TUGAS PERKEMBANGAN SISWA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Kemampuan dan
proses belajar berkaitan erat dengan pertumbuhan dan perkembangan, baik personal,
sosial, emosional, dan lebih lebih kognitif. Menurut teori perkembangan
intelektual manusia berkembang tingkat pemikirannya menjadi lebih kompleks.
Setiap tahap berciri dimilikinya konsep atau struktur intelektual tertentu yang
disebut skema. Suatu skema mengorganisasi dunia dalam beberapa cara. Skema itu
sendiri digambarkan menyerupai program atau strategi yang digunakan individu
ketika berinteraksi dengan lingkungan.
Sepanjang hidup,
siswa mendapatkan pengalaman. Pengalaman ini diasimilasi ke dalam pola
perilaku. Namun demikian, pola yang ada tak memadai menjelaskan pengalaman
baru. Karena itu, skema baru dikembangkan dengan mengakomodasi pengalaman baru.
Proses ini disebut asimilasi, yang menunjuk pada pemaduan pengalaman baru, dan
akomodasi yang menujuk pada perubahan struktur intelektual (schema) agar cocok dengan pengalaman baru yang terjadi. Skema
yang perkembangannya dibentuk oleh kematangan psikologis, berfungsi memediasi
anak dan lingkungannya. Kemampuan intelektual anak tumbuh melalui perkembangan
skema yang lebih kompleks untuk mengasimilasi lingkungan dengan akomodasi
sebagai mekanisme utamanya.
Dalam setiap tahap perkembangan ada
ciri-ciri khusus yang ada pada setiap tahap perkembangan, begitu juga pada saat
masa kanak-kanak awal ditandai dengan ciri-ciri tertentu, menurut Hurlock
(1980:108) ciri itu tercermin dalam sebutan yang biasa diberikan oleh para
orang tua, pendidik, dan ahli psikologi.
Salah satu sebutan yang banyak digunakan adalah usia
kelompok, masa di mana anak-anak mempelajari dasar-dasar prilaku sosial sebagai
persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk
penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu. Karena perkembangan utama
yang terjadi selama awal masa kanak-kanak berkisar diseputar penguasaan dan
pengendalian lingkungan, banyak ahli psikologi yang melabelkan awal masa
kanak-kanak sebagai usia menjelajah, sebuah label yang menunjukkan anak ingin mngetahui
keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya dan
bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungannya, ini termasuk manusia dan
benda mati. Salah satu cara yang umum dalam menjelajah lingkungan adalah dengan
bertanya, jadi periode ini adalah meniru pembicaraan dan perilaku orang lain,
oleh karena itu periode ini juga disebut usia meniru. Namun kecenderungan ini
nampak kuat tetapi anak lebih menunjukkan kreativitas dalam bermain selama masa
kanak-kanak dibandingkan masa-masa lain dalam kehidupannya, dengan alasan ini
para ahli psikologi juga menamakan periode ini sebagai usia kreatif.
1.2
Tujuan Penulisan
Penulisan
makalah ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami tahap-tahap perkembangan
siswa, yakni :
1.
Masa
Perkembangan Siswa
2.
Masa
Perkembangan Remaja
3.
Masa
Perkembangan Dewasa
1.3 Rumusan
Masalah
1.
Apa itu
perkembangan?
2.
Bagaimana
ciri-ciri perkembangan pada masa anak-anak?
3.
Bagaimana
ciri-ciri perkembangan pada masa remaja?
4.
Bagaimana
ciri-ciri perkembangan pada masa dewasa?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan
2.1.1 Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan.
Anak memiliki suatu ciri
yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya
masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa
kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan
usianya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian
atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi
dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan
sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi
tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh..
2.1.2 Ciri-Ciri
Dan Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang
anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut
adalah sebagai berikut:
1). Perkembangan
menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.
Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan
intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut
saraf.
2). Pertumbuhan
dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap
perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang
anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan
bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan
fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa
kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3). Pertumbuhan
dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan
fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4). Perkembangan
berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan
pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan
lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya
serta bertambah kepandaiannya.
5). Perkembangan
mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua
hukum yang tetap, yaitu:
a. Perkembangan terjadi lebih dahulu di
daerah kepala, kemudian menuju ke arah
audal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di
daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti
jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
6). Perkembangan
memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang
teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik,
misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat
gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
Proses tumbuh kembang
anak juga mempunyai prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
Perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi
dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar
merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar,
anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang
dimiliki anak.
·
Pola
perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua
anak. Dengan demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan. Perkembangan
berlangsung dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi
berkesinambungan.
2.2 Tahap Perkembangan
Siswa
Setiap
individu tumbuh dan berkembang selama perjalanan kehidupannya melalui beberapa
periode atau fase-fase perkembangan. Setiap fase perkembangan mempunyai
serangkaian tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh setiap
individu. Sebab, kegagalan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase
tertentu akan memperlancar pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada fase
berikutnya.
Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang
cukup panjang. Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya
menggambarkan perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan. Klasifikasi
periode perkembangan yang paling luas digunakan meliputi urutan sebagai
berikut: Periode pra kelahiran, masa bayi, masa awal anak anak, masa
pertengahan dan akhir anak anak, masa remaja, masa awal dewasa, masa
pertengahan dewasa dan masa akhir dewasa.
Perkiraan rata rata rentang usia menurut periode
berikut ini memberi suatu gagasan umum kapan suatu periode mulai dan berakhir. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai
pada setiap periode tahap tahap perkembangan manusia:
1. Periode
prakelahiran (prenatal period)
Ialah saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode
ini merupakan masa pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga
menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang
dihasilkan kira kira dalam periode 9 bulan.
2. Masa bayi (infacy)
Ialah periode perkembangan yang merentang dari
kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung
pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan
seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar
sosial.
3.
Masa awal anak anak (early chidhood)
Yaitu periode pekembangan yang merentang dari masa
bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan
periode prasekolah. Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri
dan menjaga diri mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah
(mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam jam
untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu sekolah
dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak.
4.
Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood)
Ialah periode perkembangan yang merentang dari usia
kira kira enam hingga sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun
sekolah dasar, periode ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar.
Keterampilan keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung
telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan
kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan
pengendalian diri mulai meningkat.
5. Masa remaja (adolescence)
Ialah suatu periode transisi dari masa awal anak anak
hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun
dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada
perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis,
perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti
pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada
perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol
(pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
menghabiskan waktu di luar keluarga.
6. Masa awal dewasa
(early adulthood)
Ialah periode
perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia
duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun. Ini adalah masa
pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karir, dan bagi
banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara
akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak anak.
7.
Masa pertengahan dewasa (middle adulthood)
Ialah periode perkembangan yang bermula pada usia
kira kira 35 hingga 45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini
adalah masa untuk memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial
seperti membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa
dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
8.
Masa akhir dewasa (late adulthood)
Ialah periode perkembangan yang bermula pada usia
enampuluhan atau tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa
penyesuaian diri atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali
kehidupannya, pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
2.3 Masa Perkembangan Anak
1. Perkembangan Kognitif Anak
Menurut
Piaget perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap:
1. Sensori
Motor (usia 0-2 tahun)
Dalam tahap ini perkembangan panca
indra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah
keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk
mengetahui reaksi dari perbuatannya.
Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'. Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).
Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah 'menangis'. Menyampaikan cerita/berita Injil pada anak usia ini tidak dapat hanya sekedar dengan menggunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan harus dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).
2. Pra-operasional
(usia 2-7 tahun)
Pada usia ini anak menjadi
'egosentris', sehingga berkesan 'pelit', karena ia tidak bisa melihat dari
sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk
meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka
sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang
sistematis - rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.
3. Operasional
Kongkrit (usia 7-11 tahun)
Saat ini anak mulai meninggalkan
'egosentris'-nya dan dapat bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok
(bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal-hal yang
sistematis.
4. Operasional
Formal (usia 11 tahun ke atas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini
menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat
berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan
alat peraga. Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan
waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki
usia pubertas.
2.
Perkembangan Psycho-Sosial
Menurut Erick
Erickson perkembangan Psycho-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang
dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi 8 tahap:
1. Trust
>< Mistrust (usia 0-1 tahun)
Tahap pertama adalah tahap
pengembangan rasa percaya diri. Fokus terletak pada panca indera, sehingga
mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.
2. Otonomi/Mandiri
>< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun)
Tahap ini bisa dikatakan sebagai
masa pemberontakan anak atau masa 'nakal'-nya. Sebagai contoh langsung yang
terlihat adalah mereka akan sering berlari-lari dalam kelas. Namun kenakalannya
itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang
mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang
diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik
dan mentalnya. Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh orang-orang penting
di sekitarnya (Orang Tua - Guru di Sekolah).
3. Inisiatif
>< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun)
Dalam tahap ini anak akan banyak
bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka
mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau
fantasi.
4. Industri/Rajin
>< Inferioriti (usia 6-11 tahun)
Anak usia
ini sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah - termotivasi untuk belajar. Namun
masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.
Anak yang berada di kelas awal SD
adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan
masa perkembangan anak
yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh
karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu
didorong sehingga akan berkembang secara optimal.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu,
dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka
telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat
dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat
menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat
memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan anak dari sisi
sosial, terutama anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka
telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai
berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan
mandiri.
Perkembangan anak usia 6-8 tahun dari sisi emosi
antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah
dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai
belajar tentang konsep nilai misalnya benar dan salah. Untuk perkembangan
kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam
melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan,
meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan
berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.
3.
Acuan Dalam Meningkatkan Kemampuan Psikis Anak
Acuan
bantuan orang tua berikut ini bisa dimanfaatkan:
- Fokuskan perhatian pada harga dirinya. Ia perlu bangga pada dirinya sendiri sebelum mampu bergaul dengan anak lain.
- Mulailah dengan berteman dengan anggota keluarga. Bila ia dapat berhubungan baik dengan adik-kakaknya, ia cenderung akan mudah menjalin pertemanan di luar keluarga.
- Mulailah dengan satu teman. Sediakan cukup mainan, termasuk beberapa mainan yang dobel agar mereka bisa bermain dengan lebih asyik.
- Mulailah satu jam saja. Hal ini untuk menghindari kejenuhan anak dan agar anak tidak terlalu lelah bermain.
- Bila berkelompok, biarkan ia berinisiatif sendiri untuk bergabung. Awalnya ia mungkin hanya mengamati, lalu ikut bereaksi dan akhirnya terlibat dalam aktivitas interaksi.
- Ajak bermain kooperatif. Permainan yang menuntut kebersamaan, seperti main bola, kejar-kejaran, sangat mendukung agar anak segera melakukan interaksi sosial.
- Selalu dalam pengawasan. Untuk menjaga hal yang tidak-tidak, sebaiknya jangan tinggalkan si kecil dengan temannya. Sebab bila terjadi konflik, Anda harus segera melerainya tanpa pilih kasih.
- Jaga perasaan anak. Bila anak sulit untuk berteman, jangan memarahinya, membentak, mengkritik bahkan memukulnya. Tetapi hiburlah ia agar segala kendala yang dirasakannya, hilang.
- Latih sebanyak mungkin. Bila ia lebih sering bertemu teman sebaya, di lingkungan keluarga, tempat tinggal maupun di taman bermain, maka ia akan lebih terlatih sehingga lebih mudah untuk bergaul.
- Beri waktu. Memaksa anak batita agar cepat bersosialisasi, justru akan memberi efek negatif. Ia akan merasa ada penolakan dari Anda dan akibatnya ia akan semakin melekat pada Anda. Biarkan ia menyadari bahwa bermain dengan teman sebaya lebih asyik daripada main sendiri atau bermain dengan ibu.
2.4 Masa Perkembangan Remaja
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari kata adolescere yang berarti “tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah
adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional,
sosial dan fisik.
Secara umum remaja dapat
didefinisikan sebagai suatu tahap perkembangan pada individu, dimana remaja
mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama. Remaja juga
merupakan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Dapat dikatakan
juga, bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju dewasa.
Untuk memudahkan identifikasi, biasanya masa remaja dibatasi oleh waktu
tertentu. WHO membagi 2 tahap usia remaja yaitu:
a. Remaja Awal : 10 – 14 tahun
b. Remaja akhir : 15 – 20 tahun
1.
Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas-tugas perkembangan remaja adalah
sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya.
Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk
dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada
dihadapannya.
Tugas-tugas perkembangan pada masa
remaja yang disertai oleh berkembangnya kapasitas intelektual, stres dan
harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka mudah mengalami
gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan perilaku.
Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka
mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).
2. Tugas-tugas
Perkembangan Remaja
Salah satu periode
dalam rentang kehidupan individu adalah masa (fase) remaja. Masa ini merupakan
segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan
masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat
(Konopka, dalam Pikunas, 1976; Kaczman & Riva, 1996).
Masa remaja
ditandai dengan:
1)
Berkembangnya
sikap dependen kepada orangtua ke arah independen,
2)
Minat
seksualitas; dan
3)
Kecenderungan
untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu
moral (salzman dan pikunas, 1976).
Erikson
(Adams & Gullota, 1983:36-37; Conger, 1977: 92-93) berpendapat bahwa remaja
merupakan masa remaja merupakan masa berkembangnya identity. Identity
merupakan vocal point dari pengalaman
remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah memberikan
kontribusi kepada perkembangan identitas ini. Erikson memandang pengalaman
hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu periode saat remaja
diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan, dan mampu menjawab
pertanyaan ‘siapa saya?’. Dia mengingatkan bahwa kegagalan remaja untuk mengisi
atau menuntaskan tugas ini akan berdampak tidak baik bagi perkembangan dirinya.
Apabila remaja
gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah,
bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya, mereka mungkin akan
mengembangkan perilaku yang menyimpang (delinquent), melakukan kriminalitas,
atau menutup diri (mengisolasi diri) dari masyarakat.
Mulai dari Erikson,
banyak para ahli psikologi memandang bahwa identity
formation (pembentukan identitas/jati diri) merupakan tugas perkembangan
utama bagi remaja. Jika remaja gagal atau tidak mendapat kepuasan dalam
menjawab pertanyaan ‘Siapa saya?’ dan ‘Mengapa saya?’ maka mereka akan
mengalami ‘peperangan’ dalam dirinya.
Pikunas juga
mengemukakan pendapat William Kay, yaitu bahwa tugas perkembangan utama bagi
remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya.
Kematangan remaja belumlah sempurna, jika tidak memiliki kode moral yang dapat
diterima secara universal. Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan
pada pusaka penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan
mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.
Menurut
Hurlock (1991) tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai berikut:
1.
Berusaha mampu
menerima keadaan fisiknya.
2.
Berusaha mampu
menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3.
Berusaha mampu
membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4.
Berusaha
mencapai kemandirian emosional
5.
Berusaha
mencapai kemandirian ekonomi.
6.
Berusaha
mengembangkan konsep dan keterampilan-keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melukukan peran sebagai anggota masyarakat.
7.
Berusaha
memahami dan mengintemalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
8.
Berusaha
mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa.
9.
Berusaha
mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10. Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai
tanggung jawab kehidupan keluarga.
Tugas-tugas
perkembangan fase remaja ini sangat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya,
yakni fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif tingkat ini
akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya
itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan
ini, remaja memerlukan kemampuan kreatif. Kemampuan kreatjf ini banyak diwamai
oleh perkembangan kognitifhya.
Menurut Havighurst
(Hurlock,1990), ada sepuluh tugas perkembangan remaja yang harus diselesaikan
dengan sebaik-baiknya. Untuk membantu memahami tugas-tugas perkembangan
tersebut, masing-masing dapat dikaji dari aspek-aspek hakikat tugas, dasar
biologis, dan dasar psikologis, yaitu sebagai berikut :
1.
Mencapai
hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita.
Karena adanya
pertentangan dengan lawan jenis yang sering berkembang selama akhir masa
kanak-kanak dan masa puber, maka mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis
berarti harus mulai dari nol dengan tujuan untuk mengetahui hal ihwal lawan
jenis dan bagaimana harus bergaul dengan mereka. Sedangkan pengembangan
hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak
mudah.
2.
Mencapai
peran sosial pria dan wanita.
Menerima peran seks
dewasa yang diakui masyarakat tidaklah mempunyai banyak kesulitan bagi anak
laki-laki, mereka telah didorong dan diarahkan sejak awal masa kanak-kanak.
Tetapi halnya berbeda bagi anak perempuan. Sebagai anak-anak, mereka
diperbolehkan bahkan didorong untuk memainkan peran sederajat, sehingga usaha
untuk mempelajari peran feminin dewasa yang diakui masyarakat dan menerima
peran tersebut, seringkali merupakan tugas pokok yang memerlukan penyesuaian diri
selama bertahun-tahun.
3.
Menerima
keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif.
Seringkali sulit
bagi para remaja untuk menerima keadaan fisiknya bila sejak kanak-kanak mereka
telah mengagungkan konsep meraka tentang penampilan diri pada waktu dewasa
nantinya. Diperlukan waktu untuk memperbaiki konsep ini dan untuk mempelajari
cara-cara memperbaiki penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan apa yang
dicita-citakan. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya.
Bagi remaja yang
sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk mandiri secara emosional dari orang
tua dan orang-orang dewasa lain merupakan tugas perkembangan yang mudah. Namun,
kemandirian emosi tidaklah sama dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja yang
ingin mandiri, juga ingin dan membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari
ketergantungan emosi pada orang tua atau orang-orang dewasa lain. Hal ini
menonjol pada remaja yang statusnya dalam kelompok sebaya tidak meyakinkan atau
yang kurang memiliki hubungan yang akrab dengan anggota kelompok.
4.
Mencapai
kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
Bagi remaja yang sangat mendambakan kemandirian,
usaha untuk mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain
merupakan tugas perkembangan yang mudah. Namun, kemandirian emosi tidaklah sama
dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja yang ingin mandiri, juga ingin dan
membutuhkan rasa aman yang diperoleh dari ketergantungan emosi pada orang tua
atau orang-orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada remaja yang statusnya dalam
kelompok sebaya tidak meyakinkan atau yang kurang memiliki hubungan yang akrab
dengan anggota kelompok.
5.
Mencapai
jaminan kebebasan ekonomis.
Kemandirian
ekonomis tidak dapat dicapai sebelum remaja memilih pekerjaan dan mempersiapkan
diri untuk bekerja. Kalau remaja memilih pekerjaan yang memerlukan periode
pelatihan yang lama, tidak ada jaminan untuk memperoleh kemandirian secara
ekonomis bilamana mereka secara resmi menjadi dewasa nantinya. Secara ekonomis
mereka masih harus tergantung selama beberapa tahun sampai pelatihan yang
diperlukan untuk bekerja selesai dijalani.
6.
Memilih
dan menyiapkan lapangan pekerjaan.
Dari hasil
penelitian mengenai minat di kalangan remaja, ternyata pada kaum remaja berusia
16-19 tahun, minat utamanya tertuju kepada pemilihan dan mempersiapkan lapangan
pekerjaan. Sebenarnya prestasi siswa di sekolah, tentang apa yang
dicita-citakannya, kemana akan melanjutkan pendidikannya, secara samar-samar
dapat menjadi gambaran tentang lapangan pekerjaan yang diminatinya.
Alizabeth B. Hurlock (1981) mengemukakan bahwa anak SMA mulai memikirkan masa depan mereka secara sungguh-sungguh. Anak laki-laki biasanya lebih bersungguh-sungguh dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan anak perempuan yang memandang pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah.
Alizabeth B. Hurlock (1981) mengemukakan bahwa anak SMA mulai memikirkan masa depan mereka secara sungguh-sungguh. Anak laki-laki biasanya lebih bersungguh-sungguh dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan anak perempuan yang memandang pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah.
7.
Persiapan
untuk memasuki kehidupan berkeluarga.
Kecenderungan
kawin muda menyebabkan persiapan perkawinan merupakan tugas perkembangan yang
paling penting dalam tahun-tahun remaja. Meskipun tabu sosial mengenai perilaku
seksual yang berangsur-angsur mengendur dapat mempermudah persiapan perkawinan
dalam aspek seksual, tetapi aspek perkawinan yang lain hanya sedikit
dipersiapkan di rumah, di sekolah dan di perguruan tinggi. Dan lebih-lebih lagi
persiapan tentang tugas-tugas dan tanggung jawab kehidupan keluarga. Kurangnya
persiapan ini merupakan salah satu penyebab dari “masalah yang tidak
terselesaikan” yang oleh remaja dibawa ke dalam masa dewasa.
8. Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk kompetensi
kewarganegaraan.
Sekolah
dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan keterampilan intelektual dan
konsep yang penting bagi kecakapan sosial. Namun, hanya sedikit remaja yang
mampu menggunakan keterampilan dan konsep ini dalam situasi praktis. Mereka
yang aktif dalam berbagai aktivitas ekstrakurikuler menguasai praktek demikian namun
mereka yang tidak aktif –karena harus bekerja setelah sekolah atau karena tidak
diterima oleh teman-teman- tidak memperoleh kesempatan ini.
9.
Mencapai
dan mengharapkan tingkah laku sosial yang bertanggungjawab.
Erat
masalahnya dengan masalah pengembangan nilai-nilai yang selaras dengan dunia
nilai orang dewasa yang akan dimasuki, adalah tugas untuk mengembangkan
perilaku sosial yang bertanggung jawab. Sebagian besar remaja ingin diterima
oleh teman-teman sebaya, tetapi hal ini seringkali dianggap tidak bertanggung
jawab. Misalnya, kalau menghadapi ujian, maka remaja harus memilih antara
standar dewasa dan standar teman-teman.
10.
Memperoleh
suatu himpunan nilai-nilai dan sistem etika sebagai pedoman tingkah laku.
Sekolah dan pendidikan tinggi
juga mencoba untuk membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai dewasa;
orang tua berperan banyak dalam perkembangan ini. Namun bila nilai-nilai dewasa
bertentangan dengan nilai-nilai teman sebaya, maka remaja harus memilih yang
terakhir bila mengharapkan dukungan teman-teman yang menentukan kehidupan
sosial mereka.
3. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah
Pertama (SMP)
Anak
usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai anak usia
remaja awal. Ciri-ciri Masa Remaja: beberapa perubahan yang terjadi selama masa
remaja.
a.
Ciri Fisik/Biologis
Pada saat seorang anak
memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja
perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki.
b.
Ciri Psikologis
Secara umum, dari sisi psikologis
seorang remaja memiliki beberapa cirri sebagai berikut:
1. Kegelisahan
2. Pertentangan
3. Mengkhayal
4. Aktivitas kelompok
5. Keinginan mencoba segala sesuatu
Ciri-ciri penting pada masa remaja awal atau anak SMP
sebagai berikut :
a.
Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat
seksual.
Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka
ciriciri seks sekunder mulai berkembang seperti tumbuhnya rambut pubis dan
timbulnya jakun pada anak laki-laki. Sedangkan pada anak perempuan mulai
memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah dada.
b.
Masa remaja awal merupakan periode yang singkat.
Masa puber merupakan periode yang
paling singkat, yaitu sekitar dua sampai empat tahun pada usianya.
c. Masa
remaja awal merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat.
Perubahan-perubahan yang pesat ini
akan menimbulkan dampak pada anak. Misalnya timbul keraguan, perasaan tidak
mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal memungkinkan timbulnya perilaku
negatif.
d.
Masa remaja awal merupakan masa negatif.
Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap
anti terhadap kehidupan atau kehilangan
sifat-sifat baiknya yang pada masa sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini
merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini
sebagai masa negatifistik kedua.
4. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah
Atas (SMA)
Perkembangan siswa SMA yang rata-rata berada
pada usia antara 15-19 tahun berada pada masa remaja madya (middle
adolescence). Dalam Panduan Umum Pelayanan BK Berbasis Kompetensi (Pusat
Kurikulum, 2002) diuraikan tugas-tugas perkembangan siswa SMA yakni:
1)
Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2)
Mencapai kematangan dalam hubungan dengan teman sebaya,
serta kematangan dalam peranannya sebagai pria atau wanita.
3)
Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat.
4)
Mengembangkan penguasan ilmu, teknologi dan seni sesuai
dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan
tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.
5)
Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
6)
Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.
7)
Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8)
Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual,
serta apresiasi seni.
9)
Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
5.
Implikasi
Tugas-tugas Perkembangan Remaja Bagi Pendidikan
Masing-masing tugas perkembangan itu membawa implikasi yang berbeda
dalam penyelanggaraan pendidikan, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan non-akademik berkenaan dengan
penyesuaian peran sosial, pemahaman terhadap kondisi fisik dan psikologis,
serta pemahaman dan penghayatan peran jenis kelamin.
Tugas-tugas perkembangan remaja harus dapat diselesaikan dengan baik,
karena akan membawa implikasi penting bagi penyelenggaraan pendidikan dalam
rangka membantu remaja tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. Sekolah dan
perguruan tinggi perlu memberikan kesempatan melaksanakan kegiatan-kegiatan
nonakademik melalui berbagai perkumpulan, misalnya perkumpulan penggemar
olahraga sejenis, kesenian, dan lain-lain.
2. Apabila ada
remaja putra atau putri bertingkah laku tidak sesuai dengan jenis kelaminnya,
mereka perlu dibantu melalui bimbingan dan konseling. Demikian juga, apabila
seorang wanita lebih mementingkan studi dan kariernya daripada menaruh
perhatiannya menjadi seorang ibu, hendaknya sekolah turut membantunya agar
mereka mampu menerima peranannya sebagai wanita.
3. Siswa yang
lambat perkembangan jasmaninya diberi kesempatan berlomba dalam kegiatan
kelompoknya sendiri. Perlu diberikan penjelasan melalui bidang studi biologi
dan ilmu kesehatan bahwa pada diri remaja sedang terjadi perubahan jasmani yang
bervariasi. Kepada siswa juga diberikan kesempatan untuk bertanya jawab tentang
perkembangan jasmani itu.
4. Pemberian
bantuan kepada siswa untuk memilih lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat
dan keinginannya, sesuai dengan sistem kemasyarakatan yang dianutnya, dan
membantu siswa mendapatkan pendidikan yang bermanfaat untuk memepersiapkan diri
memasuki pekerjaan. Semua ini hendaknya dilakukan oleh semua personil sekolah,
terutama perugas bimbingan dan konseling, yaitu guru pembimbing atau konselor
sekolah.
2.5 Masa Perkembangan Dewasa
Tahap
perkembangan pada usia dewasa ini dapat di bagi atas beberapa bagian,
antara lain :
1.
Perkembangan Dewasa Dini ( 18 tahun
- 40 tahun )
a.
Penyesuaian terhadap perubahan fisik
Pada periode dewasa awal, penampilan
dan kesehatan fisik mencapai puncaknya dan periode yang sama penampilan,
kekuatan dan kesehatan fisik pun mulai menurun. penampilan, kekuatan dan
kesehatan fisik dicapai pada periode permulaan dewasa awal dan menurun pada
akhir dewasa awal. dan puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia
pertengahan duapuluhan dan sesudah mana menjadi penurunan lambat laun hingga
awal usia 40-an.
b.
Perubahan Kognitif
Kekhasan tingkah laku kognitif,
orang dewasa yang matang perkembangan kognitifnya lebih sistematis dalam
memecahkan masalah. Orang dewasa awal mulai berpikir yang lebih liberal dan
bijaksana dalam mengambil keputusan tentang cara pemecahan masalah, sehingga
peningkatan toleransi terhadap hal – hal yang tidak diinginkan.
c.
Penyesuaian peran
seksual
Penyesuaian pada peran seks pada
masa dewasa dini benar – benar sulit. anak laki – laki dan perempuan telah
menyadari pembagian peran seks yang direstui masyarakat, tetapi belum tentu
mereka mau menerimanya sepenuhnya. banyak gadis remaja ingin berperan sebagai
seorang ibu dan isteri yang baik kalau mereka dewasa nanti. tetapi setelah
dewasa mereka tidak mau menjadi isteri ataupun ibu sesuai pengertian
tradisional yaitu alasan mereka ingin menghindari peranan wanita tradisional yang
telah dijelaskan oleh Arnott dan Bengslon.
d.
Penyesuaian perubahan minat
Remaja umumnya mempertahankan minat
– minat mereka sewaktu beralih kemasa dewasa tetapi minat pada masa dewasa
kemudian akan berubah juga. ini disebabkan karena beberapa minat yang
dipertahankan dalam kehidupan dewasa tidak sesuai dengan peran sebagai orang
dewasa, sedangkan yang lain tidak lagi memberikan kepuasan seperti semula.
perubahan minat biasanya terjadi amat cepat pada masa remaja seperti perubahan
– perubahan fisik dan psikologis.
e.
Penyesuaian perubahan perkawinan
Penyesuaian yang lebih cocok dan
disukai menjadi sulit begitu juga dengan banyaknya pertambahan model keluarga
menjadikan proses penyesuaian hidup sebagai suami istri sulit. tingkat
kesulitan menjadi besar dimana gaya hidupnya berbeda sekali dengan anggota
lainnya dalam keluarga. misalnya, seorang wanita dahulu kehidupan masa
anak-anaknya dirumah dibesarkan dalam keluarga inti mungkin akan mendapat
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kondisi baru dan masalah yang timbul
ketika ia menikah dengan pria yang berasal dari latar belakang keluarga besar.
f.
Penyesuaian pekerjaan
Penyesuaian pekerjaan makin cocok
bakat dan minatnya dengan jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi pula
tingkat kepuasan yang diperoleh. pola umum kehidupan mereka bergantung pada
beberapa banyak yang mereka peroleh dan bagaimana cara memperolehnya. banyak
orang dewasa muda yang tidak atau kurang memiliki keterampilan atau pelatihan
untuk suatu bentuk pekerjaan tertentu dalam melamar berbagai kantor yang
sifatnya berbeda dengan yang dilamar, tidak sesuai pula dengan keterampilan dan
pengetahuan yang dimiliki.
2.
Perkembangan Dewasa Madya ( 40 tahun - 60 tahun )
a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik
Tugas ini meliputi untuk mau
melakukan penerimaan akan dan penyesuaian dengan berbagai perubahan fisik yang
normal terjadi pada usia madya. dari salah satu sekian banyak penyesuaian yang
sulit yang pria dan wanita berusia madya harus lakukan adalah dalam mengubah
penampilan. penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa sulit karena
adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin di
intensifkan lagi oleh perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap
perubahan normal yang muncul bersama pada tahun – tahun selanjutnya.
b. Perubahan Kognitif
Pada usia setengah baya kemampuan
kognitifnya yang menurun adalah kemampuan mengingat, berpikir, mekanisme yang
memerlukan kecepatan dan keakuratan input melalui panca indra agar dapat mengamati
gerak, perbedaan, perbandingan dan pengelompokan atau pengkategorian. tentu
saja tidak semua orang dewasa pertengahan makin meningkat kemampuan kognitif
pemecahan masalah.
c. Penyesuaian peran seksual
Penyesuaian
fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada usia madya
terdapat pada perubahan, pada kemampuan seksual mereka. Perubahan seksual pada
wanita; perubahan tubuh dan emosi secara umum terjadi pada saat menopause,
tetapi tidak selalu disebabkan atau berhubungan dengan keadaan tersebut.
berhentinya menstruasi hanya merupakan salah satu aspek dari menopause. Perubahan
seksual pada pria klimakterik pada pria sangat berbeda dengan menopause pada
wanita. Klimakterik datang kemudian, biasanya pada usia 60 atau 70 tahunan dan
berjalan sangat lambat.
d. Penyesuaian perubahan minat
Perubahan minat selama usia madya
perubahan – perubahan tersebut jauh kurang kentara daripada perubahan –
perubahan yang terjadi pada tahun – tahun awal kehidupan. perubahan minat yang
ada perubahan tugas, tanggungjawab, kesehatan dari peran dalam hidup,
konsentrasi pria pada bidang pengembangan kerja pada umumnya memainkan peran
penting dalam menekan keinginan mereka disbanding pada masa yang relative masih
muda.
e. Penyesuaian perubahan perkawinan
Pola kehidupan keluarga yang
dijalani banyak mengalami perubahan selama periode usia madya seperti
diungkapkan cavan “perubahan yang paling besar adalah penarikan diri dari anak
– anak dari keluarga, meninggalkan bapak dan ibunya. sebagai unit keluarga”
penyesuaian terhadap perubahan ini biasanya lebih sulit bagi wanita daripada
pria karena kehidupan wanita berpusat pada rumah dan anggota keluarga selama
tahun – tahun usia dini. Kondisi yang merumitkan penyesuaian diri terhadap
perubahan pola keluarga pada usia madya :
- Perubahan fisik
- Hilangnya peran sebagai orangtua
- Kurangnya persiapan
- Perasaan kegagalan
- Merasa tidak berguna lagi
- Kekecewaan terhadap perkawinan
- Merawat anggota keluarga berusia lanjut.
f. Penyesuaian
pekerjaan
Dewasa ini dengan semakin bertambahnya
jumlah wanita yang memasuki dunia kerja usia madya, maka masalah pengalaman
menyesuaikan diri dengan pekerjaan buka monopoli pria saja. wanita juga
mempunyai banyak masalah yang sama dengan pria dan bahkan banyak wanita
menganggapnya sebagai masalah yang unik bagi mereka.
3. Perkembangan Pada Dewasa Akhir ( 60 – is dead
)
a.
Penyesuaian terhadap perubahan fisik
Perubahan fisik bukan lagi
pertumbuhan tetapi pergantian dan perbaikan sel – sel tubuh. Pertumbuhan dan
reproduksi sel – sel menurun, oleh karena itu peristiwa penurunan pertumbuhan
dan reproduksi sel – sel menyebabkan terjadi banyak kegagalan pergantian sel –
sel yang rusak, lamanya penyembuhan apabila lansia menderita sakit.
b. Perubahan Kognitif
Orang yang sudah tua menjadi pelupa,
reaksi terhadap rangsangan yang semakin lamban. Orang yang sudah tua itu
sebagian orang memusuhi generasi muda mempertahankan cara lama dan tidak ingin
adanya perubahan.
c. Penyesuaian peran seksual
Setiap orang butuh dicintai dan
dipelihara meskipun sudah tua. penelitian yang dilakukan oleh master dan
Johnson (1968). seorang wanita yang mengalami menopause bukan berarti tidak
mungkin menikmati hubungan intim dengan pasangannya, bahkan wanita ini
mengalami pembaharuan minat dan kesenangan terhadap hubungan intim. pada wanita
menopause memang terjadi perubahan hormone, namun hal itu tidak menghalangi
wanita itu untuk menikmati hubungan seks.
d. Penyesuaian perubahan minat
·
Minat dalam diri sendiri : orang menjadi semakin dikuasai
oleh diri sendiri apabila semakin tua
·
Minat terhadap pakaian : minat terhadap pakaian tergantung
pada sejauh mana orang berusia lanjut terlubat dalam kegiatan sosial
·
Minta terhadap uang : pensiun atau pengangguran mungkin akan
menjalani masa tuanya dengan pendapatan yang kurang bahkan mungkin tanpa
pendapatan samasekali.
·
Minat untuk rekreasi :beberapa perubahan dalam kegiatan
sering dilakukan karena memang tidak dapat dielakkan
·
Minat sosial
·
Minat untuk mati
e. Penyesuaian perubahan perkawinan
Salah satu cara orang usia lanjut
dalam mengatasi masalah kesepian dan hilangnya aktivitas seksual yang
disebabkan karena tidak mempunyai pasangan hidup adalah dengan cara menikah
kembali. menikah lagi pada masa dewasa ini merupakan hal yang biasa daripada
masa lalu. Bagaimana seperti telah ditekankan pada uraian yang terdahulu, bahwa
kesempatan untuk menikah kembali lebih sedikit bagi wanita daripada bagi pria
dari tahun ke tahun.
f. Penyesuaian pekerjaan
Pria lanjut usia biasanya lebih tertarik
pada jenis pekerjaan yang statis dari pada pekerjaan yang bersifat menantang
yang mereka sadari tak mungkin ada. mereka lebih puas dengan pekerjaannya pada
orang yang lebih muda. wanita yang tidak bekerja selama masa dewasa ini ketika
mereka sibuk dengan pekerjaan rumahtangga dan mengurus anak, sering kali
bekerja usia madya dan mendapatkannya. sebagai komponensasi kepuasan dari
tanggungjawab keluarga dan rumah semakin berkurang.
2.6. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak
Pada umumnya anak
memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil
interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
A. Faktor dalam (internal)
Ras/etnik atau bangsa.
Anak
yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor
herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.
Keluarga.
Ada
kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau
kurus.
Umur.
Kecepatan
pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan
masa remaja.
Jenis kelamin.
Fungsi
reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki.
Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
Genetik.
Genetik
(heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi
ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh
kembang anak seperti kerdil.
Kelainan kromosom.
Kelainan
kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma
Down & rsquos dan sindroma Turner & rsquos.
B. Faktor
luar (eksternal)
1.
Faktor
Prenatal
Gizi
Nutrisi
ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
Mekanis
Posisi
fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.
Toksin/zat kimia
Beberapa
obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan
kongenital seperti palatoskisis.
Endokrin
Diabetes
melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
Radiasi
Paparan
radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti
mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak,
kelainan kongential mata, kelainan jantung.
Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada
janin: katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung
kongenital.
Kelainan imunologi
Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan
golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap
sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah
janin dan akan menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan
otak.
Anoksia embrio
Anoksia
embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan
terganggu.
Psikologi ibu
Kehamilan
yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan
lain-lain.
2.
Faktor
Persalinan
Komplikasi
persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
3.
Faktor
Pascasalin
Gizi
Untuk tumbuh kembang
bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat.
Penyakit
kronis/ kelainan kongenital
Tuberkulosis,
anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
Lingkungan
fisis dan kimia.
Lingkungan
sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik,
kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,
Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
Psikologis
Hubungan
anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang
tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
Endokrin
Gangguan
hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami
hambatan pertumbuhan.
Sosio-ekonomi
Kemiskinan
selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan
ketidaktahuan, akan menghambat pertumbuhan anak.
Lingkungan
pengasuhan
Pada
lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang
anak.
Stimulasi
Perkembangan
memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan
alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain
terhadap kegiatan anak.
Obat-obatan
Pemakaian
kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan
pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya
produksi hormon pertumbuhan.
2.7
Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau
1). Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek
yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh
yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
2). Gerak
halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya.
3). Kemampuan
bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah
dan sebagainya.
4). Sosialisasi
dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan
sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh
anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.
2.8 Beberapa Gangguan
Tumbuh-Kembang Yang Sering Ditemukan.
v Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh
perkembangan anak. Karena berbahasa
sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab
melibatkan kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar
anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa
bahkan gangguan ini dapat menetap.
v Cerebral palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh
yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada
sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai
pertumbuhannya.
v Sindrom Down.
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat
dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi
akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat
dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital,
hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat
menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong
diri sendiri.
v Perawakan Pendek.
Short
stature atau Perawakan Pendek
merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan yang berada di bawah
persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi
tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi normal, gangguan gizi, kelainan
kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
v Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak
yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi
seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat,
yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan
pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
v Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh
intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu
untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang
dianggap normal.
v Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan
untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya
ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat
diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
. Karena perkembangan utama yang
terjadi selama awal masa kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan
pengendalian lingkungan. Salah satu cara yang umum dalam menjelajah lingkungan
adalah dengan bertanya, jadi periode ini adalah meniru pembicaraan dan perilaku
orang lain, oleh karena itu periode ini juga disebut usia meniru. Namun
kecenderungan ini nampak kuat tetapi anak lebih menunjukkan kreativitas dalam
bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan masa-masa lain dalam kehidupannya.
Secara umum remaja dapat
didefinisikan sebagai suatu tahap perkembangan pada individu, dimana remaja
mengalami perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama. Remaja juga
merupakan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Dapat dikatakan
juga, bahwa remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju dewasa.
Masa
dewasa dini adalah masa terpanjang setelah masa kanak-kanak dan masa remaja.
Masa ini adalah masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya dari
orang tua dan mulai belajar madiri karena ia sudah mempunyai peran dan
tugas-tugasnya yang baru.
3.2 Saran
Perkembangan anak penting dijadikan
perhatian khusus bagi orangtua dan guru di sekolah . Sebab, proses tumbuh
kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Masa
kanak-kanak merupakan masa-masa yang sulit bagi orang tua karena pada masa
kanak-kanak awal ialah karena anak-anak sedang mengembangkan kepribadian yang
unik.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. Psikologi Perkembangan : Aksara
Dariyo, Agoes. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Hurlock,
Elizabeth B. (1980). Psikologi
Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Kandau, Johan W.1991. Psikologi Umum. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Riyanti, B.P Dwi
dan Hendro Prabowo. 1998. Psikologi
Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma Press.
Yusuf, Syamsu.
(2008). Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Website :
http://www.masbow.com/2010/09/perkembangan-dewasa-akhir.html
http://www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465
ka kalau materi yang Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu diambil dari mana ya?
BalasHapus