CARA PENGUKURAN KELAS


CARA PENGUKURAN KELAS
BAB I
                                                   PENDAHULUAN           

1.1    Pengantar
Taksonomi adalah usaha pengelompokan sesuatu yang disusun dan dianut berdasarkan ciri-ciri tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan terkenal dengan taksonomi tujuan pembelajaran. Dasar diperlukan taksonomi tujuan pembelajaran adalah :
1.    Perlu adanya penjelasan terminologi tujuan yang digunakan dalam tujuan pembelajaran sebab tujuan ini berfungsi untuk memberikan arah kepada proses belajar dan menentukan prilaku yang dianggap sebagai  bukti hasil belajar.
2.    Sebagai alat yang dapat membantu guru dalam mendeskripsikan dan menyusun tes, teknik penilaian.
Taksonomi Bloom sangat dikenal di Indonesia  dan paling banyak digunakan dalam menyusun tujuan pembelajaran. BS Bloom mengelompokan tujuan dalam domain kognitif kedalam enam kategori. Keenam kategori ini mencakup kompetensi keterampilan intelektual dari yang sederhana sampai yang paling kompleks. Keenamnya bersifat hierarkhis. Artinya tujuan pada tingkatan yang tinggi dapat dicapai bila tujuan pada tingkat dibawahnya (rendah) telah dikuasai.
 1.2  Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan agar mahasiswa mampu menerapkan kata kerja operasional dalam tujuan pembelajaran kognitif.
1.3        Rumusan Masalah
1.    Apa saja kata kerja operasional dalam ranah kognitif?
2.    Apa ciri-ciri setiap tingkatan ranah kogniti?
Bagaimana penggunaan kata kerja operasional dalam ranah kognitif?
 
BAB II
PEMBAHASAN
 Ada tiga ranah atau domain besar yang terletak pada tujuan tingkat taksonomi, yaitu :
1.      Ranah kognitif (cognitive domain)
2.      Ranah afektif (affective domain)
3.      Ranah psikomotor  (psychomotor domain).
Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik.

2.1            Ranah Kognitif

2.1.1   Prinsip Ranah Kognitif

Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Aspek kognitif dalam pendidikan merupakan aspek yang berkaitan dengan pengetahuan. Artinya kegiatan belajar mengajar bertujuan menambah tingkat pengetahuan dan wawasan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Aspek kognitif dapat ditelusuri darisuatu keadaan dimana siswa mendapatkan penambahan pengetahuan dari yang semula tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Beberapa prinsip didalamnya adalah :
*      Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu
*      Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu
*      Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai
*      Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui.












2.1.2      Tingkatan Ranah Kognitif, Ciri-Cirinya, dan Penggunaan Kata Kerja Operasional.
Ranah kognitif mempunyai enam tingkat/hasil belajar yaitu :
1.    Pengetahuan (knowledge)
Merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari (Recall data or information). Tingkatan ini merupakan tingkatan yang paling rendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Kemampuan yang dimiliki hanya kemampuan menangkap informasi kemudian menyatakan kembali informasi tersebut tanpa memahaminya. Tingkatan ini merupaka tingkata terendah tujuan ranah kognitif berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah, prinsip-prinsip dalam bentuk seperti mempelajari. Dalam pengenalan, siswa diminta untuk meilih salah satu dari sua atau lebih pilihan jawaban. Sedangka untuk pengingatan kembali siswa diminta untuk mengingat kembali salah satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana.
Ciri-cirinya:
a.    Jenjang belajar terendah
b.    Kemampuan mengingat fakta-fakta
c.    Kemampuan menghafalkan rumus, definisi, prinsip, prosedur
d.    Dapat mendeskripsikan
Contoh penggunaan kata kerja operasional C1:
No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Mendefinisikan
Siswa dapat mendefinisikan kembali konsep asam-basa menurut  Arrhenius.
2
Menyebutkan
Siswa mampu menyebutkan unsur-unsur golongan IA dalam tabel periodik.
3
Menghafal
Siswa mampu menghafal unsur-unsur VIII A dalam sistem periodik.

2.    Pemahaman (comprehension)
Merupakan kemampuan untuk memahami arti, interpolasi, interpretasi instruksi (pengarahan) dan masalah. Munaf (2001:69). Mengemukakan bahwa “pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berpikir dimana siswa dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui sesuatu hal dan melihatnya dari berbagai segi”. Pada tingkatan ini, selain hapal siswa juga harus memahami makna yang terkandung, misalnya dapat menjelaskan suatu gejala, dapat menginterpretasikan grafik, bagan atau diagram serta dapat menjelaskan konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri.
Tingkatan ini merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami/mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lain. Dalam pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.
Ciri-cirinya: 
a.    Mampu menerjemahkan (pemahaman terjemahan)
b.    Mampu menafsirkan, mendeskripsikan secara verbal
c.    Pemahaman ekstrapolasi
d.    Mampu membuat estimasi

Contoh penggunaan kata kerja operasional C2:
No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Menjelaskan
Siswa dapat menjelaskan tentang beberapa reaksi penetralan asam-basa.
2
Mendiskusikan
Siswa dapat mendiskusikan tentang kegunaan asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari.
3
Menggolongkan
Siswa dapat menggolongkan sejumlah larutan ke dalam larutan asam maupun larutan basa.
4
Membandingkan
Siswa mampu membandingkan sifat koligatif larutan non-elektrolit dan larutan elektrolit.
5
Membedakan
Siswa mampu membedakan yang termasuk larutan asam/basa kuat dengan larutan asam/basa lemah.

3.    Penerapan (application)
Merupakan kemampuan untuk menggunakan konsep dalam situasi baru atau pada situasi konkret. Tingkatan ini merupakan jenjang yang lebih tinggi dari pemahaman. Kemampuan yang diperoleh meliputi kemampuan untuk menerapkan prinsip, konsep, teori, hukum maupun metode yang dipelajarinya dalam situasi baru. Tingkatan ini merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dengan situasi konkret dan.atau situasi baru. Untuk penggunaan atau penerapan, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih generalisasi/abstraksi tertentu ( konsep, hokum , dalil, aturan, gagsan , cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar. Ciri-cirinya :
a.    Kemampuan menerapkan materi pelajaran dalam situasi baru
b.    Kemampuan menetapkan prinsip atau generalisasi pada situasi baru
c.    Dapat menyusun problema-problema sehingga dapat menetapkan generalisasi
d.    Dapat mengenali hal-hal yang menyimpang dari prinsip dan generalisasi
e.    Dapat meramalkan sesuatu yang akan terjadi berdasarkan prinsip dan generalisasi
f.      Dapat menetukan tindakan tertentu berdasarkan prinsip dan generalisasi
g.    Dapat menjelaskan alasan penggunaan prinsip dan generalisasi.

Contoh penggunaan kata kerja operasional C3:
No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Memanfaatkan
Siswa dapat memanfaatkan bahan-bahan alam sebagai indikator asam-basa alami.
2
Menentukan
Siswa dapat menentukan persamaan laju reaksi melalui percobaan.
3
Menghitung
Siswa mampu menghitung konsentrasi larutan dan orde reaksi dalam suatu reaksi kimia.
4.    Analisis (analysis)
Merupakan kemampuan untuk memilah materi atau konsep kedalam bagian-bagian sehingga struktur susunannya dapat dipahami. Dengan analisis diharapkan seorang siswa dapat memilah integritas menjadi bagian-bagian yang lebih rinci atau lebih terurai dan memahami hubungan-hubungan bagian-bagian tersebut satu sama lain. Tingkatan ini maerupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian-bagian yang menjadi unsure pokok. Untk analisis, siswa diminta untuk menganalisis hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep-konsep dasar.
Ciri-cirinya :
a.      Dapat memisah-misahkan suatu integritas menjadi unsure-unsur, menghubungkan antarunsur, dan mengorganisasikan prinsip-prinsip
b.      Dapat mengklasifikasikan prinsip-prinsip
c.      Dapat meramalkan kualitas/kondisi dan sifat-sifat khusus tertentu
d.      Mengetengahkan pola tata hubungan atau sebab-akibat
e.      Mengenal pola dan prinsip-prinsip organisasi materi yang dihadapi
f.       Meramalkan dasar sudut pandangan atau kerangka acuan dari materi

Contoh penggunaan kata kerja operasional C4:
No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Memecahkan
Siswa mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan kesetimbangan kimia.
2
Menguji
Siswa mampu menguji kekuatan suatu larutan asam maupun basa.
3
Mengaitkan
Siswa dapat mengaitkan hubungan antara bentuk molekul dengan kepolarannya.

5.    Sintesis (synthesis)
Merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan baian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Munaf (2001:73) menyatakan bahwa kemampaun sintesis merupakan kemampaun menggabungkan bagian-bagian (unsur-unsur) sehingga terjelma pola yang berkaitan secara logis atau mengambil kesimpulan-kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu sama lainnya. Kemampuan ini misalnya dalam merencanakan eksperimen, menyusun karangan, menggabungkan objek-objek yang memiliki sifat sama ke dalam suatu klasifikasi. Tingkatan ini merupakan kemampuan menggabungkan unsure-unsur pokok ke dalam struktur yang baru. Dalam sintesis, siswa diminta untuk melakukan generalisasi.
Ciri-cirinya :
a.    Menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi satu keseluruhan
b.    Dapat menemukan  hubungan yang unik
c.    Dapat merencanakn langkah yang konkret
d.    Dapat mengabstraksikan suatu gejala, hipotesa, hasil penelitian dan sebagainya.
Contoh penggunaan kata kerja operasional C5:
No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Merumuskan
Siswa mampu merumuskan kembali persamaan gas ideal.
2
Mengkombinasikan
Siswa mampu mengkombinasikan beberapa indikator universal untuk menetukan sifat suatu larutan.
3
Menciptakan
Siswa mampu menciptakan sistem koloid sederhana.
4
Merencanakan
Siswa dapat merencanakan prosedur pembuatan ester dari asam karboksilat dan alkohol.

6.    Penilaian (evaluation)
Merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan (penilaian) terhadap suatu situasi, nilai-nilai atau ide-ide. Kemampuan ini merupakan kemampuan tertinggi dari kemampuan lainya. Evalusi adalah kemampuan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, materi dan kriteria tertentu. Untuk dapat membuat suatu penilaian, seseorang harus memahami, dapat menerapkan, menganalisis dan mensintesis terlebih dahulu. Tingkatan ini merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud atau tujuan tertentu. Dalam evaluasi, siswa diminta untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai suatu kasus.
Ciri-cirinya :
a.    Dapat menggunakan kriteria internal dan kriteria eksternal
b.    Evaluasi tentang ketetapan suatu karya/dokumen (kriteria internal)
c.    Evaluasi tentang keajegan dalam memberikan argumentasi (kriteria internal)
d.    Menentukan nilai/sudut pandang yang dipakai dalam mengambil keputusan (kriteria internal)
e.    Mengevaluasi suatu karya dengan kriteria eksternal
f.      Membandingkan sejumlah karya dengan sejumlah kriteria eksternal

Contoh penggunaan kata kerja operasional C6:
No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Menafsirkan
Siswa dapat menafsirkan hasil percobaan mengenai normalitas asam oksalat.
2
memutuskan
Siswa mampu memutuskan reaktan-reaktan yang diperlukan untuk mensintesis suatu produk yang diinginkan
3
Mengoreksi
Siswa mampu mengoreksi kesalahan yang terjadi pada setiap percobaan.

2.1.3      Contoh Penilaian Ranah Kognitif, Cara Pengukuran, dan Alat Ukurnya.
1.    Tujuan Pembelajaran Kognitif :
·         Siswa dapat menjelaskan pengertian larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
·         Siswa dapat menyebutkan sifat – sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan hasil percobaan
·         Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan larutan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
·         Siswa dapat menjelaskan penyebab larutan elektrolit mampu menghantarkan arus listrik.
·         Siswa dapat menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
·         Siswa dapat menuliskan persamaan reaksi ionisasi dari senyawa elektrolit.
2.    Metode Pembelajaran
            Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan eksperimen.
3.    Langkah – Langkah Pembelajaran
A.    Kegiatan Awal ( ± 10 menit )
· Guru Mengemukakan tujuan pembelajaran guna memotivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
· Guru menyinggung sedikit tentang sifat hantaran listrik dari logam yang dipelajari dalam pelajaran fisika
· Guru mengingatkan kembali kepada siswa materi pelajaran tentang larutan

B.   Kegiatan Inti (± 75 menit )
· Guru menjelaskan pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit
· Guru memberikan beberapa contoh larutan elektrolit dan non elektrolit
· Guru menjelaskan penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik berdasarkan teori ion svante Arrhenius
· Guru menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar dengan beberapa contoh
· Guru menjelaskan kepada siswa tentang larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit
· Guru menjelaskan secara umum sifat-sifat hantaran listrik dari larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit
· Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara random
· Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan dalam kelompok
· Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil diskusi kelompok secara individu
· Guru meminta kepada seluruh kelompok agar membawa bahan-bahan percobaan larutan elektrolit dan non elektrolit  untuk pertemuan selanjutnya.

C.   Kegiatan Akhir ( ± 5 menit )
Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang telah dipelajari.

4.    Alat / Bahan / Sumber Belajar
·      Buku Kimia SMA Kelas XB Penerbit Erlangga
·      Lembar Kerja Siswa

5.    Penilaian
Untuk penilaian kognitif diperoleh berdasarkan lembar kerja siswa.


6.    Lembar Kerja Siswa (LKS)
Diskusikan dengan kelompok mengenai beberapa pertanyaan berikut ini!
1.      Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik, sedangkan larutan nonelektrolit tidak?
2.      Mengapa NaCl dalam bentuk padat tidak menghantar listrik?
3.      Tentukan apakah zat berikut ini dapat menghantarkan listrik:
a)     Logam Aluminium
b)     Kristal NaCl
c)     Lelehan NaCl
d)     Larutan NaCl
e)     Larutan asam asetat
f)       Kristal gula
g)     Larutan gula
h)     Larutan H2SO4

7.    Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
1.   Karena larutan elektrolit mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus listrik melalui larutan. Sedangkan Adapun zat non elektrolit dalam larutan tidak terurai menjadi ion-ion tetapi tetap berupa molekul.
2.   Karena dalam kristal (padatan), ion-ion tidak dapat bergerak bebas melainkan diam pada tempatnya.
3.   Zat-zat berikut yang dapat menghantarkan arus listrik adalah:
a)      Aluminium (dapat menghantarkan arus listrik)
b)      Kristal NaCl (tidak dapat menghantarkan arus listrik)
c)      Lelehan NaCl (dapat menghantarkan arus listrik)
d)      Larutan NaCl (dapat menghantarkan arus listrik)
e)      Larutan asam asetat (dapat menghantarkan listrik tetapi sangat lemah)
f)       Kristal gula (tidak dapat menghantarkan arus listrik)
g)      Larutan gula (tidak dapat menghantarkan arus listrik)
h)      Larutan H2SO4 (dapat menghantarkan arus listrik)


2.2       Ranah Afektif
2.2.1     Prinsip Ranah Afektif

Aspek afektif dalam pendidikan merupakan aspek yang berkaitan dengan perasaan, ini berarti terhadap materi pelajaran yang disampaikan siswa meresponnya dengan berbagai ekspresi yang mewakili perasaan mereka. Suatu pelajaran tertentu misalnya akan memancing terbentuknya rasa senang, sedih atau berbagai ekspresi perasaan yang lainnya. Secara konseptual maupun emprik, diyakini bahwa aspek afektif memegang peranan yang sangat penting terhadap tingkat kesuksesan seseorang dalam bekerja maupun kehidupan secara keseluruhan. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotorik dipengaruhi oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tertentu sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupun para guru sadar akan hal ini,namun belum banyak tindakan yang dilakukan guru secara sistematik untuk meningkatkan minat siswa.
Pembelajaran afektif berbeda dengan pembelajaran intelektual dan keterampilan, karena segi afektif sangat bersifat subjektif, lebih mudah berubah, dan tidak ada materi khusus yang harus dipelajari. Hal-hal diatas menuntut penggunaan metode mengajar dan evaluasi hasil belajar yang berbeda dari mengajar segi kognitif dan keterampilan.

2.2.2      Tingkatan Ranah Afektif, Ciri-Cirinya, dan Penggunaan Kata Kerja Operasional.
Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang dahulu sering disebut perkembangan emosional dan moral. Ranah afektif mempunyai lima  tingkat/hasil belajar yaitu :
1.    Menerima/menaruh perhatian terhadap nilai tertentu (receiving)
Merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang meningkat secara lebih aktif. Dalam menerima, siswa diminta untuk menunjukkan kesadaran, kesedian untuk menerima, dan perhatian untuk terkontrol atau terpilih. Ciri-cirinya :
ü  Aktif menerima dan sensitif (tanggap) dalam menghadapi gejala-gejala (fenomena)
ü  Siswa sadar tetapi sikapnya pasif terhadap stimulus
ü  Siswa sedia menerima, pasif terhadap fenomena tetapi sikapnya mulai aktif
ü  Siswa mulai selektif, artinya sudah aktif melihat dan memilih

No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Memilih
Siswa dapat memilih materi kimia yang dianggap mudah.
2
Mempertanyakan
Siswa dapat mempertanyakan hal-hal yang dianggap sulit dalam konsep asam-basa.
3
Mengikuti
Siswa mampu mengikuti proses belajar dengan baik di dalam kelas.
4
Memberi
Siswa mampu member pertanyaan terhadap materi yang disampaikan guru di kelas.

2.    Merespons (responding)
Merupakan kesempatan untuk menanggapi stimulant dan merasa terikat serta  secara aktifmemperhatikan. Untuk merespon, siswa diminta untuk menunjukkan persetujuan kesediaan, dan kepuasan dalam merespon. Ciri-cirinya :
ü  Bersedia menerima, menanggapi dan aktif menyeleksi reaksi
ü  Compliance (manut) mengikuti sugesti dan patuh
ü  Sedia menanggapi atau merespon
ü  Puas dalam menanggapi

No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Menjawab
Siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru tentag sifat koligatif larutan.
2
Mengajukan
Siswa mampu mengajukan pertanyaan tentang sifat-sifat fisis unsur golongan IA.
3
Menolak
Siswa mampu menolak penjelasan temannya yang dianggap kurang benar melalui diskusi kelompok di kelas.
4
Menampilkan
Siswa dapat menampilkan konsep asam-basa yang diketahuinya di depan kelas.
5
Melaporkan
Siswa dapat melaporkan gejala-gejala yang ia temui tentang sifat-sifat kimia unsure.
6
Membantu
Siswa dapat membantu temannya dalam memahami konsep teori asam-basa.

3.    Menghargai / Menilai (valuing)
Merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan  sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencari jalan begaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi.  Dalam menilai, siswa dituntut untuk menunjukkan penerimaan terhadap nilai, kesukaran terhadap nilai, dan keterikatan terhadap nilai. Ciri-cirinya :
ü  Sudah mulai menyusun/memberikan persepsi tentang obyek/fenomena
ü  Menerima nilai (percaya)
ü  Memilih nilai/seleksi nilai
ü  Memiliki ikatan batin (memiliki keyakinan terhadap nilai)

No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Menafsirkan
Siswa dapat menafsirkan hasil percobaan mengenai normalitas asam oksalat.
2
Memutuskan
Siswa mampu memutuskan reaktan-reaktan yang diperlukan untuk mensintesis suatu produk yang diinginkan
3
Mengoreksi
Siswa mampu mengoreksi kesalahan yang terjadi pada setiap percobaan.

4.    Organisasi (organization)
Merupakan kemampuan untuk membentuk suatu system nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya. Untuk menunjukkan kemampuan mengorganisasi ini, siswa diminta untuk mengorganisasikan nilai-nilai ke suatu organisasi yang telah besar. Ciri-cirinya :
ü  Pemilikan sistem nilai
ü  Aktif mengkonsepsikan nilai dalam dirinya
ü  Mengorganisasikan sistem nilai (menjaga agar nilai menjadi aktif dan stabil).
No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Mengelola
Siswa mampu mengolah data-data hasil percobaan menjadi informasi yang tepat.
2
Menata
Siswa dapat menata alat-alat percobaan dengan benar
3
Membentuk pendapat
Siswa dapat membentuk pendapat dari hasil percobaan yang telah dilakukan

5.    Karakteristik suatu nilai atau perangkat nilai-nilai (Characterization by a value or value complex)
Merupakan kemampuan untuk mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu merespons, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan. Dalam karaterisasi ini, siswa diminta untuk menunjukkan kemampuannya dalam menjelaskan, memberikan batasan, dan/atau mempertimbangkan nilai-nilai yang direspon. Ciri-cirinya :
ü  Menyusun berbagai macam sistem nilai menjadi nilai yang mapan dalam dirinya
ü  Predisposisi nilai (terapan dan pemilikan sistem nilai)
ü  Karakteristik pribadi, atau internalisasi nilai (nilai sudah menjadi bagian yang melekat dalam pribadinya)

No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Mendengarkan
Siswa dapat mendengarkan dengan baik penjelasan dari guru
2
Menunjukkan
Siswa dapat menunjukkan sifat-sifat koligatif larutan
3
Membuktikan
Siswa dapat membuktikan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
4
Memecahkan
Siswa dapat memecahkan soal-soal stoikiometri

2.2.3      Contoh Penilaian Ranah Afektif, Cara Pengukuran, dan Alat Ukurnya.
1.    Tujuan Pembelajaran Afektif
1.    Siswa mengajukan pertanyaan tentang materi tori tumbukan
2.    Siswa mampu menjawab/menanggapi pertanyaan tentang teori tumbukan yang diberikan guru dengan benar.
3.    Siswa mampu menyampaikan ide/pendapatnya tentang teori tumbukan
4.    Siswa mampu mendengarkan pendapat orang lain tentang teori tumbukan.
5.    Siswa mampu mengerjakan tugas seputar teori tumbukan yang diberikan oleh guru dengan baik.
2.    Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi informasi.
3.  Langkah-Langkah Pembelajaran :
       A. Pendahuluan ( ± 3 menit )
1.    Mengkomunikasikan garis besar tujuan pembelajaran yang akan  dipelajari
2.    Mengingatkan kembali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3.    Memotivasi siswa dengan menayangkan transparansi tentang “Gambar kemungkinan terjadinya tumbukan.

       B. Kegiatan Inti (12 menit)
1.   Mempresentasikan materi pembelajaran (faktor–faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan teori tumbukan)   dengan menggunakan media infokus.
2.   Melakukan evaluasi dengan meminta beberapa orang siswa untuk menjelaskan kembali tentang materi yang sudah dijelaskan  di depan kelas.
3.   Memberikan penghargaan kepada siswa yang menunjukkan pemahaman  dan nilai yang baik.

      C.  Penutup ( ± 5 menit)
          1. Melibatkan siswa merangkum butir-butir penting materi pembelajaran dengan mengacu pada tujuan pembelajaran.

5.   Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
              - Buku-buku kimia
              - Media Infokus
       
6.  Penilaian
       Penilaian afektif dilakukan dengan mengamati sikap dan tingkah laku siswa di dalam kelas selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung melalui pengisian lembar penilaian afektif seperti dibawah ini :



Lembar Penilaian Afektif
Satuan Pendidikan        : SMA Nurul Falah Pekanbaru
Mata Pelajaran              : Kimia
Kelas / Semester          : X / 2

No.
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Ket
1
2
3
4
5

























Aspek yang dinilai :
1.   Berada dalam tugas
2.   Mengajukan pertanyaan
3.   Menjawab dan menganggapi pertanyaan
4.   Menyampaikan pendapat
5.   Mendengarkan pertanyaan dan jawaban dari orang lain

Nilai:
A  = amat baik (bila semua aspek dilaksanakan)
B  = baik (bila 4 aspek dilaksanakan)
C  = cukup (bila 3 aspek dilaksanakan)
D  = kurang (bila 2 aspek dilaksanakan)
E  = sangat kurang (bila 1 aspek dilaksanakan)

2.3            Ranah Psikomotorik
2.3.1    Prinsip Ranah Psikomotorik
Aspek psikomotorik dalam pendidikan merupakan aspek yang berhubungan dengan tindakan atau perilaku yang ditampilkan anak didik setelah menerima suatu materi tertentu, artinya mereka bertindak atau berprilaku berdasarkan pengetahuan dan perasaan sesuai atau berdasarkan pengembangan sendiri dari yang disampaikan pendidik.
Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsure motoris. Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan ketrampilan  motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan.
Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan ketrampilan motorik, manipulasi benda, atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dn koordinasi badan.  Kibler, Barket, dan Miles (1970) mengemukakan taksonomi ranah tujuan psikomotorik sebagai berikut :

1.    Gerakan tubuh yang mencolok
Merupakan kemampuan gerakan tubuh yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan, dan ketepatan tubuh yang mencolok. Untuk gerakan tubuh yang mencolok, siswa harus mampu menunjukkan gerakan yang menggunakan kekuatan tubuh, gerakan yang memerlukan kecepatan tubuh, gerakan yang memerlukan ketepatan posisi tubuh , atau gerakan yang memerlukan kekuatan, kecepatan dan / atau ketepatan gerakan tubuh.

2.    Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan
Merupakan ketrampilan yang berhubungan dengan urutan atau pola dari gerakan yang dikoordinasikan , biasanya berhubungan dengan gerakan mata, telinga, dan badan. Dalam gerakan yang dikoordinasikan, siswa harus mampu menunjukkan gerakan-gerakan  berdasarkan gerakan yang dicontohkan, dan/atau gerakan yang diperintahkan secara lisan.

3.    Perangkat komunikasi nonverbal
Merupakan kemampuan mengadakan komunikasi tanpa kata. Dalam perangkat komunikasi nonverbal ini, siswa  diminta untuk menunjukkan kemampuan berkomunikasi menggunakan bantuan gerakan tubuh dengan atau tanpa menggunakan alat bantu. Komunikasi yang dilakukan benar-benar tidak menggunkan bantuan kemampuan verbal.


4.    Kemampuan berbicara.
Merupakan kemampuan yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan. Untuk  kemampuan berbicara, siswa harus mampu menunjukkan kemahirannya memilih dan menggunakan kata atau kalimat sehingga informasi, ide, atau yang dikomunikasikannya dapat diterima secara mudah oleh pendengarnya.

2.3.2    Tingkatan Ranah Afektif, Ciri-Cirinya, dan Penggunaan Kata Kerja Operasional.
Ranah psikomotor mempunyai tujuh tingkat/hasil belajar yaitu :
1.    Pengamatan (perception), ciri-cinya :
a.   Mengenal obyek melalui pengamatan indrawi
b.   Mengolah hasil pengamatan (dalam fikiran)
c.   Melakukan seleksi terhadap obyek (pusat perhatian)
2.    Kesiapan (set), ciri-cirinya :
a.   Mental set atau kesiapan mental untuk bereaksi
b.   Physical set atau kasiapan fisik untuk bereaksi
c.   Emotional set atau kesiapan emosi/perasaan untuk bereaksi
3.    Memandu tanggapan (guided response)
a.   Melakukan imitasi (peniruan)
b.   Melakukan trial end error (coba-coba salah)
c.   Pengembangan respon baru
4.    Mekanisme (mechanism), ciri-cirinya :
a.   Mulai tumbuh performance skill dalam berbagai bentuk
b.   Respon-respon baru muncul dengan sendirinya

5.    Memberi tanggapan terang yang kompleks (complex overt response), ciri-cirinya :
a.   Sangat terampil (skillfull performance) yang digerakkan oleh aktivitas motoriknya
6.    Penyesuaian (adaptation), ciri-cirinya :
a.   Pengembangan keterampilan individu untuk gerakan yang dimodifikasi
b.   Pada tingkat yang tepat untuk menghadapi problem solving
7.    Gerakan trampil (origination), ciri-cirinya:
a.   Mampu mengembangkan kreativitas gerakan-gerakan baru untuk menghadapi bermacam-macam situasi atau problema-problema yang spesifik.

Penerapan Kata Kerja Operasional Dalam Ranah Psikomotor (Praktik)
Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Adapun kategori dalam ranah psikomotor; (a) Peniruan, (b) Manipulasi, (c) Pengalamiahan, (d) Artikulasi.
1.    Peniruan
No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Menggabungkan
Siswa dapat menggabungkan beberapa konsep tentang reaksi redoks.
2
Mengumpulkan
Siswa mampu mengumpulkan fakta-fakta tentang penyebab terjadinga korosi.
3
Membersihkan
Siswa mampu membersihkan peralatan percobaan dengan baik dan benar.

2.     Manipulasi
No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Mendemonstrasikan
Siswa mampu mendemonstrasikan cara pembuatan koloid
2
Merancang
Siswa mampu merancang percobaan tentang sifat koligatif larutan
3
Melatih
Siswa mampu melatih keterampilan mengggunakan alat dalam percobaan
4
Mencampur
Siswa mampu mencampur senyawa asam basa dalam percobaan titrasi asam basa
5
Mengisi
Siswa mampu mengisi zat kedalam tabung reaksi menggunakan pipet tetes

3.    Pengalamiahan
No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Memproduksi
Siswa dapat memproduksi sabun sederhana dari lemak.
2
Mencampur
Siswa mampu mencampur berbagai macam zat sehingga mendapatkan hasil reaksi yang diinginkan.
3
Mengoperasikan
Siswa mampu mengoperasikan berbagai alat percobaan kimia dengan baik dan benar.

4.    Artikulasi
No.
Kata Kerja
Kalimat
1
Membentuk
Siswa dapat membentuk strategi belajar yang tepat dalam kelompok
2
Menggunakan
Siswa mampu menggunakan alat-alat percobaan dengan benar dan terampil.
3
Menimbang
Siswa mampu menimbang zat-zat yang akan digunakan dalam percobaan dengan benar dan tepat.


2.3.3    Contoh Penilaian Ranah Psikomotorik, Cara Pengukuran, dan Alat Ukurnya.
1.      Tujuan Pembelajaran
a.    Siswa dapat terampil dalam melakukan percobaan tentang 2 hal yang mempengaruhi laju reaksi.
b.    Siswa mampu menyebutkan 4 hal yang dapat mempengaruhi laju reaksi
c.    Siswa dapat membuat grafik hubungan antara pengaruh konsentrasi dengan laju reaksi (1/t )
2.    Materi Ajar : Laju Reaksi
3.    Metode  Pembelajaran  : Eksperimen
4.    Langkah – langkah pembelajaran
  1. Kegiatan awal ( 10 menit )
1.    Mengkomunikasikan garis besar tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
2.    Mengingatkan kembali tentang konsep laju reaksi serta kemolaran suatu zat.


B. Kegiatan inti
1.    Guru meminta siswa duduk dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru (secara kooperatif) dan membagikan LKS pada masing-masing kelompok Satu kelompok 1 LKS diskusikan 5 menit dalam kelompok.
2.    Guru meminta masing-masing kelompok untuk mengambil alat dan bahan percobaan.
3.    Guru membimbing kelompok melakukan pengamatan, mengumpulkan, mengorganisasikan data, dan mengajukan pertanyaan kepada siswa.
4.    Melakukan evaluasi formatif dengan cara meminta salah satu kelompok mempresentasikan pekerjaan dan hasil diskusi kelompoknya serta meminta kelompok lain untuk menanggapinya atau mengajukan pertanyaan.
5.    Mengumpulkan pekerjaan kelompok siswa dan menilainya
6.    Memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang menunjukkan kinerja dan nilai yang baik.
C. Penutup ( 20 menit)
1.    Melibatkan siswa merangkum butir – butir penting materi pembelajaran dengan mengacu pada tujuan pembelajaran.
2.    Kuis
5.    Alat  / bahan / Sumber belajar
- Buku – Buku Kimia
- Alat dan Bahan Percobaan
6.    Penilaian
Penilaian  psikomotor dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dan mengisi lembar pengamatan.

PERCOBAAN LAJU REAKSI
Tujuan :
a.   Mengamati waktu yang digunakan zat untuk cepat bereaksi ( reaktan habis )
b.   Mengamati pengaruh konsentrasi reaktan, luas permukaan sentuh terhadap laju reaksi.


Alat dan Bahan :
A. Untuk Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
Alat        :  Pengukur waktu, Pisau.                          
Bahan    :  Cangkang Telur/ Kulit Kerang,  HCl 1M, 0,5M, 0,3M @5ml

B. Untuk Pengaruh Permukaan Sentuh Terhadap Laju Reaksi
Alat          : Gelas ukur 10 mL, alat pengukur waktu
Bahan      : Larutan HCl 3M 10Ml, Kulit Telur Halus & Keping 1 gram

Prosedur Kerja :
A. Untuk pengaruh konsentrasi pelarut .
1. Disiapkan 4 keping ( 1 spatula ) batu pualam yang kira- kira sama besar dan masukkan kedalam balon.
2. Isilah Erlenmeyer dengan HCl 2M 10 ml. Ikatkan balon pada erlenmayer, tumpahkan isi balon ( pualam ) catat waktu yang diperlukan untuk menghabiskan keping pualam/ sampai balon tegak berisi gas.
4. Lakukan cara yang sama untuk HCl 1M
A.1 Tabel Pengamatan
No
Konsentrasi HCl ( M )
Waktu yang diperlukan ( detik )
1
2
....
2
1
….
  A.2 . Tugas Dan Pertanyaan
1.    Buatlah grafik hubungan antara konsentrasi HCl dengan 1/t.
2.    Bagaimana pengaruh konsentrasi HCl pada reaksi antara batu pualam dengan HCl ?

B. Untuk pengaruh luas permukaan sentuh terhadap laju reaksi
1.    Masukkan 3 gram serbuk batu pualam kedalam balon.sementara itu , kedalam kaki yang lain 5ml HCl 2 M. Kemudian reaksikan kedua zat itu.catat waktu untuk menghabiskan serbuk pualam.
2.    Ulangi percobaan diatas dengan menggunakan satu keping batu pualam.
B.1 Tabel Pengamatan
No
Konsentrasi HCl ( M )
Batu pualam 1 g
Waktu ( detik)
1
1
....
....
2
2



D. Pertanyaan
1.    Bagaimana pengaruh luas permukaan sentuh batu pualam terhadap laju reaksi? Jelaskan!  

PENILAIAN PSIKOMOTOR
Nama Sekolah         : MAN 1 Pekanbaru
Mata pelajaran         : KIMIA
Kelas / semester     : XI IPA 1/ 1

No
Nama Siswa
Psikomotor Yang  Dinilai
Total
1
2
3



















Keterangan :
a.      Mengukur volume hcl yang bening dengan tepat ( batas atas )
b.      Menakar / menimbang pualam
c.      Membersihkan alat.

Nilai:
A            = Amat Baik
B            = Baik
C= Cukup
D= Kurang
E            = Sangat Kurang

BAB III
PENUTUP


3.1    Kesimpulan
Taksonomi merupakan salah satu dari tiga tujuan pendidikan yang didasarkan atas tingkah laku. Ada tiga ranah atau domain besar yang terletak pada tujuan tingkat no. 2 yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu :
1.    Ranah kognitif (cognitive domain)
2.    Ranah afektif (affective domain)
3.    Ranah psikomotor  (psychomotor domain).

Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik.

3.2 Saran
Bagi semua calon guru/pendidik disarankan untuk mempelajari dan memahami lebih dalam lagi mengenai tingkatan berpikir anak didik. Hal ini dikarenakan anak didik yang dalam perkembangannya masih perlu diarahkan sehingga aspek kognitif , afektif dan psikomotorik nya dapat berkembang dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Nasution ,S. 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

                . 1995. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Thoba, Chabib. 2003.  Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo

Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Website :

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.