laki-laki
Merangsang
sel-sel interstitial (sel-sel leydig) dalam testis untuk mensekresikan hormone
testosterone. Hormon LH pada laki-laki biasanya disebut juga ICSH (interstitial
stimulating hormone)
1.2 Penghambat Umpan Balik negatif
Sekresi
hormone oleh kelenjar dikontrol oleh hipotalamus. Pengaturan pengeluaran hormon
melalui mekanisme negative umpan balik. Ketika jumlah hormone meningkat, maka
hormone tersebut akan menghambat hipotalamus dan pituitary lobus anterior
akibatnya produksi hormone menjadi menurun.
v Kelenjar
tiroid
Kelenjar
tiroid menghasilkan hormone tiroksin (disebut T4 karena didalam hormone ini
berikatan 4 molekul yodium), dan triiodothyronin (disebut juga T3 karena di
dalam hormone berisi 3 molekul iodine).
Antara
T4 dan T3 memiliki kesamaan efek pada sel target. Dalam sebagian besat jaringan
target, T4 dapat dikonversi menjadi T3. T4 dan T3 mempengaruhi kecepatan
metabolism, pertumbuhan, dan perkembangan. Produksi hormone tiroksin diatur
melalui mekanisme negative umpan balik dimana hormone tersebut menghambat
hipotalamus untuk merangsang kelenjar tiroid.
Hipotyroidisme
terjadi bila kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin dalam jumlah
sedikit. Pada orang dewasa dampak yang ditimbulkan adalah letargi mental, dan
penambahan berat badan. Pada anak-anak menyebabkan kretinisme dengan
karakteristik kerdil (dwarfisme) retardasi mental, dan kurang matang seksual.
Hipertyroidisme terjadi bila konsentrasi hormone T3 dan T4 meningkat. Hal
tersebut mengakibatkan peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan penurunan
berat badan.
v Kalsitonin
Kelenjar
tiroid juga menghasilkan hormone kalsitonin yang merangsang penyimpanan kalsium
dalam tulang. Kerja hormone ini berlawanan dengan hormone yang disekresikan
oleh kelenjar paratiroid, perhatikan diagram dibawah ini!
Produksi
hormone kalsitonin tidak diatur oleh kelenjar pituitary lobus anterior. Sekresi
hormone ini dirangsang oleh tingginya kadar kalsium dalam darah
v Kelenjar
paratiroid
Kelenjar
paratiroid berjumlah 4 buah terletak dipermukaan posterior dari kelenjar
tiroid. Kelenjar ini mensekresikan hormone paratiroid (PTH) yang meningkatkan
kadar ion Ca dalam darah. Jaringan tulang merupakan tempat timbunan ion kalsium.
Hormon paratiroid merangsang pengeluaran ion calcium dari tulang untuk
meningkatkan kadar calcium darah. Hormon paratiroid juga meningkatkan
reabsorbsi ion kalsium di ginjal sehingga kadar ion kalsium dalam urine
menurun. Hormon paratiroid ini juga mengaktifkan vitamin D yang meningkatkan
reabsorbsi ion kalsium dari bahan makanan dalam saluran pencernaan.
v Adrenal
Cortex
Lapisan
terluar dari kelenjar adrenalin disebut korteks adrenal. Bagian ini
menghasilkan tiga jenis hormone steroid yaitu Glukokortikoid,
mineralokortikoid, dan sejumlah kecil hormone kelamin.
v Cortisol
(A Glucocorticoid)
Hormon
glukokortikoid dihasilkan berupa tanggapan dalam keadaan stress. Hormon
kortisol dalam Glucocorticoids are produced in response to stress. Hormon
kortisol menimbulkan peningkatan kadar gula dalam darah dengan cara merangsang
hati untuk menghasilkan gula dari sumber non karbohidrat seperti protein dan
lemak dan melepas glukosa ke dalam darah.
Control
umpan balik negative digambarkan pada diagram berikut:
Aldosterone
(A Mineralocorticoid)
Pengeluaran
hormone aldosteron tidak dibawah kendali kelenjar pituitary lobus anterior.
Kerja hormone aldosteron terutama untuk meningkatkan proses absorbs ion Natrium
dan ion kalium. Meningkatnya kadar ion natrium kontribusinya adalah adanya
penyimpanan air sehingga volume darah meningkat. Ketiadaan hormon aldosteron
menyebabkan ion natrium diekskresikan sehingga kadar ion natrium rendah
akibatnya volume darah menjadi berkurang dan tekanan darah menjadi rendah.
Kelenjar
adrenal bagian medula
Kelenjar
adrenal bagian medulla disusun dari modifikasi sel-sel neuron yang mengeluarkan
epinephrine dan norepinephrin (adrenalin dan noradrenalin) pada kondisi stress.
Hormon-hormon ini akan dikeluarkan dalam
menanggapi stress dan marangsang tanggapan memacu atau melemahkan pada syaraf
simpatik. Akibatnya detak jantung meningkat, aliran darah lebih cepat, dan
saluran udara pernapasan melebar untuk memudahkan masuknya oksigen ke
paru-paru. Penambahan sejumlah glukosa dalam darah meningkatkan pemakaian lebih
banyak energy yang tersedia. Pengeluarann hormon ini diatur oleh bagian tengah
otak (termasuk hipotalamus) melalui syaraf simpatik, bukan oleh hormone dari
kelenjar pituitary.
Kelenjar
kelamin (gonad)
Luteinizing
hormone (LH) dan Folikel stimulating hormone (FSH) dari kelenjar pituitary
lobus anterior, merangsang kelenjar kelamin /gonad (ovarium dan testes). LH merangsang testis untuk memproduksi
beberapa bentuk dari hormone steroid androgen. Salah satu hormone androgen
adalah testosterone merupakan hormone seksual utama pada laki-laki. Stimulates.
LH merangsang ovarium untuk memproduksi hormone estrogen dan hormone
progesterone, hormone kelamin perempuan.
Hormon
kelamin bertanggung jawab terhadap perkembangan cirri kelamin sekunder, melalui
perkembangan pubertas. Beberapa contoh cirri kelamin sekunder pada laki-laki
seperti suara menjadi lebih berat, (penonjolan laring/ jakun lebih menonjol)
tumbuh rambut pada bagian wajah, dan perkembangan otot. Beberapa perkembangan
kelamin sekunder pada perempuan tumbuh dan berkembangnya payudara, dan pinggul
menjadi lebih lebar.
Tanda
kelamin sekunder lainnya pada laki-laki maupun perempuan ditunjukkan dengan
meningkatnya produksi kelenjar keringat dan kelenjar minyak, dan pertumbuhan
rambut di daerah pubis dan ketiak. FSH
mengatur produksi gamet (sel telur dan sperma)
Pankreas
Pankreas
merupakan kelenjar pencernaan yang mensekresikan enzim pencernaan ke dalam
duodenum melalui saluran pancreas. Kelenjar pulau-pulau langerhans adalah kelompok
cel di dalam pancreas yang mensekresikan hormone insulin dan hormone glucagon.
Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan kelenjar endokrin sebab tidak
memiliki saluran, dan hormone dibawa melalui system peredaran darah menuju sel
target.
Insulin
Insulin
mendorong pengeluaran glukosa dalam darah untuk disimpan sebagai glikogen
(otot, hati), lemak (sel lemak) dan protein. Hormon insulin mendorong pembentuk
protein dan lemak dan menghambat pemakaiannya sebagai sumber energy..
Glukagon
Hormon
glucagon dihasilkan oleh kelenjar pulau-pulau langerhans pada bagian yang
berbeda dengan tempat pembentukkan hormone insulin. Pengaruh hormone glucagon
berlawanan dengan homon insulin, yaitu meningkatkan kadar glukosa dalam darah.
Secara normal sekresi kedua hormone tersebut berfungsi untuk mengatur kadar
gluosa dalam darah.
1.3 Pengendalian Endokrin
Jika
kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah
bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka
pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu
merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit
hormon.
Hipotalamus
dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar
hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran
darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar
target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui
bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem
umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang
memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan
peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon
estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik
setiap bulannya.
1.4 Gangguan Sistem Endokrin
Diabetes Mellitus
Penyakit
diabetes mellitus adalah penyakit ketidakcukupan hormone insulin dalam merubah
glukosa, yang berakibat tingginya kadar glukosa dalam darah dan urine.
Diabetes mellitus Tipe I
Diabetes
mellitus tipe 1 disebut juga ‘awal diabetes’ atau ‘diabetes tergantung insulin’
karena gejala terlihat pada masa anak-anak dan tindakan yang dilakukan dengan
cara suntik insulin. Penyebab diabetes ini biasanya adalah infeksi virus yang
mengendalikan respons imun sehingga dalam kemampuan sel-sel tubuh dalam
memproduksi insulin berkurang. Karena penyakit diabetes tipe 1 ini disebabkan
akibat kurangnya kadar insulin dalam tubuh, maka tindakan yang dilakukan
biasanya dengan cara suntik insulin.
Diabetes mellitus Tipe II
Diabetes
mellitus tipe II lebih besar dibandingkan dengan tipe 1. Diabetes mellitus tipe
II disebabkan karena hormone insulin dalam tubuh tidak dapat bekerja
sebagaimana mestinya. Penyakit diabetes tipe II biasanya menyerang pada manusia
setengah baya. Mengatasi diabetes mellitus tipe II dilakukan dengan cara diet
makanan yang mengandung lemak, gula, olah raga secara teratur dan mengontrol berat
badan.
Kelenjar Timus
Kelenjar
timus hanya terdapat pada masa anak-anak dan secara bertahap ukurannya akan
menyusut setelah masa pubertas..Sel darah putih jenis Limfosits yang melintasi
kelenjar timus dirubah menjadi sel T. Limfosit merupakan sel darah putih yang
berfungsi untuk melawan infeksi. Terdapat 2 bentuk sel limfosit yaitu sel B dan
sel T. sel T berfungsi untuk mengenali dan menghancurkan sel tubuh yang
terinfeksi.
Hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar timus adalah thymosins kekebalan dengan cara merangsang bentuk-bentuk
lain dari sel yang merangsang sel-sel kekebalan tubuh lainnya
2.
HORMON
Hormon
adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau
organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon
merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang
berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat
dari kolesterol.
Hormon
dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan
sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat,
memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi
dari organ secara keseluruhan:
Hormon
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri
seksual. Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energy.
Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.
2.1.
Jenis hormon berdasarkan senyawa kimia penyusunnya
1. Hormon Peptida
Hormon
peptida dibentuk dari senyawa asam amino. Hormon peptida berikatan dengan
permukaan receptor sel target pada bagian permukaan dan tidak pernah masuk ke
dalam sel. Ikatan antara hormon dengann receptor sel target akan mengaktifkan
enzim yang memacu pembentukan daur AMP dari ATP. Siklus AMP mengaktifkan
enzim-enzim lain yang belum aktif
2. Hormon steroid
Hormon
steroid dibentuk dari kolesterol yang larut dalam darah. Kerja dari hormone
steroid dengan cara masuk kedalam sitoplasma sel target. Ikatan antara hormone
dengan receptor sel target kemudia masuk ke dalam nucleus, berikatan dengan
benang kromatindan mengaktifkan gen-gen tertentu. Gen (DNA) berisi informasi
untuk memproduksi protein. Protein dibentuk ketika gen-gen telah aktif. Kerja
hormon steroid lebih lambat dibandingkan hormon peptida, karena waktu yang di
butuhkan untuk memproduksi protein baru sepertinya berlawanan mengaktifkan
protein yang sudah ada
2.2
Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon
Prolaktin
(hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di
payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa
untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan
pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu
bisa dialirkan ke mulut bayi. Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar
paratiroid, tidak berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem
sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit
hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh
harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula
darah akan turun sampai sangat rendah.
2.3
Hormon Utama
Hormon
|
Kelenjar
Yang Menghasilkan
|
Fungsi
|
Aldosteron
|
Kelenjar adrenal
|
Membantu
mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air
serta membuang kalium
|
Hormon antidiuretik
(vasopresin)
|
Kelenjar hipofisa
|
Menyebabkan
ginjal menahan air
Bersama
dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah
|
Kortikosteroid
|
Kelenjar adrenal
|
·
Memiliki efek yg luas di seluruh
tubuh, terutama sebagai:
·
Anti peradangan
·
Mempertahankan kadar gula darah,
tekanan darah & kekuatan otot
·
Membantu mengendalikan keseimbangan
garam & air
|
Kortikotropin
|
Kelenjar hipofisa
|
Mengendalikan
pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal
|
Eritropoietin
|
Ginjal
|
Merangsang
pembentukan sel darah merah
|
Estrogen
|
Indung telur
|
Mengendalikan
perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita
|
Glukagon
|
Pankreas
|
Meningkatkan
kadar gula darah
|
Hormon pertumbuhan
|
Kelenjar hipofisa
|
·
Mengendalikan pertumbuhan &
perkembangan
·
Meningkatkan pembentukan protein
|
Insulin
|
Pankreas
|
·
Menurunkan kadar gula darah
·
Mempengaruhi metabolisme glukosa,
protein & lemak di seluruh tubuh
|
H (luteinizing hormone)
FSH (follicle-stimulating
hormone)
|
Kelenjar hipofisa
|
·
Mengendalikan fungsi reproduksi
(pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi
·
Mengendalikan ciri seksual pria
& wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan
kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)
|
Oksitosin
|
Kelenjar hipofisa
|
Menyebabkan
kontraksi otot rahim & saluran susu di payudara
|
Hormon paratiroid
|
Kelenjar paratiroid
|
·
Mengendalikan pembentukan tulang
·
· Mengendalikan pelepasan kalsium
& fosfat
|
Progesteron
|
Indung telur
|
·
Mempersiapkan lapisan rahim untuk
penanaman sel telur yg telah dibuahi
·
Mempersiapkan kelenjar susu untuk
menghasilkan susu
|
Polaktin
|
Kelenjar hipofisa
|
Memulai
& mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
|
Renin & angiotensin
|
Ginjal
|
Mengendalikan
tekanan darah
|
Hormon tiroid
|
Kelenjar tiroid
|
Mengatur
pertumbuhan, pematangan & kecepatan metabolisme
|
TSH
(tyroid-stimulating hormone)
|
Kelenjar hipofisa
|
Merangsang
pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid
|
BAB
II
SISTEM
SYARAF
Fungsi
sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau
tanggapan. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat
sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu
dendrit dan akson (neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan
minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian
luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan sel
Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk
selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann
disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi.
Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang
berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
1. Sel Saraf (Neuron)
Sistem
saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf
(neuron). Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit). Badan
sel merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun
pula sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Di dalamnya juga terdapat
membran sel, nukleolus (anak inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum
endoplasma tersebut memiliki struktur berkelompok yang disebut badan Nissl.
Pada
badan sel terdapat bagian yang berupa serabut de ngan penjuluran pendek. Bagian
ini disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti
pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls
(rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke
badan sel saraf. Selain itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang
dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya adalah akson atau neurit. Akson
berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot
dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun
panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter.
Supaya
informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagai isolator), akson
dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung
mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin
tersebut dihasilkan oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit.
Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung
mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls
saraf atau mempercepat jalannya impuls.
Berdasarkan
struktur dan fungsinya, neuron dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu neuron
sensorik, neuron motorik, dan interneuron.
Neuron
sensorik merupakan neuron yang memiliki badan sel bergerombol membentuk simpul
saraf atau ganglion (jamak = ganglia). Dendritnya berhubungan dengan neurit
neuron lain, sedangkan neuritnya berkaitan dengan dendrit neuron lain. Fungsi
neuron sensorik yakni meneruskan impuls (rangsangan) dari reseptor menuju
sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Oleh karena itu, neuron
sensorik disebut pula neuron indra.
Sementara
itu, neuron motorik merupakan neuron yang berperan meneruskan impuls dari
sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh.
Karena perannya ini, neuron motorik disebut pula neuron penggerak. Dendrit
neuron motorik berhubungan dengan neurit neuron lain, adapun neuritnya
berkaitan dengan efektor (otot dan kelenjar).
Antara
neuron sensorik dan neuron motorik dihubungkan oleh interneuron atau neuron
adjustor dengan letak yang berada pada otak dan sumsum tulang belakang.
Interneuron merupakan neuron yang membawa impuls dari sensorik atau interneuron
lain. Karena itu, interneuron disebut pula neuron konektor.
2.
Impuls
Sel-sel
saraf bekerja secara kimiawi. Sel saraf yang sedang tidak aktif mempunyai
potensial listrik yang disebut potensial istirahat. Jika ada rangsang, misalnya
sentuhan, potensial istirahat berubah menjadi potensial aksi. Potensial aksi
merambat dalam bentuk arus listrik yang disebut impuls yang merambat dari sel
saraf ke sel saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau sebaliknya. Jadi,
impuls adalah arus listrik yang timbul akibat adanya rangsang.
3.
Sinapsis
Dalam
pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama. Pada saat datang rangsang,
impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sampai ke pusat
saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan
antara dua sel saraf disebut sinapsis.
Ujung
neurit bercabang-cabang, dan ujung cabang yang berhubungan dengan sel saraf
lain membesar disebut bongkol sinaps (knob). Pada hubungan dua sel saraf yang
disebut sinaps tersebut, dilaksanakan dengan melekatnya neurit dengan dendrit
atau dinding sel. Jika impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan
disintesis zat penghubung atau neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin. Dengan
zat transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrite yang berubah
menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan
segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi asetat
dan kolin.
4.
Susunan Sistem Saraf
4.1
Susunan Saraf Tidak Sadar
1. Sistem Saraf Pusat
Tanpa
sistem saraf pusat, kemungkinan kita menjadi makhluk yang tak berdaya dan tidak
bisa melakukan apapun. Sebab, di dalam sistem saraf pusat tubuh kita terdiri
atas otak dan sumsum tulang belakang. Dua bagian tubuh inilah yang menjadi
sentral pusat koordinasi tubuh kita.
Pada
manusia, otak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh suatu tulang. Tulang
yang melindungi otak adalah tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang
dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Kedua organ penting ini juga
dilindungi oleh suatu lapisan pembungkus yang tersusun dari jaringan pengikat.
Lapisan ini disebut meninges. Meninges terbagi menjadi tiga lapisan, meliputi
lapisan dalam disebut piameter; lapisan tengah disebut arachnoid; dan lapisan
dalam disebut durameter.
A.
Otak
Otak
merupakan benda lengket yang lunak, bermi nyak, dan kenyal. Jutaan saraf
menghubungkannya dengan seluruh tubuh, syaraf tersebut membawa pesan baik
menuju otak atau dari otak. Beratnya sekitar 1,6 kg pada laki-laki dan 1,45 kg
pada perempuan. Perbedaan ini terjadi semata-mata karena bentuk otak laki-laki
yang lebih besar dan berat. Sementara, berat ini tidak terkait dengan
kecerdasan seseorang. Namun, banyaknya jumlah hubungan sel dalam otaklah yang
menunjukkan kecerdasan.
Otak
manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar, yakni belahan kiri dan
belahan kanan. Oleh karena terjadi pindah silang pada tali spinal, belahan otak
kiri mengendalikan sistem bagian kanan tubuh, sebaliknya belahan kanan
mengendalikan sistem bagian kiri tubuh. Tali spinal (sumsum tulang belakang)
merupakan tali putih kemilau yang berasal dari dasar otak hingga tulang
belakang.
Antara
bagian tengah sumsum tulang belakang dan otak terdapat saluran yang saling
berhubungan, yang disebut ventrikel. Ventrikel membagi otak menjadi empat
ruangan. Di dalam ventrikel, terdapat cairan serebrospinal yang dapat bertukar
bahan dengan darah dari pembuluh kapiler pada otak.
(1)
Otak depan (Prosensefalon)
Pada
bagian depan otak manusia terdapat bagian yang paling menonjol disebut otak
besar atau serebrum (cerebrum). Serebrum ini terbagi menjadi belahan (hemisfer)
serebrum kanan dan kiri. Permukaan luar serebrum (korteks serebrum) berwarna
abu-abu karena mengandung banyak badan sel saraf. Selain itu, pada bagian dalam
(medula) otak depan terdapat lapisan yang berwarna putih, karena mengandung
dendrit dan akson.
Korteks
serebrum berkaitan dengan sinyal saraf ke dan dari berbagai bagian tubuh.
Karenanya, pada korteks serebrum terdapat area sensorik yang menerima impuls
dari reseptor pada indra. Di samping itu, bagian tersebut terdapat juga area
motorik yang mengirimkan perintah pada efektor. Selain itu, terdapat terdapat
area asosiasi yang menghubungkan area motorik dan sensorik serta berperan dalam
berbagai aktivitas misalnya berpikir, menyimpan ingatan, dan membuat keputusan.
Otak
depan manusia terbagi atas empat lobus (bagian), meliputi lobus frontalis
(bagian depan), lobus temporalis (bagian samping), lobus oksipitalis (bagian
belakang), dan lobus parietalis (bagian antara depan-belakang). Pada bagian
kepala manusia, lobus frontalis berada pada bagian dahi; lobus temporalis
berada pada bagian pelipis; lobus oksipitalis berada pada bagian belakang
kepala; dan lobus parietalis berada pada bagian ubun-ubun.
Hipotalamus
merupakan bagian yang berfungsi mengatur suhu tubuh, selera makan, dan tingkah
laku. Selain itu, hipotalamus juga mengontrol kelenjar pituitari, yakni
kelenjar hormon yang berperan dalam mengontrol kelenjar-kelenjar homon lainya,
seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenalin, dan pankreas.
(b)
Otak Tengah (Mesenfalon)
Otak
tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di dalam otak tengah
terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur gerak bola mata dan
kolikulus inferior yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi
menyampaikan impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak
depan dan mata.
(c)
Otak Belakang (Rombesenfalon)
Otak
belakang manusia tersusun atas dua bagian utama yakni otak kecil (serebelum)
dan medula oblongata. Serebelum adalah bagian yang berkerut di bagian belakang
otak, dan terdiri atas dua. belahan yang berliku-liku sangat dalam. Fungsinya
adalah sebagai pusat keseimbangan dalam tubuh, koordinasi motorik/gerakan otot,
dan memantau kedudukan posisi tubuh. Adanya serebelum memungkinkan kita belajar
gerakan yang terlatih dan saksama, seperti menulis atau bermain musik tanpa
berpikir.
Di
antara kedua belahan serebelum terdapat suatu bagian yang berisi serabut saraf.
Bagian tersebut dinamakan jembatan varol (pons varolii). Fungsinya ialah
menghantarkan impuls dari bagian kiri dan kanan otak kecil. Selain itu,
jembatan varol juga menghubungkan korteks otak besar dengan otak kecil, dan
antara otak depan dengan sumsum tulang belakang. Batang otak merupakan bagian
otak sebelah bawah yang berhubungan dengan sumsum tulang belakang. Batang otak
berfungsi mengontrol berbagai proses penting bagi kehidupan, seperti bernapas,
denyut jantung, mencerna makanan, dan membuang kotoran.
B.
Sumsum
Tulang Belakang
Sumsum
tulang belakang atau tali spinal merupakan tali putih kemilau berbentuk tabung
dari dasar otak menuju ke tulang belakang. Pada irisan melintangnya, tampak ada
dua bagian, yakni bagian luar yang berpenampakan putih dan bagian dalam yang
berpenampakan abu-abu dengan berbentuk kupu-kupu. Bagian luar sumsum tulang
belakang berwarna putih, karena tersusun oleh akson dan dendrit yang
berselubung mielin. Sedangkan bagian dalamnya berwarna abu-abu, tersusun oleh
badan sel yang tak berselubung mielin dari interneuron dan neuron motorik.
Sumsum
tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara
lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya,
menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur
terpendek pada gerak refleks. Mekanisme penghantaran impuls yang terjadi pada
tulang belakang yakni sebagai berikut; rangsangan dari reseptor dibawa oleh
neuron sensorik menuju sumsum tulang belakang melalui akar dorsal untuk diolah
dan ditanggapi. Selanjutnya, impuls dibawa neuron motorik melalui akar ventral
ke efektor untuk direspons.
2.
Sistem Saraf Tepi
Sistem
saraf tepi dinamakan pula sistem saraf perifer. Sistem saraf tepi merupakan
bagian dari sistem saraf tubuh yang meneruskan rangsangan (impuls) menuju dan
dari system saraf pusat. Karena itu, di dalamnya terdapat serabut saraf
sensorik (saraf aferen) dan serabut saraf motorik (saraf eferen). Serabut saraf
sensorik adalah sekumpulan neuron yang menghantarkan impuls dari reseptor
menuju sistem saraf pusat. Sedangkan serabut saraf motorik berperan dalam
menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat menuju efektor (otot dan kelenjar)
untuk ditanggapi.
Berdasarkan
asalnya, sistem saraf tepi terbagi atas saraf kranial dan saraf spinal yang
masing-masing berpasangan, serta ganglia (tunggal: ganglion). Saraf kranial
merupakan semua saraf yang keluar dari permukaan dorsal otak. Saraf spinal
ialah semua saraf yang keluar dari kedua sisi tulang belakang. Masing-masing
saraf ini mempunyai karakteristik fungsi dan jumlah saraf yang berbeda.
Sementara itu, ganglia merupakan kumpul an badan sel saraf yang membentuk
simpul-simpul saraf dan di luar sistem saraf pusat.
4.2 Sistem Saraf Tak Sadar
Sistem
saraf tak sadar merupakan sekumpulan saraf yang mengatur aktivitas yang tidak
kita pikirkan terlebih dahulu. Misalnya saja, pergerakan paru-paru dan jantung.
Kita tidak pernah berkehendak supaya aktivitas gerakan paru-paru dan jantung
terjadi dengan koordinasi oleh sistem saraf pusat. Oleh karena itu, sistem
saraf sadar disebut juga sistem saraf otonom. Organ yang beraktivitas dan
dikontrol oleh sistem saraf sadar, meliputi kelenjar keringat, otot perut,
pembuluh darah, dan alat-alat reproduksi.
Menurut
karakteristik kerjanya, sistem saraf sadar terbagi atas dua saraf, meliputi
saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Masing-masing saraf ini dapat bekerja
pada organ yang sama, namun kerja yang dilakukan saling berlawanan (antagonis).
Sebagai contoh, saat saraf simpatik memengaruhi sebuah organ untuk mening
katkan aktivitas organ tertentu, justru saraf parasimpatik malah menurunkannya.
Perbedaan ini terjadi karena neurotransmiter yang dihasilkan kedua saraf
tersebut berbeda. Noradrenalian merupakan neurotransmiter saraf simpatik,
sedangkan asetilkolin ialah neurotransmiter saraf parasimpatik.
Pada
saraf simpatik dan saraf parasimpatik terdapat penghubung antara sistem saraf
pusat dan efektor, yang dinamakan ganglion. Ganglion saraf simpatik berada
dekat sumsum tulang belakang. Serabut praganglion saraf simpatik berukuran
pendek, sementara serabut pascaganglionnya berukuran panjang. Sebaliknya, saraf
parasimpatik memiliki serabut praganglion yang berukuran panjang dan serabut
pascaganglion yang pendek.
DAFTAR
PUSTAKA
Subowo.1992
. Histologi Umum. Jakarta : Bumi
Aksara
Kimball,
John W,1994. Biologi Edisi Kelima.
Erlangga. Jakarta.
Syamsuri,
I. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga:
Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar