SISTEM KOORDINASI
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Biologi
merupakan ilmu pengetahuan alam yang berguna agar kita mengetahui tentang diri
kita dan bumi yang kita huni. Salah satu ilmu biologi tentang diri kita yang
harus kita ketahui yaitu sistem koordinasi
atau sistem pengatur tubuh makhluk
hidup. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf , sistem hormon dan sistem
indera. Sebagai makhluk hidup, kita harus mengetahui tentang hal itu. Dan pada
kenyataannya masih banyak yang belum mengetahui tentang sistem koordinasi. Oleh
karena itulah makalah tentang sistem saraf dan sistem hormon ini penyusun tulis.
1.2
Tujuan
1. Agar
mengetahui apa yang di maksud dengan sistem saraf
2. Agar
mengetahui sistem saraf pada manusia beserta bagian-bagian dan fungsi-fungsinya
3. Agar
mengetahui bagaimana sistem saraf pada hewan
4. Agar
mengetahui apa yang di maksud dengan sistem hormon
5. Agar
mengetahui bagaimana sistem hormon pada manusia dan hewan
1.3
Manfaat
1. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem
saraf dan sistem endokrin
2. Kita dapat sistem bagaimana saraf pada manusia dan hewan,
struktur, bagian-bagiannya maupun
fungsinya.
1.4 Rumusan
Masalah
1. Apa fungsi sistem saraf?
2. apa saja bagian-bagian dari system saraf pada manusia
3. apa yang di maksud dengan hormon?
4. Bagaimana sistem hormone pada manusia dan hewan
BAB 11
PEMBAHASAN
SISTEM SARAF MAKHLUK
HIDUP
Sistem saraf
bersama-sama dengan sistem hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh.
Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot,
perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dan
kecepatam sekresi beberapa kelenjar endokrin.
Sistem saraf pada
manusia memiliki sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus. Sistem saraf menerima
berjuta rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut
akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh.
Rangsangan dapat berasal
dari luar tubuh (rangsangan eksternal) dan rangsangan dari dalam tubuh (rangsangan internal). Rangsangan eksternal
misalnya cahaya, suara, gravitasi, suhu, panas, dan dingin. Sedangkan rangsangn
internal misalnya rasa lapar, haus, sakit, nyeri, dan sebagainya.
Untuk
bereaksi terhadap berbagai rangsangan tubuh kita memerlukan tiga komponen
yaitu, reseptor, sistem saraf, dan efektor.
1.
Reseptor
Reseptor
atau penerima rangsangan adalah sel yang memberikan respon terhadap rangsangan
dari lingkungan eksternal maupun internal. Kemudian reseptor akan mengubah
rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf (aliran listrik yang
terjadi karena adanya perubahan muatan listrik) yang akan diteruskan melalui
neuron ( sel saraf). Pada tubuh kita yang berperan sebagai reseptor adalah alat
indera. Di dalamnya terdapat ujung-ujung saraf sensorik yang peka terhadap
rangsangan tertentu. Saraf sensorik berfungsi menerima rangsangan dan
membawanya ke otak atau sumsum tulang belakang.
2.
Sistem
saraf
Sistem
saraf berperan menerima, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan ke
efektor. Sistem saraf tersebar ke seluruh organ tubuh manusia. Secara
fungsional, sistem saraf dibagi menjadi bagian somatik dan otonom. Bagian
somatik berperan mengatur koordinasi struktur-struktur otot, tulang, dan kulit.
Sedangkan sistem saraf otonom berperan mengatur koordinasi otot polos, jantung,
dan kelenjar-kelenjar tubuh.
3.
Efektor
Efektor
adalah sel atau organ yang digunakan untuk bereaksi terhadap rangsangan, baik
dari dalam maupun dari luar tubuh. Pada tubuh kita yang berperan sebagai
efektor utama adalah otot dan kelenjar.
Sistem
saraf terdiri dari tiga macam sel yang memiliki struktur dan fungsi berbeda,
yaitu neuron, sel schwan, dan sel penyokong (neuroglia). Neuron bertugas mengantarkan impuls. Sel schwan merupakan pembungkus sebagian
besar akson pada sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Akson merupakan
neuron yang berfungsi membawa rangsangan dari badan neuron. Sel penyokong (neuroglia) merupakan sel
yang terdapat diantara neuron dan sistem saraf pusat.
SEL SARAF
(NEURON)
Neuron merupakan
unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron mempunyai kemampuan merespon
rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan sehingga tidak
dapat di ganti jika sudah mati atau rusak. Namun pada kondisi yang sesuai,
neuron dari sistem saraf perifer yang terluka dapat di perbaiki.
Struktur
Neuron
Sistem saraf
tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf
(neuron). Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson
(neurit).
1.
Badan sel
merupakan
bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula
sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Sitoplasma badan sel
mengandung badan nissal (substansi
kromatik) dan neurofibril (fibril/serat
yang ramping pada badan neuron). Badan nissal akan tampak seperti retikulum
endoplasma granuler yang tersusun sejajar satu dengan yang lainnya. Badan
nissal mengandung protein yang digunakan untuk menggantikan protein yang habis
selama metabolisme. Protein ini juga digunakan untuk pertumbuhan neuron dan
perbaikan saraf dan sistem saraf perifer. Neurofibil merupakan fibil yang
berbentuk panjang dan ramping, serta terdiri dari mikrotubulus umumnya.
Neurofibil diduga memiliki peranan dalam pengangkutan nutrien dan penyokong
sel.
Lokasi badan
sel terletak di sistem saraf pusat, meskipun ada beberapa yang terletak di
sistem saraf perifer. Di sistem saraf pusat badan sel neuron berkelompok
menjadi nukleus. Sementara itu,
badan sel yang berkelompok selain di saraf pusat, umumnya di sebut ganglion.
2.
Dendrit
Pada badan
sel terdapat bagian yang berupa serabut dengan penjuluran pendek. Bagian ini
disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang
(seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah
menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut
dibawa menuju ke badan sel saraf.
3.
Akson
Selain itu,
pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang.
Namanya adalah akson atau neurit. Akson berperan dalam menghantarkan
impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun
diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1
hingga 2 meter.
Supaya
informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagai isolator), akson
dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung
mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung
mielin tersebut dihasilkan oleh sel sel pendukung yang disebut oligodendrosit.
Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung
mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak
impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.
Macam-Macam
Neoron
Ø Neuron beredasarkan
jumlah uluran
1.
Neuron
Unipolar
Neuron Unipolar hanya memiliki satu
uluran yang timbul dari badan sel. Misalnya neuron sensorik unipolar yang
terdapat pada hewan tingkat rendah.
2.
Neuron
Bipolar
Neuron ini memiliki dua uluran, yaitu
akson dan dendrit. Badan selnya
berbentuk lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron
ini terdapat pada retina (mata), koklea (telinga) dan epitel olfaktori
(hidung).
3.
Neuron
Multipolar
Neuron ini memiliki satu akson dan
beberapa dendrit. Penyebaran neuron multipolar ini paling banyak terdapat di
dalam tubuh di bandingkan neuron unipolar dan bipolar. Contoh neuron multipolar
adalah neuron motorik yang keluar dari sumsum tulang belakang
.
Ø Neuron berdasarkan
Fungsi
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan
berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
a.
Neuron
Sensorik
Sel
saraf sensorik adalah sel
saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari
reseptor yaitu alat indera.
b.
Neuron
Motorik
Sel
saraf motorik, adalah sel saraf yang
berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor
yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan
berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang
belakang.
c.
Neuron
konektor atau Interneuron
Sel
saraf penghubung, adalah sel
saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan
di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang
dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf
motorik.
SINAPS
Merupakan hubungan penyampaian impuls
dari satu neuron ke neuron yang lain. biasanya terjadi dari ujung percabangan
akson dengan ujung dendrit neuron yang lain.
Celah antara satu neuron dengan neuron
yang lain disebut dengan celah sinapsis. Di dalam celah sinapsis inilah terjadi
loncatan-loncatan listrik yang bermuatan ion, baik ion positif dan ion negatif.
Di dalam celah sinapsis ini juga terjadi pergantian antara impuls yang satu
dengan yang lain, sehingga diperlukan enzim kolinetarase untuk menetralkan
asetilkolin pembawa impuls yang ada. Dalam celah sinapsis juga terdapat
penyampaian impuls dengan bantuan zat kimia berupa asetilkolin yang berperan
sebagai pengirim (transmitter).
Berdasarkan tempat sinapsnya, neuron di
bedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.
Sinaps
aksosomatik (axosomatic
synaps), yaitu sinaps yang terletak diantara akson dari satu neuron dengan
badan sel dari neuron lain.
b.
Sinaps
aksodendritik (axsodendrituc synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara akson
dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lain”
c.
Sinaps
aksoaksonik (axoaxonic
synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara ujung akson dari neuron yang
satu dengan akson dari neuron yang lain.
IMPULS SARAF
Salah satu sifat neuron
adalah permukaan luarnya bermuatan positif, sedangkan bagian dalamnya bermuatan
negatif. Jadi, ada perbedaan potensial antara neuron bagian luar dengan bagian
dalam. Keadaan demikian disebut polarisasi.
Bila
neuron tersebut di rangsang, di tempat tersebut terjadi penurunan beda
potensial atau muatannya berubah, yaitu bagian luarnya menjadi negatif dan
bagian dalamnya menjadi positif. Keadaan tersebut di sebut depolarisasi. Peristiwa perubahan muatan pada membran plasma neuron
di sepanjang serabut saraf di sebut dengan potensial aksi saraf atau yang lebih
dikenal dengan impuls saraf.
Semua
impuls saraf adalah sama. Respon yang berlainan bukan di sebabkan karena impuls
yang berbeda, tetapi karena reseptor dan efektor yang berbeda.
Impuls adalah rangsangan
atau pesan yang diterima oleh reseptor
dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga
dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Contoh
rangsangan adalah sebagai berikut:
a. Perubahan
dari dingin menjadi panas
b. Perubahan
dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada
tekanan
c. Berbagai
macam aroma yang tercium oleh hidung
d. Suatu
benda yang menarik perhatian
e. Suara
bising
f.
Rasa asam, manis, asin
dan pahit pada makanan
Prinsip kerja Impuls
Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor
untuk diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan
(respon) ke organ efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses
perambatan impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis.
- Perambatan impuls melalui sel saraf
Rambatan
impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls
yang terjadi yaitu:
Perambatan
impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar
dan bagian dalam sel saraf. Sel saraf pada saat beristirahat bagian luarnya
merupakan kutub positif, sedangkan bagian dalamnya kutub negatif. Adanya
rangsang dari organ reseptor menyebabkan pembalikan beda potensial
(depolarisasi), sehingga terjadi perambatan gelombang sesuai beda potensial.
Variasi kecepatan perambatan gelombang dipengaruhi oleh diameter akson
dan ada atau tidaknya selubung mielin, yaitu antara 1 sampai 120 m per detik.
Pengembalian posisi kepada posisi awal memerlukan waktu sekitar 1/500 sampai
1/1000 detik. Stimulus yang lemah (threshold) tidak dapat menghasilkan
impuls yang dapat merubah potensial listrik, tetapi sebaliknya jika stimulus
kuat maka impuls akan dihantarkan sampai ujung akson dan diteruskan kepada sel
saraf yang lainnya.
- Perambatan impuls melalui sinapsis
Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan
sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di dalam sitoplasma tonjolan
sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis) yang berisi
neurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada ujung neuron, maka
vesikula melepaskan neurotransmitter. Contoh neurotransmitter yaitu asetilkolin
(terdapat di seluruh tubuh), noradrenalin (terdapat di sistem saraf
simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di otak).
Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan terjadinya impuls
pada sel saraf berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Perambatan
impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis.
Sinapsis ini berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak
dapat menggerakkan organ.Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Gerak
sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang
terjadi karena disengaja atau disadari.
Impuls yang menyebabkan
gerakan ini disampaikan melalui
jalan yang panjang.
Bagannya
adalah sebagai berikut:
Contoh gerak sadar misalnya olahraga, berjalan,
berlari, makan dan sebagainya.
b. Gerak
refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan
melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak.
Bagannya
sebagai berikut:
Perjalanan
impuls pada gerak refleks disebut dengan lengkung refleks. Neuron konektor ada
yang terletak di otak dan ada yang terletak di sumsum tulang belakang. Gerak
refleks yang melibatkan neuron konektor yang terletak di otak di sebut dengan
refleks otak, misalnya refleks pupil mata karena rangsangan cahaya. Gerak
refleks yang melibatkan neuron konektor yang teletak di sumsum tulang belakang
disebut refleks sumsum tulang belakang, misalnya refleks pada lutut.
Contoh
gerak refleks adalah sebagai berikut:
a. Terangkatnya
kaki jika terinjak sesuatu
b. Gerakan
menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing
yang masuk ke mata
c. Menutup hidung pada waktu mencium bau yang
sangat busuk
d. Gerakan
tangan menangkap benda yang tiba-tiba
terjatuh
e. Gerakan
tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi
1. SISTEM SARAF MANUSIA
Sistem saraf
manusia terdiri dari sistem saraf pusat dam sistem saraf tepi.
1.1 Sistem Saraf Tepi (Sistem
Saraf Perifer)
Sistem saraf tepi adalah
lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari
sistem saraf pusat.
Dilihat dari arah impuls
yang di bawanya, sistem saraf tepi di bedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Sistem saraf aferen, yang membawa impuls
saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat
b.
Sistem saraf eferen, yaitu membawa impuls
saraf dari saraf pusat ke efektor.
Sistem saraf
tepi pada manusia terdiri dari 31 pasang saraf spinal( saraf tulang belakang)
dan 12 pasang saraf kranial (saraf kepala).
Berdasarkan karakteristik
sifatnyanya sistem saraf kranial dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Ø Saraf
Kranial yang sifatnya sensorik, terdiri dari 3 pasang
Ø
Saraf kranial yang sifatnya motorik, terdiri dari 5 pasang
Ø Saraf
kranial yang sifatnya gabungan sensorik dan motorik terdiri dari empat pasang
Sistem
saraf tepi yang di susun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang
belakang merupakan campuran berbagai saraf. Sistem saraf sumsum tulang belakang
berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya,
saraf sumsum tulang belakang dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang
saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang
saraf ekor.
Kemudian di antara beberapa saraf
ada yang menjadi satu ikatan atau gabungan (pleksus), membentuk jaringan urat
saraf. Ada 3 macam pleksus yang tebentuk, yaitu:
Ø Plexus cervicalis, merupakan
gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu dan diagfragma
Ø
Plexus
branchialis, merupakan gabungan nurat saraf lengan atas yang
mempengaruhi bagian tangan
Ø Plexus lumbo sakralis, merupakan
gabungan urat saraf punggung dan pinggang yang mempengaruhi bagian pinggul dan
kaki.
Berdasarkan fungsinya, saraf tepi di
bedakan menjadi dua yaitu:
a. Saraf Somatik (saraf sadar)
Saraf
somatik mengatur gerakan yang di sadari, misalnya gerakan kepala, badan dan
anggota gerak. Neuron sensori didalam saraf somatik mengirimkan informasi dari
kulit, otot rangka, dan tendon ke sistem saraf pusat. Neuron sensori di dalam
saraf somatik mengirimkan informasi dari kulit, otot rangka, dan tendon ke
sistem saraf pusat . Neuron motorik di dalam saraf somatik mengirimkan perintah
yang dibawa dari otak dan sumsum tulang belakang menuju otot rangka.
b. Saraf Otonom (saraf tak sadar)
Saraf otonom
mengatur gerak yang tidak di sadari, misalnya gerakan otot polos, otot jantung
dan kelenjer.
Berdasarkan
sifat kerjanya, saraf otonom di bedakan menjadi dua, yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik. Namun pengaruh kerjanya
berlawanan, sehingga keduanya bersifat antagonis.
Ø Saraf Simpatik
Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang
punggung dan menempel pada sumsum tulang belakang. Saraf simpatik memiliki
serabut praganglion yang pendek, sedangkan serabut pascaganglion panjang.
Ø Saraf Parasimpatik
Saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion panjang
dan serabut pacsaganglion pendek. Susunan saraf parasimpatik berupa susunan
saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Fungsi Saraf
Otonom
Sistem Saraf Parasimpatik
|
Sistem Saraf Simpatik
|
Mengecilkan pupil
Menstimulasi aliran ludah
Memperlambat denyut jantung
Membesarkan bronkus
Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
Mengerutkan kantung kemih
|
Memperbesar pupil
Menghambat aliran ludah
Mempercepat denyut jantung
Mmengecilkan bronkus
Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
Menghambat kontraksi kandung kemih
|
1.2 Sistem Saraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh
sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan
yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui
saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan
sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu
kedua organ tersebut dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat
yang disebut meninges. Meninges tersusun
atas tiga lapisan yaitu:
Ø
Piameter,
merupakan lapisan paling dalam yang banyak mengandung pembuluh darah
Ø
Arachnoid,
merupakan lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara arachnoid
dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan
Ø
Durameter,
merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa yang melapisi tengkorak dan melekat pada
tulang
Otak dan sumsum tulang belakang memiliki substansi pokok, yaitu:
Ø Substansi Kelabu (Substansi grisea), merupakan
kumpulan badan neuron. Pada otak substansi kelabu terletak pada bagian luar dan
pada sumsum tulang belakang substansi kelabu terletak di tengah.
Ø Substansi Putih (Substansi alba ), merupakan kumpulan serabut saraf . Pada otak substansi putih terletak di
bagian tengah dan pada sumsum tulang belakang substansi putih terletak di
bagian luar.
1. Otak
Otak
manusia terdiri dari dua belahan (hemisfer),
yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Kedua belahan tersebut di hubungkan
oleh balok otak yang berongga (ventrikel)
berisi cairan getah bening (cerebrospinal).
Pada tali spinal (jalur antara otak dan sumsum tulang belakang) tejadi
pindah silang sehingga terjadi kebalikan sistem pengendalian, yaitu belahan
otak kiri akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak di bagian kanan
tubuh, sedangkan belahan otak kanan akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang
terletak di bagian kiri tubuh.
Otak
di bagi menjadi tiga daerah, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak kecil.
Pembagian otak seperti ini tampak jelas pada masa perkembangan embrio.
Sedangkan pada manusia dewasa tidak tampak jelas karena masing-masing daerah
terdiri dari beberapa bagian atau lobus.
Ø
Otak
Besar (cerebrum)
Otak besar merupakan bagian terluas dari otak dan berbentuk oval.
Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari
dua belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan.
Setiap belahan mengendalikan bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri
mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian
kiri. otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks)
yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu
dendrit dan neurit. Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus
frontalis (bagian dahi), lobus parietalis (bagian ubun-ubun), lobus
temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis (bagian belakang
kepala). Antara bagian dahi dan ubun-ubun di pisahkan oleh celah yang di sebut fisura rolando. antara bagian dahi dan
pelipis di pisahkan oleh celah silvis.
Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam
pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan,
kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya khayal, pendengaran, pernapasan dan
sebagainya. Setiap aktivitas akan
dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah
dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah
pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah
belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang
dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk
merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat
bicara juga sebagai pusat pendengaran.
Diantara
belahan otak besar terdapat otak depan yang
terdiri dari:
o
Talamus,
yaitu bagian penerima dan penerus impuls yang datang dari saraf perifer dan
meneruskannya ke pusat sensorik pada bagian korteks otak.
o
Hipotalamus,
yaitu bagian pengatur suhu tubuh danjuga pengatur rasa mengantuk, emosi, dan
tekanan darah
o
Infundibulum,
yaitu pangkal dari hipofisis (kelenjer endokrin).
Ø Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah manusia berukuran cukup
kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah memiliki bagian dorsal yang disebut atap, tersusun oleh empat
bagian yang menonjol, dua tonjlan keatas dan dua tonjolan ke bawah. Pada otak
tengah terdapat saraf okulomotoris (saraf yang berhubungan dengan pusat
pergerakan mata), misalnya mengankat kelopak mata dan memutar mata.
Ø Otak kecil (cerebelum)
Otak kecil merupakan bagian terluas kedua dari otak. Otak kecil
terdapat di bagian belakang dan bawah tengkorak. Otak kecil berfungsi mengatur
gerakan otot dan mengatur keseimbangan posisi tubuh.
2.Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang
belakang,yaitu lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung
tepatnya sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae).
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar
impuls sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari
otak ke efektor. Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan
serebrospinal.
Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian
yaitu bagian luar berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu.
Bagian luar berwarna putih karena mengandung dendrit dan akson dan berbentuk
seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu berbentuk seperti sayap
atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut sayap ventral dan banyak mengandung
neuron motorik dengan akson menuju ke efektor. Sedangkan sayap yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan neuron sensorik.
Gangguan Pada Sistem Saraf Manusia
Ø
Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan pada neuron-neuron di otak. Jika terkena serangan epilepi,
penderita tidak dapat merespon berbagai rangsangan, bahkan terkadang otot-otot
rangka berkontraksi secara tidak terkontrol.
Epilepis disebabkan oleh kerusakan otak. Kerusakan otak dapat terjadi
karena kerusakan pada saat kelahiran, kelainan metabolism, infeksi, toksin,
kecelakaan, maupun tumor. Epilepis dapat di tangani dengan pemberian obat-obatan
antipiretik.
Ø
Neuritis
Neuritis adalah iritasi pada neuron yang di
sebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan, maupun karena
obat-obatan.
Ø
Alzheimer
Alzheimer pada umumnya menyerang orang-orang yang telah berumut diatas 65 tahun. Alzhimer
di tandai dengan gejala berkurangnya kemampuan dalam mengingat. Penderita ini
juga kehilangan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti
membaca, menulis, berbicara, atau berjalan. Penyebab Alzheimer sampai saat ini
masih belum jelas. Beberapa penelitian menganjurkan para penderita untuk
mengonsumsi vitamin E(antioksidan) dan ekstrak Ginkgo biloba untuk meningkatkan daya ingat.
2. SISTEM SARAF VERTEBRATA
Sistem saraf verebrata telah berkembang lebih baik dari pada system saraf invertebrata.
2.2.1. Sistem Saraf Ikan
Sistem saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdirii dari otak
besar, otak tengah, otak keci, an sumsum lanjutan (medulla oblongata). Pada
ikan, otak kecil berkembang lebih baik karena merupakan tempat berakhirnya
saraf keseimbangan dan gurat sisi. Oleh karena it, ikan memiliki keseimbangan
tubuh yang baik. Otak tengah dan otak besar tidak mengalami perkembangan yang
baik sehingga pusat penglihatan dan penciuman tidak berkembang dengan baik
pula.
2.2.2 Sisten Saraf Amfibi
Sistem saraf amfibi juga
terdiri dari otak. Pada amfibi, otak tengah sebagai pusat penglihatan
berkembang lebih baiksehingga amfibi memiliki penglihatan yang baik.
2.2.3 Sistem Saraf burung
Sistem
saraf burung berupa otak dan sumsum tulang belakang. Pada burung, otak besar
dan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak kecil berlipat-lipat
sehingga permukaannya semakin luas. Hal tersebut menyebabkan burung memiliki
keseimbangan yang cukup baik.
3.
SISTEM SARAF INVERTEBRATA
Sistem saraf invertebrate
masih sangat sederhana.
3.1 Sistem Saraf
Cacing
Cacing
pipih, misalnya Planaria mmiliki sistesaraf yang terdiri dari dua ganglia yang
terletak di daerah kepala. Di tiap ganglion terdapat seberkas saraf yang
memanjang di bagian lateral tubuhnya. Tiap-tiap berkas saraf bercabng-cabang
menuju ke seluruh bagian tubuh membentuk susunan saraf seperti tngga. Hal
tersebut menyebabkan system saraf pada Planaria disebut system saraf tangga
tali.
3.2 Sistem saraf
Cacing Tanah
Sistem saraf cacing tanah
juga di namakan system saraf tangga tali. System saraf cacing tanah berupa dua
buah ganglion dan sebuah serabut saraf yang memanjan di sepanjang poros
tubuhnya.
3.3 Sistem Saraf
Serangga
Sistem saraf
serangga, misalnya belalang berupa system saraf tangga tali yang terdiri dari
serabut saraf yang memenjang di bagian ventral (bawah) tubuhnya. Disetiap
segmen tubuh, serabut saraf membentuk simpul saraf yang disebut ganglion.
SISTEM
HORMON
Hormon
adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang di hasilkan oleh kelenjar
endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolism, reproduksi,
pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon di hasilkan oleh kelenjar yang di sebut
kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin di sebut juga kelenjar buntu karena
hormone yang di hasilkan tidak di alirkan melalui suatu saluran, tetapi
langsung Masuk le dalam pembuluh darah.
1. HORMON PADA MANUSIA
Hormon
dari kelenjer endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga
mencapai organ-organ tertentu.
Hormon
memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
Ø
Di produksi dan di sekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin
dalam jumlah yang sangat kecil
Ø
Di angkut oleh darah menuju ke sel atau jaringan target
Ø
Mengadaka interaksi dengan reseptor khusus terdapat di sel target
Ø
Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus
Ø
Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga
mempengaruhi beberapa sel target yang merlainan
Kelenjar
Endokrin
Kelenjar
endikrin meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, ovarium,
testis, pancreas, dan plasenta.
1. Kelenjar Hipofisis (pituitari)
Kelemjer
ini mampu mensekresikam bermacam-macam hormone yang mengatur berbagai macam
kegiatan di dalam tubuh. Oleh karena itu kelenjar in disebut kelenjar
pengendali(mastergland). Kelenjer ini berbentuk bulat dan berukuran kecil
dengan diameter 1,3 cm.
Berdasarkan struktur dan
fungsinya, kelenjar hipofisis di bagi menjadi hipofisis lobus anterior
dan hipofisis lobus posterior. Kedua lobus tersebut di hubungkan dengan
hipotalamus. Di antara kedua lobus terdapat suatu daerah yang relative tidak
ada pembuluh darahnya. Daerah ini di sebut hipofisis pars intermedia.
Ø
Hipofisis lobus anterior
Macam-macam fungsi hormon
yang di hasilkan hipofisis lobus anterior dan ganguannya
Hormon yang di hasilkan
|
Fungsi dan gangguannya
|
Hormon somatotropin (STH). Hormon
pertumbuhan (Growth Hormonel GH)
|
Merangsan sintesis protein dan metaboloisme
lemak serta merangsang pertumbuhan tulang dan otot. Kekurangan hormone ini
pada anak-anak menyebabkan pertumbuhannya terhambat atau kerdil(krentinisme).
Jika kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika
kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan tidak
seimbang pada tulang jari tangan, jari kaki, rahang, ataupun tulang hidung
yang disebut akromegali.
|
Hormon Tirotropin atau Thyroid stimulating
hormone (TSH)
|
Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin
|
Adrenocorticotropic hormone(ACTH)
|
Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan
glukokortikoid (hormone yang di hasilkan untuk metabolisme karbohidrat)
|
Prolaktin(PRL) atau
lactogenic hormone (LTH)
|
Memelihara korpus luteum
(kelenjer endokrin sementara pada ovarium) untuk memproduksi progesterone dan
air susu ibu
|
Hormon gonadotropin pada
wanita:
1.FSH
2.LH
|
·
Merangsang pematangan
folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormone estrogen
·
Mempengaruhi pematangan
folikel dalam ovarium dan menghasilkian hormon progesteron.
|
Hormon gonadotropin pada
pria
1.FSH
2.ICSH
|
·
Merangsan terjadinya
spermatogenesis (proses pematangan sperma)
·
Merangsan sel-sel
interstitial testis untuk memproduksi testosterone dan androgen
|
Ø Hipofisis pars Intermedia
Hormone yang di hasilkan
kelenjar ini yaitu MSH. Hormon ini berpengaruh dalam meningkatkan pigmentasi
kulit dengan cara menyebarluaskan butir melanin, sehingga kulit menjadi
berwarna hitam. Sekresi MSH juga dirangsang oleh factor pengatur yang disebut
factor perangsang pelepas hormone melanosit dan di hambat oleh factor inhibisi
hormone melanosit (MIF)
Ø Hipofisis lobus posterior
Kelenjar ini menghasilkan
oksitosin dan vasopresin Oksitpsin berperan dalam merangsang otot polos yang
terdapat di uterus dan sel yang menyelubungi saluran yang terdapat di kelenjar
susu. Sedangkan vasopressin atau di sebut juga hormone antidiuretik (ADH)
berpengarug dalam proses reabsorpsi urin pada tubulus distal, sehingga mencegah
pengeluaran urin yang terlalu banyak. Hormon ADh juga berpengaruh dalam
meningkatkan reabsorpsi urea di tubulus kontortus distal, menurunkan aliran
darah di bagian medulla ginjal dan meningkatkan reabsorpsi ion Na+
di lengkung henle. Hormon ADH dosis tinggi dapat meningkatkan tekanan darah
arteri dengan jalan mengecilkan diameter otot polos pada dinding pembuluh darah
2.
Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid
merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat
daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin
yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung
banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja
keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan
metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini
terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan
mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang
masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.
3.
Paratiroid / Kelenjar Anak Gondok
Kelenjer ini
berjumlah 4 buah yang masing-masing berdiameter 5 mm dengan berat sekitar 30 mg
dan terletak di belakang kelenjar tiroid.Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini
menghasilkan parathormon yang
berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon
ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang
di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar
tidur, dan kesemutan. Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu
banyak di dalam darah. Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium
dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang
terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von
Recklinghousen.
4.
Kelenjar Adrenal/Suprarenal/ Anak Ginjal
Kelenjar ini
berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu
kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan
bagian tengah (medula). Kelenjar bagian medulla menghasilakn hormon kortison yang terdiri dari
mineralokortikoid dan glukokortikoid. Mineralokortikoid berfungsi membantu metabolism
garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormone seks.
Glukokortikoid berfungsi membantu metabolism karbohidrat.
Kelenjar
bagian medulla menghasilkan hormone adrenalin dan hormone noradrenalin. Hormone
adrenalin berpengaruh sangat cepat. Hormon ini menyebabkan meningkatnya denyut
jantung, kecepatan pernafasan, dan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah).
Adrenalin bersama insulin berpengaruh terhadap perubahan glikogen menjadi
glukosa. Noradrenalin bekerja secara antagonis terhadap adrenalin, yaitu
berfungsi menurunkan tekanan darah dsan denyut jantung.
Kerusakan
pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai
berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah,
terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya,
produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa
darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus,
melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut
berdiri.
5.
Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon insulin.
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon insulin.
6.
Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut:
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut:
·
Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
·
Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
7.
Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
8.
Plasenta
Plasenta merupakan penghubung ibu dengan bayi dalam kandungan. Plasenta
menghasilkan beberapa hormon, yaitu:
·
Gonadotropin korion yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan korpus luterum serta sekresi
estorogen dan progesteron oleh korpus luterum.
·
Estrogen yang
berfungsi meningkatkan pertumbuhan organ kelamin ibu dan jaringan janin.
·
Progesteron berfungsi
meningkatkan perkembangan jaringan dan organ janin
·
Somatotropin yang
berfungsi meningkatkan pertumbuhan jaringan janin serta membantu perkembangan
payudara ibu
2. HORMON PADA VERTEBRATA
Umumnya hormon yang di hasilkan vertebrata hamper sama dengan hormon yang
di hasilkan manusia. Contohnya, katak menghasilkan hormone yang disekresi oleh
kelenjar epifisis dan hipofisis yang berperan dalam mengontrol perubahan warna
kulit.
3. HORMON PADA INVERTEBRATA
Invertebrata, misalnya serangga menghasilkan hormon otak, hormone ekdison
dan hormone juvenil. Ketiga hormon tersebut berperan dalam metamorphosis.
Hormon otak disekresikan oleh bagian otak. Adanya hormone otak menyebabkan sekresi
hormone ekdison dan memacu otak meningkatkan sekresi hormon juvenil. Hormon
Edikson berfungsi pada pergantian kulit. Sedangkan hormone juvenil. Berperan
untuk menghambat proses metamorphosis. Pengaturan ketiga hormone tersebut
mengakibatkan pergantian kulit pada serangga.
Beberapa jenis hewan menghasilkan suatu zat kimia selain hormone yang
disebut feronom. Feronom umumnya berfungsi untuk menarik lawan jenisnya.
Kelenjar
endokrin yang terdapat di dalam tubuh manusia
Kelenjar
endokrin pada lembu
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Organ-organ tubuh
makhluk hidup dapat bekerja secara selaras dan teratur karena memiliki suatu
sistem yang dikenal sistem koordinasi. Sistem koordinasi terdiri atas sustem
saraf, sistem hormon dan sistem indera
Sistem
saraf manusia tersusun dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron terdiri
atas tiga bagian , yaitu dendrit, badan sel dan akson. Berdasarkan jumlah
ulurannya, neuron terbagi atas neuron unipolar, neuron bipolar, dan neuron
multipolar. Berdasarkan fungsinya, neuron di kelompokkan menjadi tiga yaitu
neuron sensorik, neuron motorik dan neuron konektor. Sistem saraf manusia
terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Berdasarkan fungsinya sistem
saraf tepi dibediroid, akan menjadi saraf somatik dan saraf otonom. Saraf
otonom di bedakan menjadi saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pada ikan,
otak kecil berkembang lebih baik, sedangkan otak besar dan otak tengah tidak
berkembang baik. Pada amfibi, otak tengah lebih berkembang sehingga memiliki
penglihatan yang baik. Pada burung, otak kecil dan otak tengah berkembang
dengan baik sehingga burung memiliki keseimbangan dan penglihatan yang baik
pula. Cacing pipih, cacing tanah, dan serangga memiliki sistem saraf berupa
sistem saraf tangga tali.
Hormon
berfungsi dalam hal yang berhubungan dengan reproduksi, metabolisme,
homeostatis, dan tingkah laku. Hormon bekerja atas perintah saraf atau hormon
yang lain. Kekurangan dan kelebihan hormon dapat menyebabkan ketidaknormalan
tubuh. Hormon adalah senyawa kimia yang di hasilkan oleh kelenjar buntu. Macam
kelenjar hormon pada manusia yaitu hipofisis, paratiroid, adrenal, pankreas,
ovarium, testis, dan plasenta. Hormon yang dihasilkan vertebrata hampir sama
dengan hormon yang dihasilkan manusia. Serangga menghasilkan hormon otak,
hotmon ekdison, dan hormon juvenil yang berperan dalam metamorfosis. Bererapa
jenis hewan menghasilkan suatu zat selain hormon yang di sebut feromon.
1.2 Saran
Sesungguhnya makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan,
masih banyak terdapat berbagai kekurangan dan pengulasan materi masih belum
sesuai dengan harapan. Untuk itu kepada penyusun makalah berikutnya agar dapat
lebih menyempurnakan pembahasan mengenai ”Sistem
Saraf dan Sistem Endokrin (Hormon)”,
sehingga pengetahuan lebih berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Kimbal,
John W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid
2. Jakarta: Erlangga
Brotowidjoyo,
M. 1989. Zoologi Dasar. Penerbit
Erlangga: Jakarta
Syamsuri, I. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga: Jakarta
Anonymous. 2006. “Sistem koordinasi”
(online) http://www.modulonline.co.id
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-hormo
http://catatan-smp.blogspot.com/2010/04/sistem-koordinasi-pd-manusia-dan-hewan.html
n-sistem-endokrin/
n-sistem-endokrin/
0 komentar:
Posting Komentar