Pemanfaatan
Pemantulan oleh Cermin Cekung.
Berdasarkan sifat cermin cekung yang mengumpulkan sinar atau perhatikan proses (4.a), maka beberapa manfaat yang dapat diambil dapat dilukiskan seperti gambar berikut ini:
Sinar-sinar yang sejajar sumbu utama cermin cekung akan dipantulkan ke titik fokus dari cermin cekung tersebut, sehingga manfaat yang dapat diambil adalah:
Berdasarkan sifat cermin cekung yang mengumpulkan sinar atau perhatikan proses (4.a), maka beberapa manfaat yang dapat diambil dapat dilukiskan seperti gambar berikut ini:
Sinar-sinar yang sejajar sumbu utama cermin cekung akan dipantulkan ke titik fokus dari cermin cekung tersebut, sehingga manfaat yang dapat diambil adalah:
1.
Untuk mengumpulkan energi matahari,
sehingga sinar-sinar yang terkumpul pada titik fokus dapat berfungsi sebagai
kompor atau sumber panas dengan intensitas yang sangat tinggi. Hal ini mudah
dipahami karena bila tanpa cermin cekung tersebut, maka titik F hanya mendapat
satu garis sinar saja (warna hijau).
2.
Untuk mengumpulkan sinar dalam proses
pembentukan bayangan pada Mikroskop (letaknya di bawah meja preparat dan di
bawah diafragma). Perhatikan gambar mikroskop berikut ini.
3.
Hal seperti nomor 2, juga terjadi
pada antena parabola, yang mana gelombang elektromagnetik yang akan ditangkap
bisa jadi berasal dari tempat yang sangat jauh, misalnya berasal dari satelit.
Karena letak satelit yang sangat jauh dari bumi, maka intensitas gelombang yang
sangat kecil tentu tidak baik untuk membawa informasi (data digital), sehingga
dengan memposisikan antena di titik F pada reflektor parabola (terbuat dari
bahan logam, bahan yang sangat baik memantulkan gelombang elektromagnetik),
maka akan diperoleh tangkapan gelombang elektromagnetik dengan intensitas yang
jauh lebih besar dibanding antena menangkap satu garis gelombang saja (warna
hijau).
4.
Hal seperti nomor 3, juga berlaku bila
antena parabola difungsikan untuk memancarkan gelombang elektromagnetik ke
tempat lain yang jaraknya jauh.
5.
Apabila antena parabola difungsikan
untuk memancarkan gelombang elektromagnetik, maka jangkauan pancarannya menjadi
sangat luas. Prinsip ini diterapkan pada sistem satelit komunikasi, dan sistem
radar (pendeteksi dan pengukur jarak obyek dari suatu tempat di mana sistem
radar itu diposisikan) Antena Parabola milik NASA
CEMBUNG
Bentuk
cermin ini banyak digunakan sebagai penyelaras feng shui, dan umum
digunakan di luar rumah sebagai fungsi untuk menolak, mengalihkan dan
membuyarkan pengaruh buruk yang diterima sebuah rumah dari pengaruh
negatif lingkungan sekitarnya,
A. Pengertian Emulsi
Menurut FI Edisi IV, emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat
yang ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent)
Emulsi berasal dari kata emulgeo yang
artinya menyerupai milk, warna emulsi adalah putih. Pada abad XVII hanya
dikenal emulsi dari biji-bijian yang mengandung lemak, protein dan air. Emulsi
semacam ini disebut emulsi vera atau
emulsi alam, sebagai emulgator
dipakai protein yang terdapat dalam biji tersebut.
Emulsi adalah suatu sediaan
yang mengandung dua zat cair yang tidak mau campur, biasanya air dan minyak
dimana caira suatu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang
lain.
Emulsi adalah suatu system
heterogen, yang terdiri dari tidak kurang dari sebuah fase cair yang tidak
bercampur, yang terdispersi dalam fase cair lainnya, dalam bentuk
tetesan-tetesan, dengan diameter secara umum, lebih dari 0,1 μm.
Secara
umum, emulsi merupakan system yang terdiri dari dua fase cair yang tidak
bercampur, yaitu fase dalam (internal) dan fase luar (eksternal).
Emulgator merupakan
komponen yang peting untuk memperoleh emulsi yang stabil. <st1:place
w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada dua macam tipe
emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana tetes minyak terdispersi ke
dalam fase air, dan tipe A/M dimana fase intern air dan fase ekstern adalah
minyak. Fase intern disebut pula dase dispers atau fase discontinue.
Emulsi
adalah suatu sistem koloid yang fase terdispersinya dapat berupa zat padat,
cair, dan gas, tapi kebanyakan adalah zat cair (contohnya: air dengan minyak).
Pada umumnya emulsi kurang mantap, kemantapan emulsi dapat terlihat pada
keadaannya yang selalu keruh seperti; susu, santan, dsb. Untuk memantapkan
emulsi diperlukan zat pemantap yang disebut emulgator.
B.
Sifat-Sifat Koloid Sol
1.
Efek TyndaL
Efek tyndall ini
ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh
karena itu sifat itu disebut efek tyndall.
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan
terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan
menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan
dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai
partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut.
Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga
hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
2.
Gerak BrowN
Jika kita amati system koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat
bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan
zigzag ini dinamakan gerak Brown. Pergerakan tersebut
dijelaskan pada penjelasan berikut:
Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat
bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat
seperti pada zat padat. Untuk system koloid dengan medium pendispersi zat cair
atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan
partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala
arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi
cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang
menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau
gerak Brown.
Semakin
kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula,
semakin besar ukuran partikel kolopid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi.
Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak
ditemukan dalam zat padat (suspensi).
Gerak
Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka
semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium
pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase
terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu
system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.
3.
Adsorpsi koloid
Apabila partikel-partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka
pertikel-partikel zat cair atau gas tersebut akan terakumulasi pada permukaan
zat padat tersebut. Fenomena ini disebut adsorpsi. Beda halnya dengan absorpsi. Absorpsi adalah
fenomena menyerap semua partikel ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya,
melainkan di dalam sol padat tersebut.
Partikel
koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada
permukaannya, baik partikel netral atau bermuatan (kation atau anion)
karena mempunyai permukaan yang sangat luas.
4.
Muatan Koloid Sol
Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid
pasti mempunyai muatan sejenis (positif atau negatif). Oleh karena muatannya sejenis, maka terdapat gaya
tolak menolak antar partikel koloid. Hal ini mengakibatkan partikel-partikel
tersebut tidak mau bergabung sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid.
Namun demikian, system koloid secara keseluruhan bersifat netral karena
partikel-partikel koloid yang bermuatan ini akan menarik ion-ion dengan muatan
berlawanan dalam medium pendispersinya. Berikut ini adalah penjelasannya:
a.
Sumber Muatan Koloid Sol
Partikel-partikel koloid mendapat muatan listrik melalui dua cara, yaitu dengan
proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel.
d. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
e. Koloid
Liofil dan Koloid Liofob
Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan.
Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan.
Koloid
Liofil:
|
sistem
koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium
pendispersinya.
Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat |
Koloid
Liofob:
|
sistem
koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium
pendispersinya.
Contoh: sol belerang, sol emas. |
0 komentar:
Posting Komentar