SISTEM KOORDINASI


SISTEM KOORDINASI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang berguna agar kita mengetahui tentang diri kita dan bumi yang kita huni. Salah satu ilmu biologi tentang diri kita yang harus kita ketahui yaitu  sistem koordinasi atau   sistem pengatur tubuh makhluk hidup. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf , sistem hormon dan sistem indera. Sebagai makhluk hidup, kita harus mengetahui tentang hal itu. Dan pada kenyataannya masih banyak yang belum mengetahui tentang sistem koordinasi. Oleh karena itulah makalah tentang sistem saraf dan sistem hormon ini penyusun tulis.


1.2  Tujuan

1.      Agar mengetahui apa yang di maksud dengan sistem saraf
2.      Agar mengetahui sistem saraf pada manusia beserta bagian-bagian dan fungsi-fungsinya
3.      Agar mengetahui bagaimana sistem saraf pada hewan
4.      Agar mengetahui apa yang di maksud dengan sistem hormon
5.      Agar mengetahui bagaimana sistem hormon pada manusia dan hewan

1.3  Manfaat
1.      Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf dan sistem endokrin
2.      Kita dapat sistem bagaimana saraf pada manusia dan hewan, struktur,  bagian-bagiannya maupun fungsinya.

1.4  Rumusan Masalah
1.      Apa fungsi sistem saraf?
2.      apa saja bagian-bagian dari system saraf pada manusia
3.      apa yang di maksud dengan hormon?
4.      Bagaimana sistem hormone pada manusia dan hewan


BAB 11
PEMBAHASAN
SISTEM SARAF MAKHLUK HIDUP
                        Sistem saraf bersama-sama dengan sistem hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh. Pada umumnya sistem saraf berfungsi untuk mengatur, misalnya kontraksi otot, perubahan alat-alat tubuh bagian dalam yang berlangsung dengan cepat, dan kecepatam sekresi beberapa kelenjar endokrin.
                        Sistem saraf pada manusia memiliki sifat mengatur yang sangat kompleks dan khusus. Sistem saraf menerima berjuta rangsangan yang berasal dari berbagai organ. Semua rangsangan tersebut akan bersatu untuk dapat menentukan respon apa yang akan diberikan oleh tubuh.
                        Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh (rangsangan eksternal) dan rangsangan dari dalam tubuh  (rangsangan internal). Rangsangan eksternal misalnya cahaya, suara, gravitasi, suhu, panas, dan dingin. Sedangkan rangsangn internal misalnya rasa lapar, haus, sakit, nyeri, dan sebagainya.
Untuk bereaksi terhadap berbagai rangsangan tubuh kita memerlukan tiga komponen yaitu, reseptor, sistem saraf, dan efektor.
1.      Reseptor
Reseptor atau penerima rangsangan adalah sel yang memberikan respon terhadap rangsangan dari lingkungan eksternal maupun internal. Kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf (aliran listrik yang terjadi karena adanya perubahan muatan listrik) yang akan diteruskan melalui neuron ( sel saraf). Pada tubuh kita yang berperan sebagai reseptor adalah alat indera. Di dalamnya terdapat ujung-ujung saraf sensorik yang peka terhadap rangsangan tertentu. Saraf sensorik berfungsi menerima rangsangan dan membawanya ke otak atau sumsum tulang belakang.
2.      Sistem saraf
Sistem saraf berperan menerima, mengolah, dan meneruskan hasil olahan rangsangan ke efektor. Sistem saraf tersebar ke seluruh organ tubuh manusia. Secara fungsional, sistem saraf dibagi menjadi bagian somatik dan otonom. Bagian somatik berperan mengatur koordinasi struktur-struktur otot, tulang, dan kulit. Sedangkan sistem saraf otonom berperan mengatur koordinasi otot polos, jantung, dan kelenjar-kelenjar tubuh.
3.      Efektor
Efektor adalah sel atau organ yang digunakan untuk bereaksi terhadap rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar tubuh. Pada tubuh kita yang berperan sebagai efektor utama adalah otot dan kelenjar.

Sistem saraf terdiri dari tiga macam sel yang memiliki struktur dan fungsi berbeda, yaitu neuron, sel schwan, dan sel penyokong (neuroglia). Neuron bertugas mengantarkan impuls. Sel schwan merupakan pembungkus sebagian besar akson pada sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Akson merupakan neuron yang berfungsi membawa rangsangan dari badan neuron. Sel penyokong (neuroglia) merupakan sel yang terdapat diantara neuron dan sistem saraf pusat.
SEL SARAF (NEURON)
                            Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron mempunyai kemampuan merespon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan sehingga tidak dapat di ganti jika sudah mati atau rusak. Namun pada kondisi yang sesuai, neuron dari sistem saraf perifer yang terluka dapat di perbaiki.
Struktur Neuron
http://files.devoav1997.webnode.com/200038454-604756140d/sistem%20syaraf%201.jpg
Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf (neuron). Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit).
1.      Badan sel
merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Sitoplasma badan sel mengandung badan nissal (substansi kromatik) dan neurofibril (fibril/serat yang ramping pada badan neuron). Badan nissal akan tampak seperti retikulum endoplasma granuler yang tersusun sejajar satu dengan yang lainnya. Badan nissal mengandung protein yang digunakan untuk menggantikan protein yang habis selama metabolisme. Protein ini juga digunakan untuk pertumbuhan neuron dan perbaikan saraf dan sistem saraf perifer. Neurofibil merupakan fibil yang berbentuk panjang dan ramping, serta terdiri dari mikrotubulus umumnya. Neurofibil diduga memiliki peranan dalam pengangkutan nutrien dan penyokong sel.
Lokasi badan sel terletak di sistem saraf pusat, meskipun ada beberapa yang terletak di sistem saraf perifer. Di sistem saraf pusat badan sel neuron berkelompok menjadi nukleus. Sementara itu, badan sel yang berkelompok selain di saraf pusat, umumnya di sebut ganglion.

2.      Dendrit
Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut dengan penjuluran pendek. Bagian ini disebut dendrit. Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf.

3.      Akson
Selain itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya adalah akson atau neurit. Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter.
Supaya informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagai isolator), akson dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh sel sel pendukung yang disebut oligodendrosit. Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.
Macam-Macam Neoron
Ø  Neuron beredasarkan jumlah uluran
1.      Neuron Unipolar
Neuron Unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel. Misalnya neuron sensorik unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.
2.      Neuron Bipolar
Neuron ini memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya  berbentuk lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini terdapat pada retina (mata), koklea (telinga) dan epitel olfaktori (hidung).
3.      Neuron Multipolar
Neuron ini memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Penyebaran neuron multipolar ini paling banyak terdapat di dalam tubuh di bandingkan neuron unipolar dan bipolar. Contoh neuron multipolar adalah neuron motorik yang keluar dari sumsum tulang belakang
.
Ø  Neuron berdasarkan Fungsi
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
a.      Neuron Sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.


b.      Neuron Motorik
Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.
c.       Neuron konektor atau Interneuron
Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
SINAPS
Merupakan hubungan penyampaian impuls dari satu neuron ke neuron yang lain. biasanya terjadi dari ujung percabangan akson dengan ujung dendrit neuron yang lain.
Celah antara satu neuron dengan neuron yang lain disebut dengan celah sinapsis. Di dalam celah sinapsis inilah terjadi loncatan-loncatan listrik yang bermuatan ion, baik ion positif dan ion negatif. Di dalam celah sinapsis ini juga terjadi pergantian antara impuls yang satu dengan yang lain, sehingga diperlukan enzim kolinetarase untuk menetralkan asetilkolin pembawa impuls yang ada. Dalam celah sinapsis juga terdapat penyampaian impuls dengan bantuan zat kimia berupa asetilkolin yang berperan sebagai pengirim (transmitter).
Berdasarkan tempat sinapsnya, neuron di bedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.      Sinaps aksosomatik (axosomatic synaps), yaitu sinaps yang terletak diantara akson dari satu neuron dengan badan sel dari neuron lain.
b.      Sinaps aksodendritik (axsodendrituc synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara akson dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lain”
c.       Sinaps aksoaksonik (axoaxonic synaps), yaitu sinaps yang terletak di antara ujung akson dari neuron yang satu dengan akson dari neuron yang lain.

IMPULS SARAF
                        Salah satu sifat neuron adalah permukaan luarnya bermuatan positif, sedangkan bagian dalamnya bermuatan negatif. Jadi, ada perbedaan potensial antara neuron bagian luar dengan bagian dalam. Keadaan demikian disebut polarisasi.
                        Bila neuron tersebut di rangsang, di tempat tersebut terjadi penurunan beda potensial atau muatannya berubah, yaitu bagian luarnya menjadi negatif dan bagian dalamnya menjadi positif. Keadaan tersebut di sebut depolarisasi. Peristiwa perubahan muatan pada membran plasma neuron di sepanjang serabut saraf di sebut dengan potensial aksi saraf atau yang lebih dikenal dengan impuls saraf.
                        Semua impuls saraf adalah sama. Respon yang berlainan bukan di sebabkan karena impuls yang berbeda, tetapi karena reseptor dan efektor yang berbeda.
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Contoh rangsangan adalah sebagai berikut:
a.       Perubahan dari dingin menjadi panas
b.      Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit menjadi ada tekanan
c.       Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung
d.      Suatu benda yang menarik perhatian
e.       Suara bising
f.        Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan
Prinsip kerja Impuls
Rangsangan (impuls) yang mengenai tubuh diterima oleh organ reseptor untuk diteruskan ke pusat saraf. Dari pusat saraf akan disampaikan tanggapan (respon) ke organ efektor. Respon ini biasanya berbentuk gerakan. Proses perambatan impuls ini meliputi cara merambat melalui sel saraf dan sinapsis.
  1. Perambatan impuls melalui sel saraf
Rambatan impuls melalui serabut saraf terjadi dalam bentuk pulsa elektrik. Alur impuls yang terjadi yaitu:
Perambatan impuls ini terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel saraf. Sel saraf pada saat beristirahat bagian luarnya merupakan kutub positif, sedangkan bagian dalamnya kutub negatif. Adanya rangsang dari organ reseptor menyebabkan pembalikan beda potensial (depolarisasi), sehingga terjadi perambatan gelombang sesuai beda potensial.
Variasi kecepatan perambatan gelombang dipengaruhi oleh diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin, yaitu antara 1 sampai 120 m per detik. Pengembalian posisi kepada posisi awal memerlukan waktu sekitar 1/500 sampai 1/1000 detik. Stimulus yang lemah (threshold) tidak dapat menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik, tetapi sebaliknya jika stimulus kuat maka impuls akan dihantarkan sampai ujung akson dan diteruskan kepada sel saraf yang lainnya.
  1. Perambatan impuls melalui sinapsis
Ujung akson sel saraf membentuk tonjolan sinapsis yang berisi sitoplasma (cairan sel). Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat membran kecil (vesikula sinapsis) yang berisi neurotransmitter. Pada saat impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula melepaskan neurotransmitter. Contoh neurotransmitter yaitu asetilkolin (terdapat di seluruh tubuh), noradrenalin (terdapat di sistem saraf simpatik), dopamin dan serotonin (terdapat di otak). Penempelan asetilkolin pada reseptor menyebabkan terjadinya impuls pada sel saraf berikutnya dengan bantuan enzim asetilkolinesterase.
Perambatan impuls dari sel saraf motorik ke otot pada organ efektor melalui sinapsis. Sinapsis ini berbentuk cawan dan mengelilingi sel otot. Otot yang bergerak dapat menggerakkan organ.Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang.
Bagannya adalah sebagai berikut:
Contoh gerak sadar misalnya olahraga, berjalan, berlari, makan dan sebagainya.

b.      Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak.
Bagannya sebagai berikut:
Perjalanan impuls pada gerak refleks disebut dengan lengkung refleks. Neuron konektor ada yang terletak di otak dan ada yang terletak di sumsum tulang belakang. Gerak refleks yang melibatkan neuron konektor yang terletak di otak di sebut dengan refleks otak, misalnya refleks pupil mata karena rangsangan cahaya. Gerak refleks yang melibatkan neuron konektor yang teletak di sumsum tulang belakang disebut refleks sumsum tulang belakang, misalnya refleks pada lutut.
Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
a.       Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu
b.      Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata
c.        Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk
d.      Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh
e.       Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi
1. SISTEM SARAF MANUSIA
                        Sistem saraf manusia terdiri dari sistem saraf pusat dam sistem saraf tepi.
1.1 Sistem Saraf Tepi (Sistem Saraf Perifer)
Sistem saraf tepi adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat.
Dilihat dari arah impuls yang di bawanya, sistem saraf tepi di bedakan menjadi dua, yaitu:
a.      Sistem saraf aferen, yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat
b.      Sistem saraf eferen, yaitu membawa impuls saraf dari saraf pusat ke efektor.

                                    Sistem saraf tepi pada manusia terdiri dari 31 pasang saraf spinal( saraf tulang belakang) dan 12 pasang saraf kranial (saraf kepala).
Berdasarkan karakteristik sifatnyanya sistem saraf kranial dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Ø  Saraf Kranial yang sifatnya sensorik, terdiri dari 3 pasang
Ø  Saraf kranial  yang sifatnya motorik, terdiri dari 5 pasang
Ø  Saraf kranial yang sifatnya gabungan sensorik dan motorik terdiri dari empat pasang

                                    Sistem saraf tepi yang di susun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang merupakan campuran berbagai saraf. Sistem saraf sumsum tulang belakang berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Kemudian di antara beberapa saraf ada yang menjadi satu ikatan atau gabungan (pleksus), membentuk jaringan urat saraf. Ada 3 macam pleksus yang tebentuk, yaitu:
Ø  Plexus cervicalis, merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu dan diagfragma
Ø  Plexus branchialis, merupakan gabungan nurat saraf lengan atas yang mempengaruhi bagian tangan
Ø  Plexus lumbo sakralis, merupakan gabungan urat saraf punggung dan pinggang yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

Berdasarkan fungsinya, saraf tepi di bedakan menjadi dua yaitu:
a.      Saraf Somatik (saraf sadar)
Saraf somatik mengatur gerakan yang di sadari, misalnya gerakan kepala, badan dan anggota gerak. Neuron sensori didalam saraf somatik mengirimkan informasi dari kulit, otot rangka, dan tendon ke sistem saraf pusat. Neuron sensori di dalam saraf somatik mengirimkan informasi dari kulit, otot rangka, dan tendon ke sistem saraf pusat . Neuron motorik di dalam saraf somatik mengirimkan perintah yang dibawa dari otak dan sumsum tulang belakang menuju otot rangka.

b.      Saraf Otonom (saraf tak sadar)
Saraf otonom mengatur gerak yang tidak di sadari, misalnya gerakan otot polos, otot jantung dan kelenjer.
Berdasarkan sifat kerjanya, saraf otonom di bedakan menjadi dua, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Namun pengaruh kerjanya  berlawanan, sehingga keduanya bersifat antagonis.
Ø  Saraf Simpatik
Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung dan menempel pada sumsum tulang belakang. Saraf simpatik memiliki serabut praganglion yang pendek, sedangkan serabut pascaganglion panjang.
Ø  Saraf Parasimpatik
Saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion panjang dan serabut pacsaganglion pendek. Susunan saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.


Fungsi Saraf Otonom
Sistem Saraf Parasimpatik
Sistem Saraf Simpatik
 Mengecilkan pupil
 Menstimulasi aliran ludah
 Memperlambat denyut jantung
 Membesarkan bronkus
 Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
 Mengerutkan kantung kemih
 Memperbesar pupil
 Menghambat aliran ludah
 Mempercepat denyut jantung
 Mmengecilkan bronkus
 Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
 Menghambat kontraksi kandung kemih

1.2  Sistem Saraf Pusat
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu kedua organ tersebut dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges tersusun atas tiga lapisan yaitu:
Ø  Piameter, merupakan lapisan paling dalam yang banyak mengandung pembuluh darah
Ø  Arachnoid, merupakan lapisan tengah berupa selaput jaring yang lembut. Antara arachnoid dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang berisi cairan
Ø  Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa yang melapisi tengkorak dan melekat pada tulang

Otak dan sumsum tulang belakang memiliki substansi pokok, yaitu:
Ø  Substansi Kelabu (Substansi grisea), merupakan kumpulan badan neuron. Pada otak substansi kelabu terletak pada bagian luar dan pada sumsum tulang belakang substansi kelabu terletak di tengah.
Ø  Substansi Putih (Substansi alba ), merupakan kumpulan serabut saraf . Pada otak substansi putih terletak di bagian tengah dan pada sumsum tulang belakang substansi putih terletak di bagian luar.
1. Otak
Otak manusia terdiri dari dua belahan (hemisfer), yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Kedua belahan tersebut di hubungkan oleh balok otak yang berongga (ventrikel) berisi cairan getah bening (cerebrospinal). Pada tali spinal (jalur antara otak dan sumsum tulang belakang) tejadi pindah silang sehingga terjadi kebalikan sistem pengendalian, yaitu belahan otak kiri akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak di bagian kanan tubuh, sedangkan belahan otak kanan akan mengendalikan sistem-sistem tubuh yang terletak di bagian kiri tubuh.
Otak di bagi menjadi tiga daerah, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak kecil. Pembagian otak seperti ini tampak jelas pada masa perkembangan embrio. Sedangkan pada manusia dewasa tidak tampak jelas karena masing-masing daerah terdiri dari beberapa bagian atau lobus.
Ø  Otak Besar (cerebrum)
Otak besar merupakan bagian terluas dari otak dan berbentuk oval. Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan (hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan. Setiap belahan mengendalikan bagian tubuh yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan mengatur tubuh bagian kiri. otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan neurit. Otak besar terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian dahi), lobus parietalis (bagian ubun-ubun), lobus temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis (bagian belakang kepala). Antara bagian dahi dan ubun-ubun di pisahkan oleh celah yang di sebut fisura rolando. antara bagian dahi dan pelipis di pisahkan oleh celah silvis.
Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam pengaturan seluruh aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya. Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir. Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan dingin, panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran.
            Diantara belahan otak besar terdapat otak depan yang terdiri dari:
o   Talamus, yaitu bagian penerima dan penerus impuls yang datang dari saraf perifer dan meneruskannya ke pusat sensorik pada bagian korteks otak.
o   Hipotalamus, yaitu bagian pengatur suhu tubuh danjuga pengatur rasa mengantuk, emosi, dan tekanan darah
o   Infundibulum, yaitu pangkal dari hipofisis (kelenjer endokrin).

Ø  Otak tengah (mesencephalon)
Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah memiliki bagian dorsal yang disebut atap, tersusun oleh empat bagian yang menonjol, dua tonjlan keatas dan dua tonjolan ke bawah. Pada otak tengah terdapat saraf okulomotoris (saraf yang berhubungan dengan pusat pergerakan mata), misalnya mengankat kelopak mata dan memutar mata.
Ø  Otak kecil (cerebelum)
Otak kecil merupakan bagian terluas kedua dari otak. Otak kecil terdapat di bagian belakang dan bawah tengkorak. Otak kecil berfungsi mengatur gerakan otot dan mengatur keseimbangan posisi tubuh.
2.Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu lanjutan dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang pinggang kedua (canalis centralis vertebrae).
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.
Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian yaitu bagian luar berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu. Bagian luar berwarna putih karena mengandung dendrit dan akson dan berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna abu-abu berbentuk seperti sayap atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut sayap ventral dan banyak mengandung neuron motorik dengan akson menuju ke efektor. Sedangkan sayap yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan neuron sensorik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyL4NaONCLWx_qIrTmG-K6i1xaYNvSU3Ypw2tlrXd2iCKJvQ3aUyP4kbfsFH1aNy4j9EVktjICW0gTL0arUwZ4H2V0492MhpDf4uWOlfzvEWraI7qZssTRungQTLEHPIxXRgZGpI2zCNxd/s320/hal17.jpg




Gangguan Pada Sistem Saraf Manusia
Ø  Epilepsi
Epilepsi adalah kelainan pada neuron-neuron di otak. Jika terkena serangan epilepi, penderita tidak dapat merespon berbagai rangsangan, bahkan terkadang otot-otot rangka berkontraksi secara tidak terkontrol.
Epilepis disebabkan oleh kerusakan otak. Kerusakan otak dapat terjadi karena kerusakan pada saat kelahiran, kelainan metabolism, infeksi, toksin, kecelakaan, maupun tumor. Epilepis dapat di tangani dengan pemberian obat-obatan antipiretik.
Ø  Neuritis
Neuritis adalah iritasi pada  neuron yang di sebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan, maupun karena obat-obatan.
Ø  Alzheimer
Alzheimer pada umumnya menyerang orang-orang yang telah berumut diatas 65 tahun. Alzhimer di tandai dengan gejala berkurangnya kemampuan dalam mengingat. Penderita ini juga kehilangan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti membaca, menulis, berbicara, atau berjalan. Penyebab Alzheimer sampai saat ini masih belum jelas. Beberapa penelitian menganjurkan para penderita untuk mengonsumsi vitamin E(antioksidan) dan ekstrak Ginkgo biloba untuk meningkatkan daya ingat.

2. SISTEM SARAF VERTEBRATA
                        Sistem saraf verebrata telah berkembang lebih baik dari pada system saraf invertebrata.
2.2.1. Sistem Saraf Ikan
            Sistem saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdirii dari otak besar, otak tengah, otak keci, an sumsum lanjutan (medulla oblongata). Pada ikan, otak kecil berkembang lebih baik karena merupakan tempat berakhirnya saraf keseimbangan dan gurat sisi. Oleh karena it, ikan memiliki keseimbangan tubuh yang baik. Otak tengah dan otak besar tidak mengalami perkembangan yang baik sehingga pusat penglihatan dan penciuman tidak berkembang dengan baik pula.
2.2.2 Sisten Saraf Amfibi
            Sistem saraf amfibi juga terdiri dari otak. Pada amfibi, otak tengah sebagai pusat penglihatan berkembang lebih baiksehingga amfibi memiliki penglihatan yang baik.
2.2.3 Sistem Saraf burung
            Sistem saraf burung berupa otak dan sumsum tulang belakang. Pada burung, otak besar dan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak kecil berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas. Hal tersebut menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang cukup baik.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQxeqiJMI8K7ihmz9LvVOaZJO1_WpVuIQS00PX1MySjWC-6hLOez443_wJ1CaENolNTzSWYz5lDc27vUD78tk5I_KN8BPgjChn8fy5N9ePIm6HrWoreGEtN1mlL7IXXf1xKbWWIn_6SU6t/s320/bird.gif
3. SISTEM SARAF INVERTEBRATA
                        Sistem saraf invertebrate masih sangat sederhana.
            3.1 Sistem Saraf Cacing
                        Cacing pipih, misalnya Planaria mmiliki sistesaraf yang terdiri dari dua ganglia yang terletak di daerah kepala. Di tiap ganglion terdapat seberkas saraf yang memanjang di bagian lateral tubuhnya. Tiap-tiap berkas saraf bercabng-cabang menuju ke seluruh bagian tubuh membentuk susunan saraf seperti tngga. Hal tersebut menyebabkan system saraf pada Planaria disebut system saraf tangga tali.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1WqrCwTn2VkHkulnlMbaBDV5IQY2RHENypZ0K2gwi65EJsLdftAa6OfksGiau-SDtHmU6sl1VsqeXVnvEH6SJ3vAVSt0g3vJoj8hcyK7xhiPf0LCisjl-uKk7w1cYP7bk3sKw404W8eWy/s200/Nervous_system_of_Planaria.gif
            3.2 Sistem saraf Cacing Tanah
                        Sistem saraf cacing tanah juga di namakan system saraf tangga tali. System saraf cacing tanah berupa dua buah ganglion dan sebuah serabut saraf yang memanjan di sepanjang poros tubuhnya.
            3.3 Sistem Saraf Serangga
                        Sistem saraf serangga, misalnya belalang berupa system saraf tangga tali yang terdiri dari serabut saraf yang memenjang di bagian ventral (bawah) tubuhnya. Disetiap segmen tubuh, serabut saraf membentuk simpul saraf yang disebut ganglion.
SISTEM HORMON
                        Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolism, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon di hasilkan oleh kelenjar yang di sebut kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin di sebut juga kelenjar buntu karena hormone yang di hasilkan tidak di alirkan melalui suatu saluran, tetapi langsung Masuk le dalam pembuluh darah.
1.      HORMON PADA MANUSIA
Hormon dari kelenjer endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ-organ tertentu.
Hormon memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
Ø  Di produksi dan di sekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah yang sangat kecil
Ø  Di angkut oleh darah menuju ke sel atau jaringan target
Ø  Mengadaka interaksi dengan reseptor khusus terdapat di sel target
Ø  Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus
Ø  Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target yang merlainan
Kelenjar Endokrin
                        Kelenjar endikrin meliputi kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, ovarium, testis, pancreas, dan plasenta.
1.      Kelenjar Hipofisis (pituitari)
Kelemjer ini mampu mensekresikam bermacam-macam hormone yang mengatur berbagai macam kegiatan di dalam tubuh. Oleh karena itu kelenjar in disebut kelenjar pengendali(mastergland). Kelenjer ini berbentuk bulat dan berukuran kecil dengan diameter 1,3 cm.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, kelenjar hipofisis di bagi menjadi hipofisis lobus anterior dan hipofisis lobus posterior. Kedua lobus tersebut di hubungkan dengan hipotalamus. Di antara kedua lobus terdapat suatu daerah yang relative tidak ada pembuluh darahnya. Daerah ini di sebut hipofisis pars intermedia.
Ø  Hipofisis lobus anterior
Macam-macam fungsi hormon yang di hasilkan hipofisis lobus anterior dan ganguannya
Hormon yang di hasilkan
Fungsi dan gangguannya
Hormon somatotropin (STH). Hormon pertumbuhan (Growth Hormonel GH)
Merangsan sintesis protein dan metaboloisme lemak serta merangsang pertumbuhan tulang dan otot. Kekurangan hormone ini pada anak-anak menyebabkan pertumbuhannya terhambat atau kerdil(krentinisme). Jika kelebihan akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, jari kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.
Hormon Tirotropin atau Thyroid stimulating hormone (TSH)
Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin
Adrenocorticotropic hormone(ACTH)
Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan glukokortikoid (hormone yang di hasilkan untuk metabolisme karbohidrat)
Prolaktin(PRL) atau lactogenic hormone (LTH)
Memelihara korpus luteum (kelenjer endokrin sementara pada ovarium) untuk memproduksi progesterone dan air susu ibu
Hormon gonadotropin pada wanita:
1.FSH
2.LH

·         Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormone estrogen
·         Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkian hormon progesteron.
Hormon gonadotropin pada pria
1.FSH
2.ICSH

·         Merangsan terjadinya spermatogenesis (proses pematangan sperma)
·         Merangsan sel-sel interstitial testis untuk memproduksi testosterone dan androgen
Ø  Hipofisis pars Intermedia
Hormone yang di hasilkan kelenjar ini yaitu MSH. Hormon ini berpengaruh dalam meningkatkan pigmentasi kulit dengan cara menyebarluaskan butir melanin, sehingga kulit menjadi berwarna hitam. Sekresi MSH juga dirangsang oleh factor pengatur yang disebut factor perangsang pelepas hormone melanosit dan di hambat oleh factor inhibisi hormone melanosit (MIF)
Ø  Hipofisis lobus posterior
Kelenjar ini menghasilkan oksitosin dan vasopresin Oksitpsin berperan dalam merangsang otot polos yang terdapat di uterus dan sel yang menyelubungi saluran yang terdapat di kelenjar susu. Sedangkan vasopressin atau di sebut juga hormone antidiuretik (ADH) berpengarug dalam proses reabsorpsi urin pada tubulus distal, sehingga mencegah pengeluaran urin yang terlalu banyak. Hormon ADh juga berpengaruh dalam meningkatkan reabsorpsi urea di tubulus kontortus distal, menurunkan aliran darah di bagian medulla ginjal dan meningkatkan reabsorpsi ion Na+ di lengkung henle. Hormon ADH dosis tinggi dapat meningkatkan tekanan darah arteri dengan jalan mengecilkan diameter otot polos pada dinding pembuluh darah

2.      Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.
3.      Paratiroid / Kelenjar Anak Gondok
Kelenjer ini berjumlah 4 buah yang masing-masing berdiameter 5 mm dengan berat sekitar 30 mg dan terletak di belakang kelenjar tiroid.Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan. Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.
4.      Kelenjar Adrenal/Suprarenal/ Anak Ginjal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Kelenjar bagian medulla menghasilakn hormon kortison yang terdiri dari mineralokortikoid dan glukokortikoid. Mineralokortikoid berfungsi membantu metabolism garam natrium dan kalium serta menjaga keseimbangan hormone seks. Glukokortikoid berfungsi membantu metabolism karbohidrat.
Kelenjar bagian medulla menghasilkan hormone adrenalin dan hormone noradrenalin. Hormone adrenalin berpengaruh sangat cepat. Hormon ini menyebabkan meningkatnya denyut jantung, kecepatan pernafasan, dan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin bersama insulin berpengaruh terhadap perubahan glikogen menjadi glukosa. Noradrenalin bekerja secara antagonis terhadap adrenalin, yaitu berfungsi menurunkan tekanan darah dsan denyut jantung.
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
5.      Pankreas
Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin
dan glukagon. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon insulin.
6.      Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut
:
·         Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan pria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
·         Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
7.      Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
8.      Plasenta
Plasenta merupakan penghubung ibu dengan bayi dalam kandungan. Plasenta menghasilkan beberapa hormon, yaitu:
·         Gonadotropin korion yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan korpus luterum serta sekresi estorogen dan progesteron oleh korpus luterum.
·         Estrogen yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan organ kelamin ibu dan jaringan janin.
·         Progesteron berfungsi meningkatkan perkembangan jaringan dan organ janin
·         Somatotropin yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan jaringan janin serta membantu perkembangan payudara ibu

2.      HORMON PADA VERTEBRATA
Umumnya hormon yang di hasilkan vertebrata hamper sama dengan hormon yang di hasilkan manusia. Contohnya, katak menghasilkan hormone yang disekresi oleh kelenjar epifisis dan hipofisis yang berperan dalam mengontrol perubahan warna kulit.

3.      HORMON PADA INVERTEBRATA
Invertebrata, misalnya serangga menghasilkan hormon otak, hormone ekdison dan hormone juvenil. Ketiga hormon tersebut berperan dalam metamorphosis. Hormon otak disekresikan oleh bagian otak. Adanya hormone otak menyebabkan sekresi hormone ekdison dan memacu otak meningkatkan sekresi hormon juvenil. Hormon Edikson berfungsi pada pergantian kulit. Sedangkan hormone juvenil. Berperan untuk menghambat proses metamorphosis. Pengaturan ketiga hormone tersebut mengakibatkan pergantian kulit pada serangga.
Beberapa jenis hewan menghasilkan suatu zat kimia selain hormone yang disebut feronom. Feronom umumnya berfungsi untuk menarik lawan jenisnya.






Kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh manusia
Kelenjar endokrin pada lembu


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
                        Organ-organ tubuh makhluk hidup dapat bekerja secara selaras dan teratur karena memiliki suatu sistem yang dikenal sistem koordinasi. Sistem koordinasi terdiri atas sustem saraf, sistem hormon dan sistem indera
Sistem saraf manusia tersusun dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron terdiri atas tiga bagian , yaitu dendrit, badan sel dan akson. Berdasarkan jumlah ulurannya, neuron terbagi atas neuron unipolar, neuron bipolar, dan neuron multipolar. Berdasarkan fungsinya, neuron di kelompokkan menjadi tiga yaitu neuron sensorik, neuron motorik dan neuron konektor. Sistem saraf manusia terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Berdasarkan fungsinya sistem saraf tepi dibediroid, akan menjadi saraf somatik dan saraf otonom. Saraf otonom di bedakan menjadi saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pada ikan, otak kecil berkembang lebih baik, sedangkan otak besar dan otak tengah tidak berkembang baik. Pada amfibi, otak tengah lebih berkembang sehingga memiliki penglihatan yang baik. Pada burung, otak kecil dan otak tengah berkembang dengan baik sehingga burung memiliki keseimbangan dan penglihatan yang baik pula. Cacing pipih, cacing tanah, dan serangga memiliki sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.
Hormon berfungsi dalam hal yang berhubungan dengan reproduksi, metabolisme, homeostatis, dan tingkah laku. Hormon bekerja atas perintah saraf atau hormon yang lain. Kekurangan dan kelebihan hormon dapat menyebabkan ketidaknormalan tubuh. Hormon adalah senyawa kimia yang di hasilkan oleh kelenjar buntu. Macam kelenjar hormon pada manusia yaitu hipofisis, paratiroid, adrenal, pankreas, ovarium, testis, dan plasenta. Hormon yang dihasilkan vertebrata hampir sama dengan hormon yang dihasilkan manusia. Serangga menghasilkan hormon otak, hotmon ekdison, dan hormon juvenil yang berperan dalam metamorfosis. Bererapa jenis hewan menghasilkan suatu zat selain hormon yang di sebut feromon.


1.2     Saran
                        Sesungguhnya makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, masih banyak terdapat berbagai kekurangan dan pengulasan materi masih belum sesuai dengan harapan. Untuk itu kepada penyusun makalah berikutnya agar dapat lebih menyempurnakan pembahasan mengenai ”Sistem Saraf dan Sistem Endokrin (Hormon)”, sehingga pengetahuan lebih berkembang.




























DAFTAR PUSTAKA

Kimbal, John W. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Brotowidjoyo, M. 1989. Zoologi Dasar. Penerbit Erlangga: Jakarta
Syamsuri, I. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga: Jakarta
Anonymous. 2006. “Sistem koordinasi” (online) http://www.modulonline.co.id
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-hormo http://catatan-smp.blogspot.com/2010/04/sistem-koordinasi-pd-manusia-dan-hewan.html
n-sistem-endokrin/

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.